BAB 17

3.6K 281 1
                                    

Makin ke sini, makin votenya berkurang☹️
Pliss... Hargain aku dong. Tinggalkan vote❤️

Hehehe becanda kok✌️ kalian baca aja aku udah senang bangetttt. tapi kalo kasih vote lagi, aku bersyukur banget😘


Happy reading
********************













"Mom. Dimana Manda?" Tanya Daffa khawatir. Ia baru saja mendapatkan info jika adiknya sakit. Ia bergegas pulang untuk menemui adiknya.

Hana menoleh dari arah dapur dengan kernyit di dahinya. "Kamu udah pulang?" Tanya Hana balik.

"Udah. Dimana Manda, mom?" Tanya Daffa sekali lagi.

"Di kamar, lagi istirahat" jawab Hana dan seketika Daffa beranjak ke kamar Manda.

🐶🐶🐶

Drittt Drittt

Bastian yang sedang mengemudi melirik handphone nya yang bergetar. Dilihatnya nama Hans yang terterah disana.

"Lo mana?" Tanya Hans ketika Bastian mengangkat teleponnya.

"Jalan" jawab Bastian singkat yang tetap fokus kedepan.

Mendengar kata 'jalan' Hans langsung merubah suaranya menjadi manja. Agar keinginan terpenuhi.

"Bastian, yang ganteng tapi masih ganteng Hans Anderson ini. Tolong, ya? Beliin gue buah apel sekilo. Plis..." Ujar Hans dengan memohon.

Bastian berdecih saat mendengar suara Hans yang begitu menjijikkan. Hans selalu begitu jika meminta tolong ke padanya untuk membelikan ia sesuatu. Tapi bagaimana pun juga Bastian selalu menuruti kemauan sahabatnya itu.

"Iya" jawabnya dan langsung mematikan sambungan, sebelum Hans mengeluarkan suara menjijikkan nya lagi.

🐺🐺🐺

Manda menggeliat dalam tidurnya. Perlahan matanya terbuka lalu tertutup lagi untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Ia merasa kepalanya masih sakit. Saat ingin bangun, ia merasakan sebuah tangan yang melingkar di atas perutnya. Gadis itu mendongak melihat siapa pemilik tangan ini. Daffa yang tengah tertidur dengan nyaman di sampingnya.

Ia ingin bangun dan mandi namun, melihat kakaknya yang tertidur pulas itupun, mengurungkan niatnya untuk bangun. Kepalanya yang masih sakit membuat ia tetidur lagi.

Selang beberapa menit, Raffa masuk ke kamar Manda. Ia menatap keduanya dengan senyum hangat. Menghampiri keduanya dan ikut berbaring di samping Manda.

Ceklek

Hana membuka pintu kamar putrinya dan melihat ketiga anaknya sedang tertidur pulas. Senyum manis terbit di bibirnya, wanita paru baya itu selalu berdoa agar, ketiga anaknya ini selalu diberikan kesehatan. Ia berjalan ke arah anak-anaknya dan menatap mereka dengan senyum manis yang tak pernah pudar.

Ia menyentuh pucuk kepala putranya. Daffa yang merasakan ada orang yang menyentuh kepalanya, terbangun dan menatap mommy nya yang berdiri di sampingnya.

"Mom" ucap Daffa dengan suara khas bangun tidur.

"Eh! Maaf, mom, menganggu mu tidur sayang," ujar Hana pelan, agar kedua anaknya tidak terganggu dengan suaranya.

"Gak kok, mom. Udah jam berapa?" ujarnya kemudian bertanya dengan senyum.

"Jam 5 sore" jawab Hana.

"Yaudah, Daffa mau mandi dulu" ujarnya dan bangun dari tidurnya, kemudian mengecup pipi mommy nya. Setelah itu ia melenggang pergi ke kamarnya.

Hana hanya tersenyum dan kembali menatap kedua anaknya, yang masih setia menutup mata mereka.

My boyfriend is a psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang