BAB 43

2K 130 0
                                    

Bastian dan kedua sahabatnya masuk ke dalam club. Mereka kini mencari target ketiga mereka yang berani-beraninya berkhianat kepada mereka. Senyum smirk Hans terbit saat melihat target nya sedang duduk sembari memangku seorang jalang.

"Disana" Bastian dan Darren langsung mengikuti Hans dari belakang. Ketiga nya berjalan dengan wajah datar mereka.

"Singkirkan jalang itu dan seret pak tua itu" Darren dan Hans mengangguk dan langsung melaksanakan perintah Bastian.

Target mereka yang sudah sangat mabuk membuat Darren dan Hans, tak begitu kesusahan membawa target mereka keluar dari club. Keluar dari club, Hans memasukkan target mereka ke dalam bagasi mobil dan menutup nya kembali. Setelahnya mereka langsung pergi dari club menuju gudang tempat biasa mereka melakukan rutinitas mereka.

Tak butuh waktu lama, kini mereka sudah sampai di gudang. Hans berjalan ke arah bagasi mobil dan mengeluarkan target mereka dari sana.

Jangan berpikir Hans akan membopong nya atau sebagai nya. Cowok itu malah menyeret nya masuk ke dalam gudang. Tak ada belas kasih dari cowok itu menyeret target yang begitu prihatin.

Ia langsung mengikat tubuh target di kursi yang telah mereka sediakan. Darren mengambil pisau lipat nya di atas meja dan berjalan ke arah target dengan senyum tipis.

"Gue langsung aja. Malas menunggu."

Srekk!

Darren langsung menyayat wajah target yang dalam mode mabuk berat. Wajah pak tua itu yang masih kelihatan tampan sudah menjadi seperti bajak laut. Mata sebelah yang sudah kelihatan bola matanya dan darah begitu tergesa-gesa keluar dari isi kulit wajah itu.

Hans dan Bastian hanya diam menonton sembari meminum bir. Keduanya asik duduk santai menikmati kegiatan Darren yang tak segan-segan untuk merobek atau menarik jantung target.

Srek!

Darren menarik usus pria tua itu dan tertawa. "Hahah! Guys, liat. Gue bawa usus buat Shiro." Ujarnya dengan senyum manis.

"Thanks" sahut Bastian santai dengan senyum tipis.

Darren mengangguk dan kembali menarik ginjal pak tua itu. Selesai dengan kegiatannya, Darren berdiri dan mencuci tangan nya di wastafel lalu berjalan ke arah kedua sahabatnya.

"Udah?" Tanya Hans saat Darren duduk di samping nya sembari meneguk segelas bir. Darren hanya mengangguk.

"Masuk beresin ini" titah Bastian kepada seseorang di balik telepon.

"Cabut. Gue belum puas" Bastian berdiri dan keluar disusul kedua sahabatnya.

🐺🐺🐺

Manda duduk di depan TV sembari memangku setoples keripik singkong. Malam ini ia sendiri di rumah. Kedua kakaknya telah memiliki rumah tangga masing-masing. Mommy dan deddy nya sedang berada di Paris karena urusan pekerjaan. Sedangkan calon suami nya sedang sibuk dengan urusan nya sendiri. Bosan. Itulah yang ia rasakan saat ini.

Sembari menikmati keripik singkong, gadis itu sering memeriksa ponselnya, mungkin ada notifikasi dari kekasihnya atau tidak dan sama sekali tak ada notifikasi. Manda mendengus sebal.

"Gue kaya nggak punya pacar aja. Tau gini gue jomblo aja dari pada punya pacar tapi tak di perduliin" rutuk nya sembari menggumam kecil.

"Kak Daffa, kak Raffa, mommy, daddy. Manda bosan kaya gini. Manda mau balik kaya dulu lagi. Huaaa!" Gumamnya sembari menangis. Meratapi nasibnya yang di tinggal sendiri oleh keluarganya.

"Manda kangen suasana yang dulu. Mommy, pulang, hiks!" Menangis meratapi nasibnya sembari mencomot keripik dengan air mata di pipi nya.

Ting tong

My boyfriend is a psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang