Part 32 (Sana)

148 19 0
                                    

Sudah dua hari terakhir semenjak Dahyun mengetahui Tzuyu adalah anak kandungnya, Dahyun selalu saja datang mengunjungi Tzuyy, baik di sekolahnya, di kantorku, ataupun di apartememku.

Aku tahu dia bermaksud ingin bertemu Tzuyu, hanya saja melihatnya yang hampir 1 harian penuh membuat hati sedikit gusar.

Pikiranku kini melayang kembali, saat Dahyun mengantarkan Tzuyu pulang ke apartemen ku.

Kling.... Bunyi notifikasi telepon genggam ku, membuatku mengecek siapa yang telah mengirimiku pesan.

Dahyun
Hari ini kan hari Minggu, aku ajak Tzuyu dan Nako jalan-jalan ya kak

Ternyata yang mengirimkan pesan adalah Dahyun yang meminta izin untuk mengajak kedua putra ku jalan-jalan.

Ya, entar kamu jemput mereka di kantorku aja.


Setelah membalas pesan Dahyun, aku pun mengalihkan pandanganku kearah Nako dan Tzuyu yang asik bermain bersama.

“ Nako, Tzuyu.” Ucapku memanggil kedua putraku, dan membuat kedua putraku yang tadinya fokus kearah mainan kini menatap ke arahku seolah bertanya.

“ Kenapa Mi?” Tanya Nako mewakili Tzuyu.

“ Em... Kalian berdua mau jalan-jalan gak ?” Ucapku kepada kedua putraku itu dan di sambut dengan tatapan antusias.

“ Jalan-jalan Mi, kita mau kemana?” Tanya Nako dengan bersemangat.

“ Iya mi, mau kemana ?” Ucap Tzuyu tak kalah semangat dari abangnya Nako.

“ Gimana kalau kalian siap-siap entar papa Dahyun jemput disini.” Ucapku yang membuat Tzuyu semakin bersemangat.

“ Ye-ye jalan-jalan sama papa, Ye-ye.” Tzuyu mengulang kata-katanya.

“ Ya udah buruan siap-siap, entar keburu papa Dahyun jemput.” Ucapku sambil membantu kedua anakku mengemasi mainannya.

Saat aku sedang asik membantu Nako dan Tzuyu, kini telepon genggam milikku berdering tanda seseorang ingin berbicara kepadaku.

" Papa's Calling"

“ Hallo Pa.” Ucapku setelah menggeser ikon berwarna hijau yang ada di telepon genggam ku.

“ Hallo Sana.” Ucap Papa yang terdengar dari telepon genggam ku.

“ Ada apa Pa?” Tanya ku setelah papa yang tak kunjung berbicara.

“ Em...” Lagi-lagi suara papa terdengar ragu.

“ Kenapa Papa? Ngomong aja papa gak perlu ragu gitu.” Ucapku dengan lemah lembut agar papaku tidak perlu sungkan meminta apapun kepada ku.

“ Em... Kamu bisa temui Wendy sebentar?” Ucap papa yang seketika membuatku terdiam.

“ Papa mohon Sana, temui di sebentar saja, dia anak yang baik Sana.” Ucap Papa terus meyakinkan aku untuk mendekati Wendy rekan bisnis papa yang cukup sukses.

“ Tapi pa?” Ucapku berusaha mengelak lagi.

“ Papa ingin kamu didampingi laki-laki Sana. Papa udah tua, ke khawatiran Papa semakin menjadi-jadi mengingat umur papa yang bisa saja meninggalkan dunia ini.”

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang