Part 1 (Dahyun)

416 42 0
                                    

Perkenalkan namaku Kim Dahyun, hari ini aku dan kedua sahabatku Kang Hyewon dan Lee Chaeyeon, merencanakan liburan setelah cuti kuliah kami baru saja disetujui. Kami sepakat akan bertemu disebuah kafe yang baru saja diresmikan beberapa hari yang lalu.

Kring... Kring... Bunyi telepon genggamku membuatku tanpa sadar menggeser ikon berwarna hijau tanda aku menjawab panggilan telepon yang masuk di telepon genggamku dan menempelkannya di telinga sebelah kiri ku.

" Hallo..." Ucapku memulai percakapan dengan sang penelepon.

" Oppa ... dimana ?" Teriak si penelepon yang membuatku segera menjauhkan telepon genggam milikku dan melihat nama yang tertera di layar telepon genggamku.

'Adik Kampret'

" Pantes si Chaeyoung kampret suara toak yang nelpon." Gumamku setelah membaca nama yang muncul di telepon genggamku.

" Jangan teriak-teriak kuping gue mau pecah ini. Kenapa ?" Ucapku sambil meletakkan kembali telepon genggamku di telinga sebelah kananku karena telinga kiriku yang seakan berdengung.

" Lu udah berhari-hari gak pulang tanya kenapa lagi. Buruan pulang, mama minta kita belanja bulanan. Buruan." ucap Chaeyoung menekan kata terakhir.

" Iya-iya ini gue jalan." Ucapku pasrah.

Aku pun langsung mengendarai motorku untuk segera kembali kerumah. Tak terasa hanya butuh waktu beberapa menit saja aku pun sampai di rumah yang cukup besar dengan halaman yang cukup luas juga.

" Lama banget sih. Udah hampir lumutan ini gue." Ucap Chaeyoung adikku satu-satunya sambil menyerahkan kunci mobil yang akan kami gunakan.

" Apaan gue udah bawa motor kaya pembalap profesional lu masih bilang lambat. Stress lu." Ucapku sambil memarkirkan motorku dan masuk kedalam mobil hitam yang biasa kupakai.

" Yuk buruan jalan." Ucap Chaeyoung duduk di sampingku sambil memasang sabuk pengamannya.

" Iya ini juga baru mau hidupkan mesin." Ucapku sambil menstater mobilku.

" Oppa..." Ucap Chaeyoung sambil menyentuh lenganku dan menatapku dengan tatapan mata yang membuatku seakan bergedik ngeri.

" Apaan ?" Ucapku gelisah.

" Mama bilang jemput mama di salon langganan mama. Nanti belanjanya barengan sama mama" Ucap Chaeyoung tersenyum licik.

" Lu gak ikutan kan adikku sayang ?" Tanyaku memastikan dan berharap adikku yang menyebalkan ini tidak melakukan apapun di salon nanti.

" Sayangnya gua mau ikutan, liat ni rambut gue ketinggalan zaman. Kepala gue butuh dipijat, dan muka gue perlu di masker." Ucap Chaeyoung sambil tersenyum licik.

" Chae please jangan ya. Entar lama banget lagi, gue mau pergi sama temen-temen gue. Please ya jangan." Ucapku menggenggam tangan Chaeyoung sambil memohon, pasalnya menunggu wanita di Salon adalah hal yang paling menyebalkan untukku. Mungkin bukan untukku saja bahkan laki-laki diluar sana mungkin merasakan hal yang sama.

" Itu sih tergantung bagaimana lu kasih tawaran yang tepat." Ucap Chaeyoung sambil mengetuk-ngetuk jaringannya di dagu miliknya.

" Gini deh, gimana kalau besok gue traktir lu sepuasnya. Budget 200rb gimana ?" Ucapku sambil mengeluarkan 2 jariku dan menyembunyikan 3 jari lainnyanya.

" Kayanya kalau 300rb bisa di sesuaikan sih." Ucap Chaeyoung bergumam jelas di telingaku.

" Oke fine. 300rb deal?" Tanyaku sambil mengulurkan tanganku.

" Deal." Ucap Chaeyoung menyambut tanganku dan tersenyum senang.

Setelah dipalak adik sendiri, menunggu mamaku di salon, dan juga selesai berbelanja bersama kedua wanita yang paling ku sayangi itu. Kini aku berasa di sebuah kafe tempat aku dan kedua sahabatku untuk mengisi waktu luang.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang