「Chapter 42」

5.1K 763 83
                                    

Kedua telapak tangannya kini basah oleh keringatnya sendiri, mata ke-emasannya dengan awas mencari ke setiap sudut ruangan. Ia tak akan menyangka Noelle akan hilang secapat ini, padahal ia hanya berpaling sebentar untuk mengambil minuman untuk anak kecil itu.
 
Taehyung yakin jika Noelle tak akan pergi jauh namun tetap saja kastil semegah ini dan anak sekecil itu tentu membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk menemukannya. Ia telah meyakinkan Rosenna untuk kembali ke kamarnya karena malam semakin larut. Menyerahkan sepenuhnya pada Taehyung untuk mencari keberadaan adik kecilnya itu.

Mungkin memang benar apa yang dikatakan Lady Eleazar tadi untuk beristirahat dahulu lalu kembali dilanjutkan esok hari. Tetapi ia sendiri tak bisa mengenyahkan rasa khawatir dan raut wajah Noelle saat terakhir kali ia lihat. Jika ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya, bagaimana jika disuatu tempat anak itu sedang dalam bahaya dan membutuhkan pertolongannya. Taehyung jelas tak ingin menyesal dikemudian hari. Ia dan Noelle sudah terlanjur seperti tanaman dan air semenjak akhir-akhir ini. Berterima kasih kepada Rosenna yang dengan senang hati membawa makhluk menggemaskan itu untuk menghibur mereka.
 
J-jeongguk?
 
Memelankan langkah untuk menghilangkan sesak yang tiba-tiba hinggap didada kiri. Beralih mempertanyakan keadaan alphanya. Mencoba memanggil lewat mindlink dan sama sekali tak mendapatkan jawaban. Ia juga baru ingat ini sudah sangat telat dari jam tidur malamnya dan itu mungkin yang membuat Jeongguk cemas sembari mempertanyakan kemana saja ia selama seharian.
 
Taehyung memutar arah tujuannya,  melangkah menuju kamarnya dengan tangan tertaut. Sejenak menarik nafas dan menenangkan diri. Amat siap dengan apa yang menantinya didalam kamar mereka.
 
Saat pintu besar itu terbuka yang pertama kali Taehyung dapati adalah suasana hening dan lampu kamar yang masih menyala. Itu artinya Jeongguk masih belum tertidur dan ada kemungkinan jika alphanya itu sedang menunggunya kembali.
 
Dan betapa lemasnya ia saat mendapati dua tubuh yang tak pernah Taehyung bayangkan akan selekat itu, saling berpelukan. Menutup sebagian wajahnya tak percaya dengan pemandangan didepannya. Dan setelah itu mempertanyakan bagaimana mereka bisa bertemu dan berakhir seperti ini.
 
Taehyung mendekati mereka dan ikut duduk dibagian sofa yang masih kosong. Sejenak memperhatikan tidur nyenyak keduanya. Oh.. hangatnya.
 
“Ini bukan anakku, bebé. Percayalah.” Sebuah mindlink dari alphanya bisa Taehyung dengar didalam kepala.
 
Mencubit gemas paha suaminya itu. Padalah tanpa Jeongguk berbicara ngawur seperti itupun ia tahu jika anak kecil didalam pelukannya adalah adik dari Rosenna.
“Jadi kau tak tidur?’
 
“Aku terbangun saat kau membuka pintu seperti seorang pencuri.”
 
“Maaf..” Wajahnya berpaling namun telinganya terlihat  memerah menahan malu. “Aku hanya takut membangunkanmu yang mungkin sudah terlelap terlebih dahulu.”
 
“Itu tak mungkin, bahkan tanpa kita berhungan sex pun kau yang tertidur lebih awal daripada aku.”
 
“Jeongguk! Ada anak kecil disini..”
 
“Dia tak mungkin mendengarnya.” Membuka sebelah matanya dan iris jati itu memandang Taehyung, “sekarang bisa kau jelaskan dari mana hingga kau kembali selarut ini?”
 
“Aku seperti orang gila mencari anak kecil yang ada didadamu itu Jeongguk.” Sejenak menoleh pada Noelle yang tak terusik tidurnya sama sekali. “Ia hilang dari pandanganku dan kupikir aku tak akan menemukannya.”
 
“Bebé, kau berlebihan. Kenapa tak meminta bantuanku?”
 
“Aku tak ingin mengganggumu dan pekerjaanmu.”
“Bahkan anak ini sudah mengacaukan jam kerjaku seharian ini.” Taehyung dapat mendengar kekehan lucu dari perkataan alphanya barusan selain nada kesal. “Aku menemukannya didepan ruang kerjaku. Dia sendiri yang menabrakan tubuhnya padaku.”
 
“Benarkah?" Taehyung tertawa saat membayangkan perkataan Jeongguk barusan. “Mungkin ia hanya ingin bermain.”
 
“Hn.. anak ini sudah banyak sekali bermain dan berakhir tumbang seperti ini.” Melirik pada pucuk kepala berwarna perak itu. “Dan juga sekarang bahuku mati rasa.”
 
“Berikan padaku alpha. Biar kubaringkan diranjang.” Taehyung meraih tubuh yang lebih kecil itu. Memindahkan dari rengkuhan Jeongguk ke dalam rengkuhannya sendiri. Menyisir anak-anak rambut yang mengganggu wajahnya yang tenang dan damai.
 
Jeongguk membenarkan posisi duduknya, meluruskan tulang punggungnya dan melemaskan otot-otot bahu yang terasa kaku. Mata jatinya mencari keberadaan omeganya,  tak lama menemukan Taehyung yang terlihat membawa sekotak peralatan medis.
 
Duduk disamping tubuhnya, “Nah, nah kemarikan tangan kananmu.”
 
Tak perlu otak cerdas untuk mengerti kemana arah pembicaraan omeganya itu, Jeongguk yang tak banyak protes ataupun bertanya menyerahkan tangan kanannya untuk Taehyung obati.

With You [KOOKV ABO]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang