Part 38 (Irene)

303 19 0
                                    

Klik... Ku buka pintu besar rumah mertuaku, tempat aku dan Dahyun  tinggal selama di Indonesia. Tak tahan dengan rasa lelah karena pergi bersama teman-temanku, ku duduki sofa coklat yang berada di ruang tengah.

Walaupun hari sudah sore tetapi panasnya udara masih ku rasakan juga.

“ Huft.... Panas banget hari ini.” Gumam ku sambil mengipas-ngipas tanganku ke wajahku agar sedikit lebih dingin.

“ Oh non Irene, ini saya buatkan jus buat non Irene. Pasti panas banget kan.” Ucap salah satu ART mengagetkanku.

“ Oh iya mbak makasih ya. Oh iya, mama kemana mbak ?” Tanyaku kepada ART yang cukup dekat denganku itu sambil meneguk minuman dingin yang dia suguhkan.

“ Oh nyonya, tadi keluar sama non Chaeyounh, paling bentar lagi pulang non.”

“ Oh gitu.” Ucapku sambil menganggukkan kepalaku tanda mengerti.

“ Saya balik ke belakang dulu ya non, mau beres-beres dulu.” Ucap art itu pamit kepadaku untuk melakukan pekerjaannya.

“ Iya mbak.” Ucapku sambil tersenyum kepada art itu.

Kring... Kring... Suara keras dari dalam tas ku, membuatku kembali mengarahkan tenagaku untuk mengambil telepon genggam yang berada di dalam tas putih milikku.

Ternyata panggilan video yang dilakukan oleh suamiku.

“ Halo.” Ucapku dengan wajah tanpa sangat.

“ Hahaha, kenapa kok wajahnya gitu.” Ucap Dahyun sambil tertawa menatapku dari layar telepon milikku.

“ Em... Kangen kamu....” Ucapku sambil mengerucutkan bibirku.

“ Iya aku tahu, penerbangan ku nanti malam. Jadi malam ini aku bakalan balik ke sana.” Ucap Dahyun yang mampu membuatku tersenyum lebar.

“ Beneran ? Kamu gak bohong kan?” Ucapku menghujaninya dengan pertanyaan.

“ Iya beneran, aku gak bohong.” Ucapnya di selingi senyuman.

Di saat aku menatap di sekitar Dahyun, kulihat dari arah pantulan kaca, aku melihat seseorang yang ku yakini adalah seorang perempuan, karena dia memiliki rambut panjang yang terurai terlihat sedang memegang sesuatu. Walaupun tak begitu jelas, namun aku tahu jika itu adalah seorang perempuan.

Dengan wajah yang masih tersenyum, aku pun bertanya kembali kepada Dahyun. “ Kamu udah beres-beres?”

“ Udah, ini lagi beres-beres.” Ucap Dahyun dengan mimik wajah yang terlihat tegang.

“ Jangan sampai ada yang ketinggalan ya.” Ucapku sambil tersenyum kearahnya.

“ Iya di jamin gak akan ada yang ketinggalan.” Ucap Dahyun masih dengan senyum yang sedikit lebih rileks.

“ Oh iya hampir aja aku lupa. Oleh-oleh nya ya Dahyun, jangan lupa.” Ucapku tersenyum kepadanya lagi.

“ Iya gak akan lupa.” Ucap Dahyun dengan senyum yang cerah.

“ Aku tutup dulu ya. Aku capek banget tadi habis keliling sama temenku.” Ucapku kepada Dahyun untuk segera memutuskan panggilan video itu.

“ Ya udah, kamu jangan capek-capek ya, dan jangan sakit sebelum aku pulang.” Ucap Dahyun menceramahi ku.

“ Iya Hyun. Bye.” Ucapku sambil melambaikan tanganku ke arahku.

“ Bye.” Ucap Dahyun sambil melakukan hal yang sama melambaikan tangannya ke arahku.

Setelah menutup panggilan video itu, aku pun mengangkat belanjaan ku untuk dimasukkan kedalam kamar. Namun baru beberapa langkah, mataku terasa berkunang-kunang, kepala terasa pusing. Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya aku tak mengingat apapun. Yang ku dengan hanya sayup-sayup suara Chaeyoung yang memanggil namaku. “ Kak Irene”

Dia Telah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang