Part 18 (Sana)

147 19 0
                                    


Di sebuah kamar hotel, kulihat Mina dan juga Chaeyoung asik mengobrol tentang artis yang tidak kuingat namanya itu. Sedangkan aku hanya melihat-lihat foto yang ada di galeri telepon genggam ku. Saat sedang memperhatikan foto, aku melihat foto anak bungsuku Nako. Aku sangat merindukannya, aku sebenarnya ingin mengajaknya liburan, hanya saja dia tidak mau ikut dan lebih memilih tinggal bersama papa dan mamaku di rumah.

“ Lebih baik aku telepon dia saja.” Gumamku sambil mencari-cari nomor telepon milik mamaku.

Saat sedang mencari nomor mamaku,  telepon genggaku pun berdering, itu adalah panggilan video yang di lakukan oleh mamaku. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung menggeser ikon hijau itu keatas.

“ Hai... sayang” Ucapku memulai percakapan, setelah melihat wajah Nako yang memenuhi layar telepon genggam ku.

“ Mami.....” Ucap Nako dengan bahagianya.

“ Nako....” Teriak Mina dan Chaeyoung yang ikut bergabung bersamaku.

“ Hai kakak Mina, hai kak Chae.” Ucap Nako tersenyum lebar.

“ Nako tadi udah makan ?”

“ Udah mami, tadi nenek masak ketam enak. Tadi juga Nako minta kakek buat bukakan ketamnya, soalnya keras mami.” Ucap Nako sambil tertawa geli. Aku pun berbincang-bincang dengan Nako dan mamaku, sesekali papaku juga ikut menimpali perbincangan kami.

“ Tante Sana, kata bang Dahyun berangkatnya kapan ? Sekarang gimana katanya Tan ?” Ucap Chaeyoung padaku.

“ Boleh deh, bilang aja kita siap-siap dulu.” Ucapku kepada Chaeyoung.

“ Oke Tante.” Ucap Chaeyoung menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya, membentuk lingkaran.

“ Kalau gitu udahan dulu ya sayang. Mami bentar mau pergi. Bye...” Ucapku sambil melambaikan tanganku di depan layar telepon genggam ku.

“ Dadah mami.” Ucap Nako sambil melakukan hal yang sama sepertiku.

Setelah menutup panggilan video, aku pun memperbaiki riasan ku, takut wajahku terlihat aneh nanti di depan kekasih mudaku itu.

Kini aku dan Dahyun berjalan paling belakang di antar yang lainnya. Aku juga sedikit bersyukur bahwa teman-teman Dahyun mendukung hubunganku dan dia, sehingga aku cukup bebas bergandengan tangan dengan Dahyun.

Baru seminggu berpacaran, kami sudah liburan bersama, bagaimana carany agar liburan pertama kami berkesan aku memikirkan segala cara, mulai dari makan malam berdua, berjalan bersama, berbelanja barang-barang kembar. Aku ingin sekali melakukan itu.

“ Dahyun... Chaeyoung....” Ucap Seseorang yang membuatku kaget sehingga melepaskan genggaman tangan ku dari Dahyun.

“ Kak Irene.” Ucap Chaeyoung sambil meluk wanita yang memanggil Dahyun dan juga Chaeyoung.

“ Dahyun...” Ucap Irene sambil memeluk Dahyun. Siapa dia hingga berani memeluk kekasihku. Apakah dia saudaranya ?

“ Pada mau kemana guys ?” Tanya wanita bernama Irene pada kami semua.

“ Jalan-jalan aja kok kita kak.” Ucap Chaeyoung sambil tersenyum.

“ Mau aku temenin ?” Tawar Irene dengan wajah cerahnya, aku berharap yang lain tidak mengiyakan tawaran wanita itu.

“ Boleh-boleh, lagian takut kita tersesat juga. Kan kita baru pertama kali kesini.” Ucap Chaeyoung menyambut Irene dengan senang hati. Memang benar karena kami pertama kali kesini, hanya saja aku tidak nyaman melihat nya yang seolah menyukainya kekasihku Dahyun.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang