Part 30 (Sana)

167 17 2
                                    

" Maaf.... Aku merindukanmu Sana." Ucap Dahyun dengan suara pelan yang parau di telingaku, serta tetesan air yang mengenai bahuku.

Hatiku sesak saat mendengar kalimat itu. Ternyata bukan hanya aku saja yang merasakan dia juga. Tapi ini terasa salah, namun aku tak dapat menyembunyikan perasaanku jika aku senang dengan pengakuannya.

Dahyun membalikkan tubuhku menghadap dirinya, dapat kulihat bahwa kini dia banyak berubah, wajah yang semakin tampan, rahang yang semakin tegas, dan mata semakin tajam namun tampak sayu.

Kini perlahan-lahan Dahyun memajukan wajahnya serta menutup matanya rapat, aku tahu apa yang ingin dilakukan. Aku masih terdiam menatap Dahyun.

Cup... Bibir Dahyunm menempel di bibirku. Jangan di tanya lagi bagaimana perasaanku sekarang, jantungku berdetak kencang seakan mau meledak, serta nafasku juga terasa tercekat. Bibir Dahyun yang semula hanya menempel kini mulai menggerakkan bibirnya, mengecap bibirku dengan rakus.

" Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku benar-benar merindukannya. Tapi ini tidak benar, ini salah, dia telah menikah, hubunganku dan dia tidak seperti dulu lagi." Ucapku dalam hati sambil mendorong Dahyun.

Plakk... Ku tampar wajah tampan Dahyun, tampak bercak merah membekas di pipi kirinya.

" Kamu gila? Kamu pria yang udah menikah Dahyun." Ucapku yang tersalut emosi.

" Apa bedanya dengan 5 tahun yang lalu? kamu juga telah menikah saat itu dan kita memiliki hubungan. Apa bedanya dengan sekarang kak Sana ?" Ucap Dahyun menatapku dengan tatapan yang sendu.

" Beda Dahyun, rumah tanggaku dan Jeongyeon emang diambang kehancuran. Sedangkan kamu? Kamu bahagia hidup dengannya. Jangan sakiti dia dengan kamu kembali denganku." Ucapku mencoba memberikan Dahyun pengertian.

" Bagaimana bisa, setiap hari aku menyakitinya. Sampai sekarang aku belum bisa mencintainya, aku masih memikirkan mu kak Sana, ayo mulai kembali." Ucap Dahyun dengan suara yang serak, dengan mata yang berkaca-kaca.

" Tidak Dahyun, aku tidak ingin kembali padamu, karena aku telah melupakan mu Dahyun." Ucapku sambil mengalihkan pandanganku tak berani menatap kearah Dahyun, aku takut jika aku menatapnya dia akan tahu jika aku berbohong padanya.

Dahyun pun memegang bahuku " Tatap aku kak Sana, bilang jika kau tidak mencintaiku lagi. Tatap aku kak Sana." Ucap Dahyun masih dengan suara parau menahan tangis.

" A..ku... Ti..dak.... men.." Suaraku tercekat, dadaku sesak, aku tak sanggup melanjutkan kalimatku, dan seketika Dahyun mendekap ku kedalam pelukannya.

" Hiks..... Hiks..... Hiks....." Tangisku pecah beriringan dengan pelukan Dahyun.

Dahyun memelukku sambil mengusap punggungku agar aku lebih tenang. Setelah tangisanku mereda, dan juga aku sedikit lebih tenang Dahyun pun melepaskan pelukannya dan menatap mataku yang masih sembab dengan tatapan teduhnya dan berkata " Terima kasih karena masih mencintaiku kak Sana." Ucap Dahyun sambil mengelap air mataku dengan ibu jarinya.

Tak ingin membuat suasana semakin canggung, aku pun memutuskan untuk pulang kembali ke kantorku.

" Aku pulang Dahyun, nanti setelah pulang dari kantor, aku akan menjemput Tzuyu." Ucapku bangkit dari dudukku dan berniat untuk segera meninggalkan ruangan Dahyun.

Namun saat baru akan melangsungkan kakiku, Dahyun menahan tanganku " Bisakah kita kembali bersama?" Ucapnya yang mampu membuatku dilema kembali.

" Aku tak ingin menjawab pertanyaan mu Dahyun. Aku mengizinkan kamu untuk bertemu dengan Tzuyu, tapi tentang hubungan kita. Aku rasa tidak." Ucapku sambil tersenyum pahit, karena aku juga tidak mungkin egois dengan mementingkan kebahagiaanku dengan merusak kebahagiaan orang lain. Aku cukup bahagia dengan kehidupanku sekarang.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang