Part 27 (Dahyun)

173 20 2
                                    

" Mami..." Teriak Tzuyu sambil berlari kearah wanita yang sangat aku kenal.

" Kak Sana." Gumamku tanpa sadar melihat kearah orang yang Tzuyu panggil Mami.

Aku melihat Tzuyu memeluk kak Sana dengan sangat erat.

" Kamu gak apa kan sayang ?" Tanya Kak Sana kepada Tzuyu yang masih dapat kudengar sambil memeriksa tubuh Tzuyu seolah takut ada yang tidak beres dengan tubuhnya.

" Gak apa mami... Tzuyu baik-baik aja. Oh iya tadi ice cream Tzuyu jatuh, terus om baik itu belikan Tzuyy Ice cream ini." Ucap Tzuyu sambil memperlihatkan ice cream yang di tangannya.

" Udah bilang makasih belum ?" Tanya kak Sana mengusap kepala Tzuyu dengan lembut.

" Belum mami hehehe." Ucap Tzuyu sambil tercengir lucu.

" Ya udah bilang makasih dulu ya." Ucap Kak Sana kepada Tzuyu dan di jawab anggukan oleh Tzuyu.

" Om baik, Tante cantik makasih ya udah belikan Tzuyu Ice cream." Ucap Tzuyu dengan lucunya, namun aku tak mengeluarkan sepatah katapun untuk sekedar menerima ucapan terima kasih dari anak lucu itu.

" Iya sama-sama ganteng." Ucap Irene sambil mengelus kepala Tzuyu.

" Terima kasih udah jagain anak saya. Saya permisi dulu, sekali lagi terima kasih." Ucap kak Sana kepada kami. Tunggu apakah hanya itu ?

" Sama-sama kak, Adek kecil sampai jumpa lagi." Ucap Irene sambil melambaikan tangannya kepada Tzuyu.

Sungguh aku tak tahu harus bereaksi apa dengan situasi ini, aku bingung, canggung, dan rindu. Aku pun tak tahu sejak kapan kak Sana dan Tzuyu mulai hilang dari pandanganku.

" Yang... Ayo pulang." Ucap Irene membuatku tersadar dari situasi yang aneh tadi.

" Iya... Ayo pulang." Ucapku sambil menenteng belanjaan dan berjalan mendahului Irene.

Setelah sampai di mobil, aku masih belum fokus, pikiranku sekarang melayang memikirkan kak Sana.

Apakah dia kembali kepada Jeongyeon? Apakah dia bahagia?
Bagaimana perasaannya bertemu denganku kembali?

Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku lontarkan, hanya saja aku merasa tak pantas untuk itu, apa lagi setelah yang kulakukan padanya terakhir kali. Meninggalkannya tanpa mau mendengarkan penjelasannya apa yang terjadi saat itu.

" Dahyun-ah... Hei sayang... Kamu gak apa?" Tanya Irene dengan nada Khawatir.

" Aku cuma pusing aja. Mungkin karena belum istirahat aja, apalagi kita baru datang langsung belanja." Ucapku sambil memijit kepalaku yang terasa sedikit berat.

" Ya udah, biar aku aja yang nyetir. Kamu istirahat aja dulu." Ucap Irene sambil membantuku memijit kepalaku sebentar.

Mendengar ucapannya, aku pun langsung pindah dari kursi pengemudi ke kursi penumpang. Serta mulai memejamkan mataku, agar pusing di kepalaku mereda.

Entah aku merasa jika tubuhku terasa sangat sakit, mungkin karena posisi tidurku yang kurang nyaman, apalagi aku tertidur di mobil dengan ukuran yang dibilang cukup sempit.

" Udah bangun." Terdengar suara yang cukup familiar di telingnku.

" Emmm udah berapa lama aku tidur ?" Tanyaku dengan suara serak khas bangun tidur.

" Emmmm mungkin sekitar satu jam aku menggeliatin kamu." Ucap Irene setelah mengecek jam tangan miliknya, sambil mengelus pipiku.

" Ya udah yuk masuk, lanjut tidurnya di rumah aja. Entar badan kamu makin sakit kalau tidur disini" Ucap Irene sambil mengusap keningku.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang