Part 3 (Dahyun)

212 30 1
                                    

Di sebuah tempat yang indah dengan pohon-pohon besar yang mempunyai daun-daun yang kecoklatan, serta bunga-bungan yang bermekaran dengan sangat indah. Aku terduduk di sebuah bangku coklat panjang, pandanganku bergerak kesana kemarin sambil bertanya tanya, tempat apa ini, kenapa sangat indah.

Namun saat menatap sekeliling, aku pun melihat sesuatu yang sangat indah, makhluk tuhan yang begitu sempurna di mataku, iya wanita cantik yang kulihat di samping kafe, dia sekarang bermain, bercanda, dan tertawa lepas dengan sekelompok orang.

Namun aku hanya terdiam di tempat dudukku menatapnya dari kejauhan dan tersenyum lebar melihat segala tingkah lakunya. Saat ia asik dengan kegiatannya, mata indahnya seketika menatapku, melambaikan tangan kecilnya, dan berlari-lari kecil kearahku. Melihat itu, aku pun bangkit dari dudukku serta ikut berlari kearahnya, namun saat aku berlari tiba-tiba ada pohon tumbang yang jatuh kearahku dan mengenai tubuhku.

Seketika aku pun membuka mataku terbelalak kaget, ah ternyata tadi hanya mimpi tapi mimpi itu terasa nyata, apalagi saat pohon menimpa kearaku. Namun saat ku ingin membalikan tubuhku, tubuhku seakan kaku dan terasa berat, seperti ada sesuatu yang ada diatas tubuhku.

Sayangnya aku tahu siapa yang melakukan itu, " Pasti si kampret ini." Ucapku pelan. Pasti orang ini yang menghancurkan mimpi indahku, pasti itu. Chaeyoung, adik pengganggu di hidupku.

" Woi... bangun lu, gue udah laper ini. Lu udah janji mau traktir gue sepuasnya hari. Inget nazar itu harus ditepati kalau gak dosa lu bang. Mana dosa lu bejibun. Nambah dosa nazar, masuk neraka jalur prestasi entar lu. Udah buruan cepetan bangun bang..." Teriak Chaeyoung sambil menindih dan memukul-mukul badanku yang masih terbungkus selimut.

" Pergi.... Pergi sana, lu gak liat ini gua masih tidur, lagian mana ada Resto atau Cafe yang bukan pagi-pagi buta kaya gini, sana lu pergi tidur lagi aja sana." Ucapku serak sambil mengambil bantal untuk menutupi muka ku yang terkena sinar matahari

" Pagi buta.... Lu yang buta, ini udah sore udah jam 2 bang, buruan entar lu gak jadi-jadi belinya. Cepetan bang, atau mau gue bilang mama supaya lu di siram air sama mama, terus di mandiin mama di depan teras mau lu?" Ancam Chaeyoung kepadaku.

Seketika mataku pun menjadi segar karena perkataan adikku itu, karena memang benar ibuku pernah melakukannya hingga membuatku malu walaupun hanya berpapasan dengan penghuni komplek lainnya.

" Iya-iya, gue mandi dulu, dah lu sana keluar 15 menit lagi gue turun." Ucapku sambil mengusir adikku Chaeyoung.

Kini aku dan adikku pun berhenti di sebuah Cafe tempat aku dan sahabatku datang di pagi hari sebelumnya. Iya, tempat dimana aku menemukan bidadari surga dengan senyum indah yang membuatku terpesona.

" Udah lu masuk sana, gue tunggu sini, bawa pulang aja makanannya, masih ngantuk ni gue. Ingat bajet lu Cuma segini gak lebih, kalau bisa jangan di habisin, lumayan bisa buat makan besok." Ucapku kepada Chaeyoung sambil menyerahkan beberapa lembar uang berwarna biru.

" Besok mah besok, yang jelas hari ini gua mau makan sepuas-puasnya. Ampe perut gua meledak." Ucap Chaeyoung dengan nada yang menurutku menyebalkan.

Sambil menunggu Chaeyoung, aku pun mulai memainkan hpku. Namun kegiatanku itu tidak bertahan lama, aku pun berinisiatif untuk menyusul Chaeyoung masuk kedalam Cafe tersebut.

Namun saat aku membuka salah satu pintu kaca cafe tersebut, aku melihat Chaeyoung yang membawa plastik yang kuyakin itu pasti plastik berisi makanan yang dipesan Chaeyoung sebelumnya. Dia berjalan beriringan bersama wanita cantik yang kulihat sebelumnya dan anak perempuan yang tampak sebaya dengan Chaeyoung sambil berbincang akrab.

Dengan gerakan cepat, aku pun menutup pintu toko itu kembali sambil menetralkan debaran aneh yang mulai menghampiri jantungku.

Pasti wanita cantik itu karyawan sini juga. Namun, saat ingin memastikan kembali, aku melihat sebuah kertas yang menarik perhatianku, sebuah kertas lowongan pekerjaan untuk ditempatkan di cafe tersebut.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang