Part 25 (Dahyun)

176 24 0
                                    

5 tahun kemudian.

Setelah memutuskan meninggalkan Indonesia dan menetap di Korea untuk memulai hidup baru ku. Aku telah menikah dengan Irene, wanita cantik yang melepaskan karir nya yang cemerlang jika dia menjadi anggota grup idola untuk hidup bersama ku.

Ku menggeliatkan tubuhku, saat matahari mulai menampakkan sinarnya. Ku raba di sisi sebelahku, tak dapat kutemukan Irene wanita yang resmi menjadi istriku itu.

Tak ingin berperang dengan pikiranku, aku pun melilitkan handuk di pinggangku dan mulai berjalan kearah dapur sekedar melepas haus dan juga mencari keberadaan Irene.

Kuedarkan pandangan, tak dapat kutemukan Irene, baik di ruang tengah ataupun dapur.

" Mungkin lagi keluar." Gumamku berjalan kembali ke kamarku.

Namun saat ingin kembali ke kamar, ku dengar suara tangisan dari arah kamar mandi tengah.

" Hiks... Hiks... Kapan kau akan mempercayai aku untuk menerima titipan mu tuhan. Ini sudah hampir 5 tahun, namun belum juga tanda-tanda kau akan berikan aku keturunan. Aku juga ingin merasakan hamil, melahirkan, melihat anakku tubuh besar. Aku takut jika Dahyun mulai lelah karena aku yang tak kunjung juga memberinya keturunan. Aku mohon tuhan berikanlah aku keturunan." Ucap Irene yang kudengar dari balik pintu kamar mandi.

Mendengar perkataannya membuat hatiku sakit dan juga sesak, karena aku pun juga menginginkan malaikat kecil yang hadir di hidupku. Aku juga mengingatkan keturunan. Hanya saja aku tak ingin membebaninya, makanya aku tak pernah menanyainya apapun tantang tes kehamilan yang hampir Irene lakukan setiap hari.

" Maaf karena kesehatanku, aku membebani mu Irene, dan maaf karena aku masih belum bisa membuatmu hamil." Gumamku setelah mendengar ucapan Irene.

Aku pun kembali ke kamarku, berbaring santai seolah-olah aku tak mendengar perkataan apapun dikamar mandi tengah.

" Sayang, celananya letak di tempat kotor dong, ini terus liat sepatu kamu berserakan gini di kamar." Ucap Irene masuk kedalam kamar kami sambil merapikan kembali celana serta sepatuku yang berserakan.

Mendengar celotehannya, hanya mampu membuatku tersenyum. Dia tidak berubah sedikitpun, selalu memperhatikan tata letak barang di rumah ini, meski sudah hampir 5 tahun aku dan Irene menikah.

Aku pun membenarkan handuk yang berada di pinggangku " Maafin aku Irene, aku lupa, besok aku coba buat letak di tempat yang tepat. Aku mandi dulu ya." Ucapku sambil mencium sekilas pipi Irene dan berjalan cepat menuju kamar mandi.

" Untung aku sayang sama kamu." Ucap Irene sedikit berteriak agar aku dapat mendengarnya.

" Aku tahu. Gak mau sekalian ikut mandi ?" Ucapku sedikit berteriak dari dalam kamar mandi.

" Dasar mesum." Teriak Irene menyahuti ku.

" Biarin yang penting kamu suka kan." Ucapku keluar dari kamar mandi dan menarik lembut tangan Irene.

" Dahyun-ah aku udah mandi." Ucap Irene sambil mengedarkan pandangannya kearah lain.

" Gak apa, biar makin wangi." Ucapku sambil mencium bibir Irene.

***
Sekarang aku sedang berada di rumah, menikmati hari liburku dan sesekali bermain dengan anjingku. Aku dan Irene sepakat untuk mengadopsi seekor anjing untuk sekedar menemani kami yang hanya tinggal berdua saja di apartemen.

" Ahri, sini makan dulu." Ucapku sambil memanggil kucingku yang berwarna oranye.

" Guk..." Seolah tahu perkataan ku, Ahri pun mulai berjalan pelan ke arahku dan mengelus-elus kan tubuhnya ke tubuhku seolah meminta belaian.

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang