Part 7 (Dahyun)

147 25 0
                                    


Kring.... Kring.... Bunyi alarm sedikit mengagetkanku yang sekarang sedang sibuk memilih-milih baju yang cocok untuk ku kenakan hari ini.

" Sayangnya kau hari ini yang terlambat untuk membangunkanku alarm, aku lebih dulu bangun sebelum kau bangunin." Ucapku sambil mematikan alarm yang sudah berdering sejak tadi.

" Yang mana ya yang cocok kira-kira, yang kiri atau yang kanan." Gumamku sambil menimbang-nimbang kaos polos berwarna putih yang di sebelah kiri ku atau kaos berwarna hitam di sebelah kananku sambil sesekali mencocokkan di cermin yang ada di kamarmu.

" Oh iya, kan gue ngelamar kerja di gudang hitam kali yang cocok kayanya. Lagian pakai hitam buat gue kelihatan lebih seksi." Aku pun langsung memakai kaos polos berwarna hitam itu dan mencampakkan asal kaos berwarna putih yang ku pegang sebelumnya.

Setelah selesai berpakaian, aku pun mengambil telepon genggam ku dan membuka aplikasi chat yang berwarna hijau. Kupandangi riwayat chatku bersama kak Sana, walau pun hanya tertulis 'Sudah sampai ke rumah Kim' dan 'syukurlah, selamat tidur' itu sukses membuatku senang walau hanya sekedar chat singkat.

" BANG BANGUN." Teriak adik ku Chaeyounh sambil membuka pintu kamarku. Mendengar suara kerasnya Chaeyoung, membuatku kaget dan menjatuhkan telepon genggam ku yang sebelumnya kupandangi sejak tadi. Memang dia gak ada sopan-sopan nya kalau sama Abang sendiri, kalau ada teman gue baru dia sopan dan sok baik. Mungkin itu efek jomblo dari lahir maka ku sering memaklumi sikapnya itu.

" Chaeyounh kampret, jatuh tu hp gue. Utung gak retak." Ucapku sedikit kesal sambil memeriksa telepon genggam ku yang terjatuh dari genggamanku.

" Iya sorry gue kira lu belum bangun, lagian tumben banget udah bangun jam segini, biasanya juga sore baru bangun." Ucap Chaeyoung tanpa bersalah, dan sedikit menyebalkan menurutku.

" Ngapain cari in gue ?" Tanyaku penasaran.

" Biasa, mama suruh makan. Bang buruan kebawah sana, entar gue lagi yang di marahin sama mama kalau lu gak kebawah" Ucap Chaeyoung sambil menutup pintu kamarku.

" Iya entar gue ke bawah." Ucapku sedikit berteriak.

Aku pun langsung mengambil, dompet dan kunci motorku, dan tak lupa jaket baseball kesukaan.

Mama ku yang melihat ku sudah, rapi, memberikan tatapan tak percaya atas kelakuanku pagi ini.

" Kamu mau kemana Dahyun, udah rapi kali. Kekampus aja kamu kaya gembel, ini tumben banget rapi. Rambut nya disisir lagi." Ucap Mamaku yang cukup membuatku tersinggung, mamaku memang tak berbeda dengan adikku Chaeyoung. Kalau ngomong suka ngelekit.

" Ganteng gak ma ?" Ucapku sambil memutar balikkan tubuhku.

" Kalau ganteng sih kamu memang ganteng, kan turunannya Mama. Cuma kamu yang rapi ini tumben mau kemana ?" Ucap mama ku sambil memasukkan roti kemulutnya.

" Mau kerja, sekalian cari jodoh siapa tahu nempel." Ucapku dengan tersenyum lebar.

" Mana ada yang mau sama lu bang, tante-tante mungkin." Ucap adikku tiba-tiba.

" Syirik aja lu." Ucapku mengejek adikku.

" Lumayan berkurang ngasih uang jajan. Titip mantu yang cantik ya Kim." Ucap papaku yang datang dari arah dapur.

" Siap pa. Kalau gitu Dahyun berangkat ya Pa, Ma, adik jelek." Ucapku sambil mengambil roti milik Chaeyoung dengan secepat kilat.

" Mama liat tu." Rengek Chaeyoung pada mamaku.

***
Tak terasa 30 menit aku mengendarai motorku, memang cukup lama, karena memasuki jam kerja jadi jalanan memang sedikit padat. Kini kulihat beberapa karyawan kafe juga mulai duduk-duduk di sekitar kafe, mungkin menunggu bos untuk membuka kafe itu.

" Dahyun..." salah satu perempuan melambaikan tanganku padaku. Aku tahu, dia adalah kak Jessica yang memperkenalkan aku pada kak Sana.

" Iya kak." Aku pun berlari-lari kecil menuju kak Jessica dan disambut dengan karyawan kafe lainnya.

" Oh iya, ini Kim Dahyun karyawan baru untuk bagian gudang, dan dia akan bergabung bersama kita mulai hari ini." Ucap Kak Jessica memperkenalkan aku.

" Salam kenal Kim ." Ucap Karyawan yang lain padaku.

" Woi, Kim Dahyun." Aku pun kaget mendengar seseorang yang memanggilku dengan cukup akrab.

" Somi, apa kabar lu." Ucap ku sambil memeluk akrab salah satu sahabatku saat SMP, Somi juga dua sahabatku Chaeyoung dan Hyewon memang cukup dekat. Kami kehilangan komunikasi saat Somi memutuskan untuk keluar negeri mengejar cita-cita nya menjadi seorang Chef yang hebat.

" Baik-baik, kok lu bisa nyasar jadi kang gudang. Udah bangkrut lu ?" Ucap Somi seenaknya, karena memang kami sudah bersahabat cukup lama sehingga tidak ada kecanggungan walaupun kami putus kontak sudah bertahun-tahun.

" Gak lah masih kaya gue, gua kerja jadi kang gudang mau pdkt." Ucapku sambil menaikkan kedua alisku.

" PDKT sama siapa lu, tikus di gudang." Ucap Somi yang masih bercanda.

" Ada deh, nanti gua kenalin." Ucapku sambil menepuk pelan bahu Somi.

Tak lama setelah perkenalan, kak Sana akhirnya datang dan turun bersama seorang anak kecil mungkin sekitar 4 tahunan, dia datang diantar oleh sepasang suami istri yang cukup tua, mungkin itu orang tua dari kak Sana.

" Hallo semuanya, sehat ya." Kak Sana pun menyapa kami dengan senyum ramah.

" Sehat dong kak." Ucap Para karyawan kafe, tak terkecuali aku dan Somi

" Nako katanya Mami mau sekolah ya ?" Ucap Somi pada anak kecil yang bersama Kak Sana.

"Iya, kata Mami nanti jam 9 Nako mau pergi ke sekolah paud." Ucap anak kecil itu yang ku ketahui bernama Nako dengan semangat dan menyusul kak Sama yang masih berbincang-bincang dengan kak Jessica sambil berlari-lari dengan lucu.

" Kak Sama udah sedewasa itu tapi punya adik yang masih kecil banget ya." Ucapku pada Saomi sambil menatap kak Sana dan juga Nako.

" Adiknya ? Anaknya kali. Itu si Nako anak keduanya kak Sana, dan bahkan Mina anaknya pertamanya aja udah kelas 3 SMA mau lulus lagi." Ucap Somi dengan sedikit tertawa.

" Hahaha... Lucu lu Som. Mana mungkin kak Sana itu tante-tante, mama nya si Mina lagi..." Ucapku terdiam tak percaya.

Namun ingatanku tiba-tiba menyusuri kenangan 1 hari yang lalu, tepatnya saat Chaeyeon memberitahu aku dan juga Hyewon jika pemilik kafe ini adalah seorang ibu yang sangat cantik. Aku melupakan 1 fakta itu, seharusnya aku langsung tahu jika dia bos, maka dia adalah seorang wanita dewasa yang telah menikah dan telah memiliki anak.

Tapi bagaimana bisa seorang wanita dewasa dengan anak yang sudah hampir melanjutkan jenjang perkuliahan tidak memiliki keturunan diwajahnya, bahkan dia terlihat lebih cantik dan muda dari para wanita yang duduk di bangku perkuliahan.

Apakah ini akhir dari kisah cintaku yang bahkan belum ku mulai. Padahal baru saja aku merasakan senang, karena semalam kak Sana meminta nomorku dan mengirimkanku pesan singkat. Tapi kini aku harus dihadapkan dengan kenyataan jika aku mencintai orang yang salah. Haruskah aku mundur tanpa memulai kisah cinta ini.

" Entar jam istirahat kita cerita-cerita bareng ya Kim. Gue kedapur dulu." Ucap Somi mengagetkanku yang masih berperang dengan pikiranku.

" Apa gue berhenti aja." Gumam ku tak bersemangat.

" Kenapa kau Setega itu Tuhan, baru saja kau membuatku diatas awan, sekarang kau hempaskan aku kedasar jurang." Gumamku dalam hati.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang