Part 28 (Sana)

146 22 4
                                    

Sekarang aku berada di perusahaan Papaku. Setelah mengandung Tzuyu, aku resmi menutup kafe yang ku kelolah sebelum. Alasanku menutupnya, karena aku yang sangat lemah mungkin karena bawaan hamil dan juga aku ingin melupakan kenangan-kenangan ku bersama Dahyun.

Selain menutup kafe, aku pun juga telah pindah dari rumah orang tuaku ke sebuah apartemen yang ku beli tepat saat Tzuyu mulai masuk ke taman kanak-kanak, agar Tzuyu tidak terlambat jika bersekolah.

Kini duduk diam termenung, sudah beberapa hari aku lakukan. Tidak hanya di rumah, bahkan di kantor pun aku tak mampu untuk fokus pada pekerjaanku sebagai pengalihan pikiranku darinya, malah dia yang mendominasi pikiranku dan mengabaikan perkerjaan ku.

Aku bahkan sempat bertanya-tanya, pelet apa yang dia berikan kepadaku, sehingga sampai sekarang aku belum dapat menghapusnya dari ingatanku. Belum lagi pertemuanku kembali dengannya membuat bayang-bayangannya kini terasa semakin nyata.

Tok... Tok... Tok... Suara ketukan pintu membuyarkan aku dari lamunanku tentang Dahyun.

“ Iya masuk.” Ucapku sambil melihat siapa yang mengetuk pintu kerjaku itu. Akh... Rupanya Jihyo sekretaris ku.

Bukan tanpa alasan aku memiliki sekretaris, melainkan karena posisi ku yang menjabat sebagai kepala bagian.

“ Maaf Bu, jam makan siang hampir selesai. Sepertinya ibu lupa untuk menjemput Tzuyu di taman kanak-kanak nya.” Ucap Jihyo yang membuatku bagaikan tersambar petir.

“ Aduh gimana ni saya lupa, ya udah kalau gitu saya pergi dulu ya.” Ucapku kepada Jihyo sekretaris ku, sambil mengambil telepon genggam ku, dompet, dan juga kunci mobilku. Serta berlari-lari kecil keluar dari ruangan ku.

Dengan cepat aku pun masuk ke mobilku dan mengendarainya menuju taman kanak-kanak Tzuyu. Walaupun hanya berjarak 500 meter, namun tetap saja pasti aku akan semakin terlambat untuk sampai ke sana, belum lagi jalanan yang memang sedikit padat mengingat ini adalah jam makan siang.

“ Aduh gimana bisa lupa sih sama anak sendiri. Inigara-gara Dahyun Kapan sih kamu benar-benar hilang dari pikiranku.” Gumam ku di sepanjang perjalanan.

Sekarang aku memarkirkan mobilku, serta berlari-lari kecil masuk ke sekolah Tzuyu. Namun, yang kulihat hanyalah pemandangan yang kosong. Tak ada satupun orang, baik anak-anak ataupun guru.

“ Apakah aku sudah seterlambat itu ?” Gumam ku sambil melihat sekelilingku.

Tak melihat anakku Tzuyu, aku pun langsung berjalan menuju pos satpam yang bertugas menjaga taman kanak-kanak di sana.

“ Siang pak...” Ucapku memulai percakapan.

“ Siang Bu, ada yang bisa saya bantu ?” Tanya satpam itu dengan ramah.

“ Maaf pak, bapak liat Tzuyu anak saya ?” Tanyaku dengan wajah sedikit panik yang tidak dapat ku sembunyikan.

“ Maaf Bu, tadi papa nya Tzuyu yang jemput Bu.” Ucap Satpam itu dengan tenang.

“ Apa? Papanya Tzuyu? Bapak jangan bercanda papa Tzuyu gak ada disini.” Ucapku tak percaya, bagaimana mungkin ada orang yang mengaku-ngaku ayah Tzuyu, bagaimana jika yang mengaku adalah penculik yang ingin menculik anakku Tzuyu.

“ Beneran Bu, wajahnya aja mirip. Jadi waktu dia bilang dia papanya Tzuyu jadi saya percaya-percaya aja bu. Gini deh, mending ibu liat cctv aja kalau ibu gak percaya.” Ucap Satpam itu sambil menuntunku kedalam pos satpam dan menunjukkan rekaman cctv yang menunjukkan bahwa Tzuyu memang di jemput oleh pria yang memang sangat mirip dengannya.

“ Dahyun...” Gumam ku pelan.

Setelah melihat rekaman cctv tersebut, aku pun pamit keluar dari pos satpam itu dan berjalan menuju mobilku.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang