「Chapter 11」

6.6K 961 54
                                    

Mingyu tak bisa lagi menahan ledakan tawanya setelah mendengar penjelasan dari Liam, maid pribadi Jeongguk yang ditugaskan untuk mengantarkan hadiah untuk calon tunangan tuannya itu.

Sebab ia tak menyangka sudah sejauh ini Jeongguk menggenggam pemuda Moyer didalam genggamannya. Ia kira Jeongguk tetap mempertahankan egonya untuk tidak perduli sama sekali. Yang ia tahu Jeongguk dahulu selalu acuh saat ia mulai membicarakan topik tentang Taehyung.

Ia juga tak menyangka perkataannya di ruang aula latihan waktu itu sangat mempengaruhi Jeongguk hingga seperti ini. Mingyu kembali tertawa hingga air matanya keluar dan perutnya menjadi keram.

“Coba kuhitung berapa banyak kau memakan perkataanmu sendiri?” Sungguh Mingyu masih setia dengan tawa menyebalkannya. Berujar susah payah ditengah-tengah tawa.

“Pertama kau menyuruhnya untuk tak berdekatan saat pertama kali bertemu..” Jari kelingkingnya ia turunkan– mulai menghitung, “lalu kau malah menariknya ke dalam rumah kacamu.”

Setelah itu menurunkan lagi jadi manisnya, “yang kedua kau menuduhnya melakukan hal-hal aneh dengan pria alpha lain tapi kau sendiri malah mencium tengkuknya didanau.”

“Aku tak menciumnya!”

“Oke, kau hanya menempelkan bibirku diatas kulit lehernya?” Seringai jahil tertarik dan semakin menambah kesan menyebalkan. “Itu jelas ciuman.”

“Terserah.”

“Dan yang ketiga kau bilang dia bukan urusanmu tetapi kau malah mengirimkan hadiah kalung pelindung itu padanya..” Sejenak Minggu bertepuk tangan, wajahnya penuh akan rasa kagum tapi Jeongguk tahu bahwa itu hanya main-main. Sifat jahilnya memang tak bisa lepas dari salah satu temannya itu.

“You eat your own shit, dude.”

“Fuck.” Jeongguk menanggapi dengan umpatan pula. Selama ia berada di teritorialnya dan hanya ada teman-temannya ia bebas berbicara apapun sesuka hati.

Ia menaruh guntingnya dengan asal, tak berselera lagi untuk meneruskan mengurus tanaman wisteria didepannya. Mereka sedang berada di rumah kaca milik Jeongguk. Terletak disudut paling dalam taman bunga milik mendiang Lady Eteara. Tetapi tak seperti milik ibunya, rumah kaca itu diisi oleh beragam tanaman beracun. Mulai dari foxglove, belladonna, water hemlock, hingga monkshood yang racunnya sering digunakan untuk melumuri bagian tajam anak panah saat berburu atau peperangan.

Jeongguk tak pernah takut terkena racun atau mati karena tanaman-tanaman itu. Dia punya teknik sihir yang membuat kekebalan tubuhnya meningkat, jadi tanaman beracun tersebut tak akan berefek apapun padanya.

Ia mencuci tangannya asal disebuah ember berisi air dan berniat kembali ke ruangannya.

Entah kenapa pikirannya selalu tertuju pada ruangan yang selalu menjadi tempat untuk Jeongguk menghabiskan sebagian waktunya. Ia menepis jauh-jauh bahwa Jeongguk sedang menunggu seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.

“Kau akan kembali?” Mingyu mengikuti langkah lebar Jeongguk.

“Hn..”

“Aku bertaruh sebentar lagi kau akan jatuh padanya, Jeongguk.” Sebelum mendapatkan respon dari Jeongguk, Mingyu sudah berlalu berbelok ke arah lorong yang berbeda.

“Kuanggap aku tak mendengarnya..” Jeongguk menggeleng tak habis pikir dan meneruskan langkahnya kembali.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
With You [KOOKV ABO]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang