Part 33 (Dahyun)

159 18 3
                                    

Sejak mengetahui Tzuyu adalah anak yang aku idam-idamkan selama ini, serta kak Sana yang mengizinkan aku bertemu dengan Tzuyu membuat senyum di wajahku tidak luntur beberapa hari ini.

Masih terbayang di ingatanku saat putra kecilku tidur di ruang istirahat yang ada di kantorku.

“ Hah... Aku sangat kangen dengan putra ku itu, bagaimana jika aku mengajaknya jalan-jalan. Pekerjaanku tidak banyak.” Gumamku setelah menimbang-nimbang.

Ku ambil telepon genggam ku dan mengetik pesan, serta langsung ku kirim kepada kak Kira.

Dahyun
Hari ini kan hari Minggu, aku ajak Tzuyu dan Nako jalan-jalan ya kak

Tak butuh waktu lama aku menunggu balasan pesan itu, karena kak Sana langsung membalas pesanku.

Kak Sana
Ya, entar kamu jemput mereka di kantorku aja.

Senyumku semakin merekah ketika ku baca pesan yang di kirim kak Sana.

“ Apakah aku harus mencoba kembali mendekati kak Sana ?” Gumam ku pelan.

“ Mungkin saat aku memintanya kembali kemarin dia masih syok. Tapi jika aku pelan-pelan mendekati nya kembali mungkin dia akan luluh kembali. Aku yakin di pasti masih mencintai ku.” Gumam ku bertekad.

Saat di perjalanan dari kantor tempat ku bekerja hingga sampai di gedung kantor tempat kak Sana berkerja, tak henti-hentinya aku bersenandung kecil.

Sekretaris kak Sana hanya melihatku dengan senyum sopan, dan kubalas dengan senyuman manis ku.

Tok... Tok... Ku ketuk pintu ruangan kak Sana dengan sopan, sebelum menjemput mereka untuk jalan-jalan bersamaku menghabiskan waktu sore yang cukup cerah ini.

“ Masuk...” Suara kak Sana terdengar membuatku segera membuka pintu ruangan kak Sana.

“ Sore.” Ucapku setelah melihat jam di pergelangan tangannya.

“ Papa....” Ucap Tzuyu sambil berlari menuju memelukku setelah aku mengangkat tubuh Tzuyu dalam gendonganku.

“ Hallo papa Dahyun.” Ucap Nako menyapaku, karena Tzuyu yang memanggilku dengan sebutan Papa, akhirnya Nako pun juga menyebutku dengan sebutan Papa Dahyun, bukan rasa kesal saat mendengarkan nya, aku lebih merasakan bahagia, karena merasa seperti memiliki dua orang putra yang tampan.

“ Hai Abang ganteng.” Sapaku dengan ramah dan mengelus pucuk kepala Nako dengan lembut.

“ Aduh anak papa berat banget, berarti udah tambah besar ya.” Ucapku bergantian mengelus kepada Tzuyu yang sedang ada digendonganku, sesekali melambung kan nya dengan pelan.

“ Iya dong, bentar lagi pasti Tzuyu akan sebesar bang Nako.” Ucap Tzuyu bersemangat.

“ Ya udah yuk kita berangkat.” Ucapku sambil mengambil barang-barang Nako dan Tzuyu tanpa melepaskan Tzuyu di gendonganku.

“ Kak Sana gak ikut?” Tanyaku pada kak Sana, karena kulihat dari tadi dia diam saja duduk mematung di tempat duduknya.

“ Em... Gak, kalian bertiga aja. Aku ada urusan bentar.” Ucap Kak Sana sambil menggelengkan kepalanya.

“ Terus anak-anak gimana ? Aku antar ke apartemen atau kak Kira yang jemput ?” Tanyaku kepada kak Sana, aku tak bermaksud lain, siapa saja aku di ajak makan lagi, tidak salahnya berharap bukan.

“ Entar aku hubungi kamu, aku juga gak tahu selesai nya kapan.” Ucap kak Sana dan ku respon dengan anggukan kepala.

“ Ya udah aku sama anak-anak berangkat ya.” Ucapku sambil tersenyum manis, mengisyaratkan bahwa dia tak perlu khawatir akan keselamatan Nako dan Tzuyu.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang