Part 39

244 18 2
                                    

Di waktu yang hampir menunjukkan tengah hari, terlihat Dahyun menggandeng tangan Sana serta Tzuyu yang di gendongan Dahyun membuat siapa saja yang melihat mereka akan berpikir jika mereka adalah keluarga impian yang bahagia.

“ Papa, mami liat di sana ada Yoda.” Ucap Tzuyu menunjukkan toko yang menjual berbagai aneka action figur.

“ Kita liat-liat yuk.” Ucap Dahyun sambil menggandeng Sana masuk kedalam toko itu.

Namun, baru saja akan masuk kedalam toko, getaran telepon genggam milik Dahyun harus membuat Dahyun menurunkan Tzuyu dari gendongannya dan mengangkat panggilan yang baru saja masuk.

“ Kamu sama mami dulu ya, papa mau angkat telepon.” Ucap Dahyun sambil mengelus kepala anaknya itu.

“ Halo Irene, kenapa ?” Ucap Dahyun setelah menggeser ikon berwarna hijau di layar telepon genggam nya.

“ Kamu lagi dimana?” Tanya Irene orang yang sedang menelepon Dahyun.

“ Aku... Aku lagi di kantor. Kenapa ?” Ucap Dahyun berbohong.

“ Oh gak apa, aku cuma mau masakin kamu makanan biar kita makan di kantor kamu.”

“ Gak usah Irene, aku ada janji sama temenku buat makan bareng. Kamu gak usah repot-repot. Oh iya, aku juga kayanya bakalan pulang terlambat, tugas aku di kantor banyak banget karena ku tinggal kemarin ke bali.”

“ Oh iya udah gak apa. Kamu jangan capek-capek ya kerjanya. Aku tutup ya, bye.”

Tut... Tu... Panggilan berakhir dan membuat Dahyun masuk kedalam toko untuk menemui Sana dan Tzuyu.

“ Udah selesai ?” Tanya Dahyun yang melihat Sana yang menenteng belanjaan berlabel toko tersebut.

“ Udah Pa, mau liat gak ?” Ucap Tzuyu bersemangat dan mencoba mengambil belanjaan yang di pegang Sana.

“ Nanti aja pas pulang Papa liat, kita cari makan dulu ya, Papa lapar kali ni.” Ucap Dahyun memasang wajah yang cukup lucu dan membuat Tzuyu tertawa melihat ekspresi wajah Dahyun.

“ Oke pa. Yuk mi, cari makanan buat papa, papa lapar katanya.” Ucap Tzuyu sambil menarik tangan Dahyun dan Sana.

“ Pelan-pelan sayang, nanti kamu jatuh.” Ucap Sana sambil menahan laju langkah kaki Tzuyu.

***
Di saat jam yang sudah mulai menunjukkan angka sepuluh malam, Dahyun kembali kerumahnya dengan keadaan yang cukup lelah. Lelah bekerja tak sebanding dengan lelahnya berkeliling diluar kantor.

Mulai dari menjemput Sana, menjemput Tzuyu di sekolah, mengajak Sana dan Tzuyu jalan-jalan serta mengantarkan keduanya dengan selamat membuat energi Dahyun terkuras.

“ Apa udah tidur ya?” Gumam Dahyun melihat sekelilingnya yang tampak sepi.

Klik... Bunyi pintu di buka, namun tak dapat dia temukan Irene di dalam kamar mereka. Dengan sisa tenaga yang tersisa Dahyun pun segera membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat lelah saat berjalan-jalan bersama Sana dan juga Tzuyu.

Klik... Pintu kamar mandi dibuka, dan menampakkan Irene yang sedang terduduk di tempat tidur mereka dengan dua box di depannya.

“ Kamu udah di kamar? Tadi aku cari-cari kamu tapi gak ada, emangnya tadi kemana?” Ucap Dahyun sambil mengancing baju tidurnya.

“ Aku habis nyiapin kado buat kamu, sepesial menyambut kepulangan kamu dan permintaan maaf aku karena tidur waktu kamu pulang dari atau pergi kekantor.” Ucap Irene tersenyum tipis.

“ Oh iya, aku juga punya kado buat kamu.” Ucap Dahyun sambil mencari sesuatu yang ada di dalam koper miliknya.

“ Ini buat kamu.” Ucap Dahyun duduk di samping Irene dan menyodorkan kotak merah yang dia ambil dari dalam koper milikinya.

Saat membuka kotak itu, terlihat satu set perhiasan dari brand favorit Irene.

“ Makasih perhiasannya. Ini kado buat kamu.” Ucap Irene sambil menyodorkan kedua box.

“ Kado yang ini sebagai permintaan maaf aku karena aku tidur duluan waktu kamu pulang.” Ucap Irene sambil menunjuk box berbentuk balok.

“ Dan ini kado sebagai permintaan maaf aku karena gak bangun saat kamu berangkat ke kantor.” Ucap Irene sambil menunjuk box yang berbentuk kubus.

“ Aku buka yang ini ya.” Ucap Dahyun membuka kotak yang berbentuk persegi panjang. Terlihat sebuah alat tes kehamilan yang menunjukkan garis dua.

“ Aku hamil, akhirnya anak yang kita idam-idamkan akan hadir diantara kita Dahyun.” Ucap Irene sambil tersenyum.

Setelah melihat alat itu dan bahkan mendengarkan ucapan Irene, Dahyun hanya terdiam tak bereaksi apapun. Entah dia senang atau tidak wajahnya tidak dapat mengungkapkan ekspresinya saat ini.

“ Kamu harus lihat kotak ini.” Ucap Irene sambil membuka kotak berbentuk persegi yang belum dibuka Dahyun.

Mata Dahyun terbelalak kaget ketika melihat fotonya serta Sana dan juga Tzuyu di dalamnya, bahkan ada fotonya dan Sana saat mereka ada di Bali.

“ Kamu gak senang dengar berita kehamilan aku gara-gara wanita ini?” Ucap Irene yang mulai tersalut emosi.

“ A...ku bisa jelasin, Irene.” Ucap Dahyun sambil menenangkan Irene dan memegang bahu Irene dengan lembut.

“ Jangan sentuh aku.” Ucap Irene membuat Dahyun menjauhkan tangannya di bahu Irene.

“ Temenku mengirimkan aku foto itu karena aku pikir kalian hanya rekan kerja, tapi tadi siang aku jelas-jelas ngeliat kamu dan orang itu dengan mataku sendiri kalian mesra, bahkan kamu berbohong sama aku Dahyun. Dan kamu juga gak kekantor hari ini.” Ucap Irene dengan emosi yang mulai memuncak.

“ Aku bisa jelasin, Irene.” Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Dahyun.

“ Mau jelasin apa hah, sejak kapan kamu berhubungan dengan dia ? Apa jangan-jangan kamu memang pernah tidur sama dia sampai kamu mau membela diri kaya gini ?” Ucap Irene dengan penuh penekanan.

“ Jawab Dahyun. Jangan diam aja.” Ucap Irene dengan suara yang mulai meninggi.

“ Oke, aku bakalan jelasin. Aku dan dia memang punya hubungan, dia alasan aku ninggalin Indonesia lima tahun lalu. Ternyata dia hamil saat aku meninggalkannya, om Taeyeon yang memberitahu ku tentang keberadaan Tzuyu, anak yang aku harap hadir dihidupku Irene. Dengan kondisiku yang seperti ini membuatku senang, akhirnya aku menjadi seorang ayah. Huft.” Ucap Dahyun panjang lebar sambil mengambil nafas agar dia dapat melanjutkan ceritanya kembali.

“ Segala upaya aku lakukan untuk selalu berada di dekat Tzuyu. Namun, hati ku mencair, aku kembali menyukai nya. Dan kami kembali bersama. Maaf karena menduakan mu Irene. Maafkan aku” Ucap Dahyun tertunduk dan merasa bersalah atas perbuatannya itu.

“ Sekarang aku minta kamu buat keputusan dengan tegas. Pilih aku dan kamu harus meninggalkan wanita itu atau kamu pilih wanita itu dan kita akan bercerai.” Ucap Irene yang mampu menusuk jantung Dahyun, dia tak mungkin memilik diantara keduanya, dia tak mungkin meninggalkan Irene yang sedang hamil, dan dia juga tidak mungkin meninggalkan Sana yang mulai membuka hatinya kembali untuk Dahyun.

*Hari ini double update ya 😁😁

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang