Part 16 (Sana)

149 18 0
                                    

Kini aku terduduk di ruanganku.

" Huft...." hela nafasku akhirnya keluar juga. Aku sungguh sangat bosan, aku tak semangat untuk bekerja. Serta Nako dia sangat asik bermain mobil-mobilan miliknya, sedang anak sulung ku Mina, di sedang bermain telepon genggam miliknya tanpa menghiraukan sekitarnya.

Aku ingin sekali mengirim pesan ke Dahyun, beberapa kali aku selalu membuka, menulis, menghapus dan menutup aplikasi pesan itu terus berulang-ulang. Aku takut jika aku terlalu bersemangat dia akan merasa risih atau bosan denganku, padahal aku hanya ingin menghubunginya. " Huft...." Ku hela nafasku dengan cukup kuat.

" Mami ngapain sih ?" Tanya Mina yang sepertinya aneh melihatku.

" Mami bosan Mina-ya." Ucapku tanpa semangat.

" Ke Mall yuk mi, belanja. Tadi pagi Chaeyoung ngajakin beli pakaian buat ke Korea Minggu depan. Gimana ?" Tanya Mina meminta pendapatku. Mendengar kata belanja membuatku sedikit bersemangat dan senang, kali aja belanja bisa menghilangkan sedikit rasa rinduku pada Dahyun, walaupun tadi pagi kami masih bersama bahkan tidur bersama.

" Jadi kita jemput Chaeyoung ?" Tanyaku dengan semangat, siapa tahu aku bisa bertemu Dahyun dirumahnya saat menjemput Chaeyoung.

" Kata Chaeyoung kita langsung ke Mall aja mi, Chaeyoung nanti diantarin sama bang Dahyun." Ucap Mina yang makin membuatku bersemangat, karena jika kami menjemput di rumah Chaeyoung langsung belum tentu aku dapat bertemu dengan Dahyun, bisa saja dia ada di kamarnya. Tetapi kalau Chaeyouny yang di antar Dahyun ke Mall sudah pasti aku bisa bertemu dengannya walaupun cuma sebentar, mungkin itu cukup untuk mengobati rinduku padanya.

" Yuk, mami siap-siap dulu ya." Ucapku sambil mengambil beberapa peralatan makeup di dalam tasku untuk memperbaiki riasan ku yang kurasa sedikit kurang. Aku tak ingin tampil jelek nanti di depan kekasih berondongku itu.

Aku tak tahu sudah berapa lama aku memeriksa wajahku, seakan riasanku terasa masih saja kurang walaupun aku tak menemukan celah di wajahku.

" Mami lama banget sih, udah kaya mau ketemu pacar tahu gak sih mi." Ucap Mina sambil menekuk wajahnya dan sukses membuatku membelalakkan mataku, bagaimana dia bisa tahu ?

" Mami cantik gak ?" Tanyaku pada Mina sambil memutar-mutar tubuhku.

" Cantik banget mi pokoknya. Udah yuk berangkat, entar kalau kita telat kasihan Chaeyoung nungguin di mall sendiri." Ucap Mina yang mampu membuatku tersadar. Benar jika aku terlambat aku mungkin tidak dapat bertemu dengan Dahyun.

" Yuk Mina-ya berangkat, nanti kita telat." Ucapku sambil menggandeng tangan Nako dan tak lupa mengambil kunci mobilku.

Aku membawa mobilku menuju salah satu mall tempat Mina dan Chaeyoung janjian. Tak terasa kami pun sampai di basemen mall, kulihat Dahyun dan juga Chaeyoung keluar dari dalam mobil milik Dahyun.

Kulihat Dahyun mengenakan koas hitam dengan kemeja yang di biarkan terbuka dan celana selutut yang membuatnya terlihat keren namun juga santai.

" Bang, gak pulang lu ?" Tanya Caheyoung kepada Dahyun yang terlihat termenung ditempatnya.

" Gue ikut." Ucap Dahyun tanpa berpikir panjang.

" Ngapain, bukannya lu dah belanja kemarin sama temen-temen lu." Ucap Chaeyoung yang terlihat bingung kearah abangnya itu.

" Ada yang mau gue beli, kemarin lupa. Lagian Nako kan juga ikut, kalau dia capek jalan gue bisa gendongin juga kan." Ucap Dahyun memperlihatkan senyumnya dan membuatku ikut tersenyum senang mendengar jawaban Dahyun, akhirnya aku dapat melihat pacar brondongku itu lebih lama.

" Bener juga entar kalau capek, kan ada orang yang bisa di manfaatin, oke berguna banget sih lu bang." Ucap Chaeyoung yang terdengar lucu menurutku.

" Hai jagoan, jalan-jalan kok gak aja abang." Ucap Dahyun mensejajarkan tubuhnya dengan Nako.

" Hahaha, Nako gak tahu hahaha." Ucap Nako sambil tertawa lucu.

" Lucu banget sih. Mau abang gendong gak ?" Tanya Dahyun sambil mencubit pelan pipi Nako. Membuat Nako melihat kearah ku meminta persetujuanku. Karena aku tak ingin anakku merepotkan orang lain. Tapi jika itu Dahyun tidak masalah, hitung-hitungan mendekatkan diri dengan calon papa? Aduh apa yang aku pikirkan, hubungan kami saja baru baru berlangsung tadi malam, ini bahkan belum 24 jam.

" Oke bang Dahyun" Ucap Nako dengan semangat tak lupa ia angkat kedua tangannya memberi isyarat untuk digendong oleh Dahyun.

" Ya udah, yuk nanti keburu kesiangan mau makan lagi." Ucapku mengajak mereka untuk segera berbelanja.

Berbelanja membuat sedikit lupa akan keberadaan Nako dan juga Dahyun. Ku pandangi keduanya yang duduk di bangku diluar toko. Aku berjalan menuju bangku tempat keduanya berada.

" Nako tidur ya ?" Ucapku setelah melihat Nako tertidur di pangkuan Dahyun.

" Iya kak, capek mungkin." Ucap Dahyun sambil melihat kearah Nako.

" Terus kita gimana dong Mi." Rengek Mina, mungkin dia belum selesai berbelanja.

" Ya udah kalian berdua belanja aja dulu. Nanti mami tunggu di restoran aja." Ucapku yang membuat wajah Mina dan Chaeyoung menjadi cerah. Tak terkecuali aku, karena akhirnya aku bisa lebih leluasa berdekatan dengan Dahyun setelah sebelumnya kami saling curi-curi pandang.

" Oke Mami, yuk Chae." Ucap Mina menggandeng tangan Chaeyoung. Menyisakan aku, Dahyun dan Nako yang masih terlelap di pelukan Dahyun.

" Kamu juga capek ya, nemenin kami belanja ?" Ucapku duduk di samping Dahyun sambil mengelus lembut pipinya. Namun bukannya langsung menjawab, Dahyun malah membuka kemejanya dan meletakkannya di pangkuanku, lagi-lagi perlakuannya itu membuatku tersentuh.

Karena jika dulu bersama Jeongyeon suamiku, dia selalu saja menyuruhku untuk tampil sangat terbuka agar tidak mempermalukannya. Tapi Dahyun, dia memperlakukanku seolah aku pantas mendapatkan hal itu.

" Gak juga kok, lagian kalau aku gak nemenin kasihan Nako nya." Ucapku dengan senyum manis, yang mampu menghangatkan hatiku.

" Makan yuk, aku lapar." Ucapku sambil bergelayut manja lengan Dahyun.

" I...ya ayo makan." Ucap ngugup dan terlihat sangat lucu.

Saat dieskalator, aku pun melihat Dahyun yang mundur 1 tangga di bawahku. Apakah dia tidak mau berdampingan denganku, apakah berkencan denganku sememalukan itu. Padahal wajahku tidak jauh berbeda dengan Mina.

" Ngapain, kamu gak mau berdiri disamping aku ?" Tanyaku sambil mengerucutkan bibirku, sunggu aku sangat bad mood sekarang.

" Dress kamu terlalu pendek. Aku gak mau kamu diliatin orang-orang dari bawah." Ucap Dahyun yang masih dengan senyum, dan membuat pipiku memanas karena malu dan juga tersanjung. Bagaimana dia bisa semanis itu. Kenapa pikiranku sesempit itu mengira bahwa Dahyun malu berdampingan denganku

" Makasih. I love you." Ucapku sambil menyentuh dan menguap pipinya.

" I love you too." Ucap Dahyun sambil menyentuh tanganku dengan lembut yang berada di pipinya. Sungguh lalaki ini membuatku terkesan dengan segala yang di lakukannya.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang