Setelah pengakuan cintaku dan berakhirnya kak Sana yang menerima cintaku, membuatku dilanda mabuk asmara. Kini aku sedang berchat ria dengan kak Sana.“ Aaaa....... ” Teriakku sambil memukul-mukul bantal dengan gemas. Sungguh rasanya aku tidak percaya bahwa aku sekarang berpacaran dengan kak Sana, bahkan kami telah tidur bersama, ini semua terasa mimpi. Jantungku terus saja berdegup kencang.
“ Bagaimana kalau aku mati karena jantung. Oh Tuhan kuatkan lah hambamu dalam menghadapi mahluk ciptaanmu yang satu itu.” Gumamku sambil memeluk guling ku.
“ Oi bang.” Ucap seseorang mengagetkanku yang ternyata adalah adikku Chaeyoung.
“ Bikin kaget aja lu, dah kaya setan. Ngapain disini.” Ucapku sambil mengelus dadaku. Apakah dia gak tahu bahwa jantungku sekarang seringkali berdetak cepat. Belum lagi dia ngagetin bisa-bisa lepas ni jantung.
“ lu tu, teriak-teriak gak jelas. Ni belum lagi ni temen lu ganggu banget. Setres apa ya ngechat gue terus. Udah gue blok tetap aja gonta-ganti nomor kaya tukang konter banyak banget nomornya capek gue ngeblokir nya.” Ucap Chaeyoung sambil menunjukkan layar handphonenya.
“ Ya mana gue tahu. Suka sama lu kali dia. Lagian orang nya baik, pekerjaan keras lagi. Udah sama dia aja, dari pada lu jomblo seumur hidup mending sama dia, kalau sama yang lain gak bakalan laku lu Chae.” Ucapku acuh tak acuh.
“ Ogah mending gue jomblo dari pada sama temen lu yang ngeganggu itu.” Ucap Chaeyoung sambil bergedik ngeri.
“ Kualat lu nanti, beneran jodoh gue Aminin lu.” Ucapku sok memperingatinya.
“ Ah.... Bodoh amat lah. Entar siang anterin gue ya, cari perlengkapan buat ke Korea Minggu depan, anterin depan mall juga gak apa, entar pulangnya gue sama Mina aja. Soalnya Tante Sana juga nemenin Mina buat cari perlengkapan, sekalian gue nebeng.” Ucap Chaeyoung panjang lebar tapi mampu membuatku tersenyum. Akhirnya aku ada kesempatan bertemu dengan wanitaku.
“ Oke, entar udah selesai kasih tahu gue aja.” Ucap ku penuh semangat.
“ Iya...” Ucap Chaeyoung sambil meninggalkan kamarku.
Kini jam telah menunjukkan jam 10, tapi adikku Chaeyoung masih belum juga selesai mempercantik dirinya, dan membuat ku sedikit gelisah. Pasalnya aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kak Sana, walaupun semalam kami telah tidur bersama.
“ Chae, lu lama banget sih. Buruan ngapa.” Ucapku dengan risih.
“ Iya bentar, ini lagi nata rambut gue. Siapa tahu di mall nanti gue ketemu cowok ganteng, kan gak malu-malu in gue.” Ucap Chaeyoung sambil menyentuh-nyentuh rambutnya.
“ Yuk, buruan entar Mina nunggu lama.” Ucap Chaeyoung tanpa bersalah dan mengambil tas tangannya.
“ Lu yang lambat.” Ucapku sedikit kesal.
“ Ya udah deh, kalau lu marah. Gue naik taksi aja.” Ucap Chaeyoung yang membuatku membelalakkan mataku tak percaya.
“ Gak marah kok gue, yuk berangkat sekarang.” Ucapku dengan senyum terbaikku. Enak saja, setelah penantian panjang gue masak gak jadi ketemu kak Sana, kan rugi.
“ Nah gitu dong, bang Dahyun ganteng.” Ucap Chaeyoung sambil berjalan mendahuluiku.
Setelah beberapa menit perjalanan, tibalah kami di salah satu mall terbesar di kotaku.
“ Dimana ?” Tanyaku pada Chaeyoung setelah memarkirkan mobilku di basement mall.
“ Bentar lagi nyampe. Ah.. tu dia.” Ucap Chaeyoung menunjuk yang baru saja terparkir di sebelah mobilku.
Sontak aku pun keluar dari mobilku di ikuti oleh Chaeyoung. Automatis aku juga melihat kak Sana yang keluar dari pintu pengemudi. Lihatlah bagaimana cantiknya wanita pujaan ku itu. Dia sangat cantik dengan dress pink berlengan panjang, tapi tunggu bukankah itu terlalu pendek, dress itu membuat pahanya terlihat sangat terekspos. Bagaimana jika laki-laki hidung belang melihatnya, apa yang harus aku laku kan.
“ Bang, gak pulang lu ?” Tanya Chaeyoung kepadaku. Apakah dia tidak tahu bahwa aku sekarang sedang gelisah melihat dress yang di kenakan kak Sana.
“ Gue ikut.” Ucapku tanpa berpikir panjang.
“ Ngapain, bukannya lu dah belanja kemarin sama temen-temen lu.” Ucap Chaeyounh yang terlihat bingung.
“ Ada yang mau gue beli, kemarin lupa. Lagian Nako kan juga ikut, kalau dia capek jalan gue bisa gendongin juga kan.” Ucapku memperlihatkan senyumku.
“ Bener juga entar kalau capek, kan ada orang yang bisa di manfaatin.” Ucap Chaeyoung yang seenak jidatnya. Kulihat kak Sana yang tersenyum ke arahku dan Chaeyoung.
“ Hai jagoan, jalan-jalan kok gak aja bang Dahyun.” Ucapku mensejajarkan tubuhku dengan Nako anak bungsu kak Sana.
“ Hahaha, Dhito gak tahu hahaha.” Ucap Nako sambil tertawa lucu.
“ Lucu banget sih. Mau Abang gendong gak ?” Ucapku sambil mencubit pelan pipi Nako. Membuat Nako melihat kearah kak Sana, seperti meminta persetujuan ibunya itu dan di jawab anggukan oleh kak Sana.
“ Oke bang.” Ucap Nako dengan semangat tak lupa ia angkat kedua tangannya memberi isyarat untuk ku gendong.
“ Ya udah, yuk nanti keburu kesiangan mau makan lagi.” Ucap kak Sana mengajak kami untuk segera berbelanja.
Ternyata menemani perempuan berbelanja itu adalah salah satu hal yang melelahkan. Lihatlah kini Chaeyoung, Mina dan juga kak Sana sedang berdebat tentang warna-warna jaket tebal yang ingin mereka beli.
“ Gimana ini cocok gak buat aku.” Ucap Chaeyoung sambil mencocokkan dengan ukuran tubuhnya.
“ Jelek itu warna nya jelek, coba yang ini merah maroon.” Ucap Mina sambil memberikan jaket berwarna hanya saja lebih gelap.
“ Kaya nya maroon gak cocok deh sama kamu Chae, coba biru dongker.” Ucap kak Sana ikut memberikan jaket berwarna biru.
Kini aku beralih ke Nako, anak kecil itu sekarang mulai tertidur pulas di pelukanku, mungkin dia lelah mengikuti ketiga perempuan itu berbelanja.
“ Nako tidur ya ?” Ucap kak Sana yang telah selesai dari kegiatan belanjanya.
“ Iya kak, capek mungkin.” Ucapku sambil melihat kearah Nako.
“ Terus kita gimana dong Mi.” Rengek Mina, mungkin dia belum selesai berbelanja.
“ Ya udah kalian berdua belanja aja dulu. Nanti mami tunggu di restoran aja.” Ucap kak Sana yang membuat wajah Chaeyoung dan Mina menjadi cerah. Tak terkecuali aku, karena akhirnya aku bisa lebih leluasa berdekatan dengan kak Sana, setelah sebelumnya kami saling curi-curi pandang.
“ Oke Mami, yuk Chae.” Ucap Mina menggandeng tangan Chaeyoung. Menyisakan aku, kak Sana dan Nako yang masih terlelap.
“ Kamu juga capek ya, nemenin kami belanja ?” Ucap kak Nako duduk di sampingku sambil mengelus lembut pipiku. Namun bukannya langsung menjawab, aku malah membuka kemeja ku walaupun kesulitan karena Nako yang tertidur di pangkuanku dan menutupi paha kak Sana yang sejak tadi mengundang pikiran orang-orang yang lewat di depan kami dengan kemejaku.
“ Gak juga kok, lagian kalau aku gak nemenin kasihan Nako nya.” Ucapku dengan senyum manis.
“ Makan yuk, aku lapar.” Ucap kak Sana sambil memegang lenganku. Sentuhan kecil ini mampu membuat jantungku berdetak kencang kembali.
“ I...ya ayo makan.” Ucapku gugup.
Saat melewati eskalator, aku pun mundur 1 tangga di bawah kak Sana dan berdiri tepat di belakangnya. Membuatnya bertanya. “ Ngapain, kamu gak mau berdiri disamping aku ?” Tanya kak Sana sambil mengerucutkan bibirnya lucu. Ternyata dia marah sangat lucu sekali.
“ Dress kamu terlalu pendek. Aku gak mau kamu diliatin orang-orang dari bawah.” Ucapku yang masih dengan senyum.
“ Makasih. I love you.” Ucap kak Sana sambil menyentuh dan menguap pipiku.
“ I love you too.” Ucapku sambil menyentuh tangannya lembut yang berada di pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Telah Menikah
Fanfic' Kim Dahyun mahasiswa semester 4 merupakan pemuda tampan dan juga kaya, ia rela bekerja di cafe Sana sebagai pengurus gudang untuk mendekati Sana dan Membuatnya jatuh cinta. Sana adalah seorang wanita dewasa yang memiliki dua anak dan juga masih b...