" Bukan kah itu Tzuyu..." Gumamku melihat anak laki-laki yang menangis terlihat seperti Tzuyu.
" Tzuyu-ya..." Teriakku dari luar pagar taman kanak-kanak. Sontak anak yang menangis itu melihat kearah ku. Benar dia adalah Tzuyu.
Aku pun mulai masuk kedalam, melewati pagar pembatas itu.
" Tzuyu, Tzuyu-ya kenapa nangis?" Tanyaku kepada Tzuyu, sungguh itu pasti pertanyaan ku yang paling bodoh, bagaimana anak seusianya tidak menangis jika belum juga di jemput oleh siapapun.
" Mami belum jemput Tzuyu om, teman-teman yang lain juga udah pulang Tzuyu takut...." Ucap Tzuyu dengan tangisan yang mulai reda.
" Kalau gitu Om tunggu disini deh, nemenin Tzuyu sampai Mami Tzuyu jemput. Boleh ya ?" Tanyaku sambil mengelus-elus pucuk kepalanya.
" Boleh makasih Om baik." Ucap Tzuyu sambil tersenyum hingga bola matanya hampir saja tidak terlihat.
Cukup lama aku dan Tzuyu duduk terdiam, hingga suara Tzuyu memecahkan keheningan kami.
" Om mau tahu sesuatu gak ?" Tanya Tzuyu yang mampu membuatku menatap penuh tanya kearahnya.
" Tahu apa ?" Ucapku bertanya kembali.
" Om itu mirip kaya papa Tzuyu, loh" Deg... Deg.... Jantungku seakan mau lepas rasanya karena ucapan Tzuyu itu.
" Beneran? Emang papa Tzuyu ganteng gak kaya om." Ucapku mencoba setenang mungkin.
" Iya beneran Tzuyu gak bohong, Om Taeyeon pernah liatin foto papa Tzuyu waktu Tzuyu tanya sama Om Taeyeon. Ternyata mirip kaya Om baik. Hehehe." Ucap Tzuyu sambil terkekeh. Terima kasih Om udah mau kasih tahu Tzuyu bentuk wajahku.
" Kalau gitu, Tzuyu boleh panggil Om dengan sebutan papa. Mau gak ?" Ucapku dengan semangat dan penuh harap, agar aku bisa di panggil papa oleh anak kandungku itu.
" Mau banget. Yey, sekarang Tzuyu punya Papa." Ucap Tzuyu yang mampu membuat dadaku sesak, namun sesak kali ini sesak yang mampu membuatku seakan melayang, betapa senangnya di panggil papa oleh anak sendiri.
" Gimana kalau Tzuyu ikut Papa, nanti kita makan dulu baru ketemu mami gimana ?" Tanya ku memberi usul, lagian aku juga ingin sekali meluangkan waktuku untuk Tzuyu.
" Mau Pa, Tzuyu juga lapar. Hehehe" Kekeh Tzuyu yang mampu membuatku senyum lebar.
" Ya udah yuk pergi." Ucapku sambil menggandeng tangan Tzuyu.
Namun, saat akan keluar gerbang, lelaki dengan seragam keamanan memberhentikan langkahku.
" Maaf pak, bapak siapanya Tzuyu ?" Tanya Satpam itu kepadaku.
" Saya papa nya Shandy pak. Oh iya, nanti jika Mami nya datang bilang aja di jemput papanya." Ucapku tersebut manis.
" Baik pak." Ucap Satpam itu tersenyum ramah.
Kini, aku menggandeng tangan Tzuyu menuju kantor ku, dan tak lupa menelepon makanan siap saji untuk segera diantar ke kantorku, agar aku dan Tzuyu bisa makan bersama. Akh... Sungguh tak pernah terbayangkan di pikiranku, akhirnya aku bisa makan bersama anakku.
Setelah sampai di ruangan ku, aku pun mendudukkan Tzuyu di sofa panjang yang ada di ruangan ku.
" Tzuyu duduk dulu ya, papa udah pesankan makanan buat kita, paling bentar lagi sampai." Ucapku sambil mengelus pucuk kepalanya.
" Pa, Tzuyu boleh keluarin mainan Tzuyu ?" Ucap Tzuyu dengan takut-takut, mungkin dia takut jika aku memarahinya karena meletakkan mainannya di ruangan ku.
" Boleh dong, masa gak boleh. Tzuyu boleh main di ruangannya papa, kan Tzuyu anak papa. Masa Tzuyu lupa sih." Ucapku dengan bibir yang ku buat kerucut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Telah Menikah
Fanfiction' Kim Dahyun mahasiswa semester 4 merupakan pemuda tampan dan juga kaya, ia rela bekerja di cafe Sana sebagai pengurus gudang untuk mendekati Sana dan Membuatnya jatuh cinta. Sana adalah seorang wanita dewasa yang memiliki dua anak dan juga masih b...