Part 35 (Dahyun)

189 17 3
                                    

Tok... Suara ketukan pintu lagi-lagi membuatku membuka suara " Masuk." Ucapku tanpa melihat sedikitpun kearah pintu.

" Maaf pak, ini berkasnya." Ucap sekretaris ku sambil meletakkan setumpuk berkas yang membuat kepalaku ingin pecah rasanya.

" Lagi...." Keluhku melihat tumpukan berkas yang baru datang, padahal 3 tumpukan di depanku ini saja belum selesai walaupun sudah 3 hari ini aku mencoba menyelesaikannya, namun tumpukan lain datang membuatku seakan lemas.

" Bapak sih, hobi ninggalin kerjaan." Ucap sekretaris ku Joy, dan keluar kembali ke mejanya.

" Em.... Capek...." Keluhku setengah berteriak dan meletakkan kepalaku di atas tumpukan berkas.

Kring.... Kring... Suara telepon genggam ku membuatku menjawabnya dengan malas-malasan.

" Halo..."

" Kok kamu lemes gitu? Kenapa Hyun ?" suara yang amat kukenal terlihat sedikit khawatir dari nada yang kudengar.

" Hem... Kerjaan ku banyak banget. Malah nambah lagi satu tumpukan besar." Ucapku sedikit merengek kepada sang penelepon.

" Terus kamu lembur lagi?" Tanya Irene kepadaku dengan lembut.

" Iya ni, kayanya aku lembur lagi. Mana besok sorenya aku ke Bali lagi. Capek banget..." Ucapku kembali merengek.

" Mau di temenin?"

" Gak usah, karena ini masih siang. Aku kerjain sendiri an aja. Entar kalau sama kamu aku ngerjain yang lain lagi. Hahaha." Ucapku sedikit bercanda dengan Irene.

" Ih, mesum dasar. Ya udah kalau bisa jangan terlalu malam pulangnya, entar kalau kamu gak kuat bawa mobilnya nunggu besok aja baru pulang, entar kamu kenapa-kenapa dijalan. Aku gak mau jadi janda ya." Ucap Irene menimpali candaan ku.

" Ya udah aku balik kerja dulu ya. Bye." Ucap ku mengakhiri percakapan ku dengan Irene.

" Bye, semangat ya sayang." Ucap Irene dan memutuskan penggilan telepon.

"Huft.... Semangat Kim Dahyun.” Ucap ku dan beralih kembali mengerjakan tumpukan berkas tersebut.

Waktu demi waktu telah berlalu, begitu juga dengan tumpukan berkas yang sebelumnya menggunung kini habis tanpa sisa. Aku pun bersiap untuk pulang kembali ke rumahku, walaupun jam telah menunjukkan jam 11.

" Huft... Gara-gara kertas itu, aku tak bertemu Tzuyu tiga hari terakhir ini. Apa kabar dengan anak itu." Gumam ku sambil berjalan menuju parkiran.

***
Setelah berkendara, kedini aku telah sampai di kediaman ku. Terlihat rumahku yang mulai sepi. Mengingat hari yang sudah hampir tengah malam, pasti penghuni rumah telah tidur.

Berjalan dengan pelan, ku buka pintu kamarku, terlihat Irene yang sedang tertidur dengan damai.

Tanpa berniat mengganti pakaian atau pun membersihkan badan, aku pun membaringkan dariku di samping Irene.

Menatap wajahnya dari jarak yang sedekat ini membuat jantungku berdetak kencang. Jujur dia adalah wanita yang cantik, bahkan sangat cantik. Kulitnya yang putih lembut, wajah yang kecil, serta bibir yang berwarna segar membuat siapa saja melihatnya akan jatuh cinta.

Namun, kenapa aku masih belum mencintai nya. Dia adalah perempuan yang sangat baik, kenapa di harus menikah denganku, dengan laki-laki yang tak pernah mencintai nya.

Cup... Ku kecup pelan keningnya " Maaf." Gumam ku dan memeluk tubuhnya kedalam pelukanku.

***
" Dahyun-ah... Kim Dahyun.... Hey...." Samar-samar aku mendengar suara lembut memanggil namaku.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang