Jeongguk terbangun karena hawa dingin yang tiba-tiba menerpa kulit tubuh atasnya yang tak tertutupi kain.
"Taehyung, kau lupa menutup jendelanya?" Jeongguk setengah berbisik dengan suara rendah. Pertanyaan itu dijawab dengan keheningan.
Tangannya lalu meraba area bagian samping dan mendapati kain sprei dingin. Ah, dia lupa.
Melirik ke arah jendela yang ternyata tak ia tutup kemarin sore. Bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah sana hanya memakai celana bahan yang tergantung asal dipinggangnya.
Akhirnya ia tak melanjutkan tidurnya hingga matahari perlahan beranjak naik. Ia bersiap lebih pagi untuk menemui Taehyung. Tidak akan berjalan baik jika dibiarkan tetap seperti ini. Ia harus memastikan sendiri apa yang sebenarnya terjadi pada omeganya itu.
"Tuan Charleton! Maaf menghentikan tujuan awalmu tapi ini darurat. Pasukan dari pack Redailuse berada di perbatasan Selatan. Perwakilannya bilang jika kau tetap naik tahta mereka akan menyerang kastil ini. Kau harus mendinginkan kepala mereka tuan, jika tidak peperangan akan terjadi."
Sejenak Jeongguk menatap lama ke arah lorong menuju satu kamar yang sedari tadi ingin sekali ia kunjungi.
Taehyung..
"¡Mierda!" Ia mengumpat. Pada keadaan yang membuat ia kesulitan, pada semua yang mempersulit jalannya. Mengucapkan janji didalam benaknya bahwa ia akan menyelesaikan masalah ini secepatnya dan jika Moon Goddess masih memberikannya kehidupan setelah pembelotan ini ia akan langsung menemui pemuda dengan senyuman cerahnya itu.
"Kumpulkan pasukan utama dan Liam, siapkan baju zirah dan pedangku."
Jeongguk dan pasukannya telah sampai diperbatasan daerah Selatan. Padang rumput hijau terhampar didepan mata mereka. Jeongguk dengan kuda hitamnya memimpin. Seorang pria datang dari belakang dan mensejajarkan posisi mereka."Kau terlambat Charleton. Kita sudah tak bisa mengusulkan negosiasi ditambah ayahmu tetap bungkam hingga sekarang."
Ia memandang balik tatapan tajam dari Gavin, ketua Pack dari keluarga Dyer. Tak menurunkan sedikitpun sorot matanya.
"Kau yakin hanya membawa 350 pasukan? Bahkan ini tak ada setengahnya dari pasukan pack Redailuse."
"Aku percaya pada kemampuan setiap anggota pasukan ku." Ucap Jeongguk tanpa menoleh. Ia bisa menjaminnya karena tangannya sendiri yang melatih mereka. Daripada menambahkan jumlah pasukan, akan jauh lebih menguntungkan jika ia menaikkan level keahlian mereka. Setidaknya itu juga bisa meminimalisir tumbangnya anggota karena hanya berbekal keahlian seadanya.
Ia menempa mereka dengan latihan pedang secara rutin dan ketat seakan rasanya gagang pedang mereka menyatu dengan kulit telapak tangan saking terbiasanya. Menghafal semua teknik gerakan yang diciptakan oleh Jeongguk lalu mengeksekusinya one by one.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [KOOKV ABO]✔
Fanfiction₊˚✧ Dua makhluk immortal lahir di masing-masing benua, tak memiliki garis bersinggungan sebelumnya namun memiliki ikatan lebih dari sekedar mate. ✧˚₊ Fanfiction Kookv Top!Jungkook Bottom!Tae NO GS (GenderSwitch) Cover by me Fanedit: Jungkook ©hisas...