BAB 38

2.3K 146 7
                                    

Sebelum baca, vote dulu yuk^^

Typo tandai.





HAPPY READING







"Wah! Terus acara pernikahan nya kapan, pak Daffa?" Tanya Alex.

"3 atau 4 bulan lagi" jawab Daffa santai.

"Baiklah, kami tunggu undangan nya"

"Baik, akan saya berikan"

"Kalo begitu sampai disini dulu. Saya ada urusan, sekali lagi makasih atas kerja samanya" ujarnya lalu berdiri di ikuti mereka, kemudian berjabat tangan dengan Daffa sebelum pergi.

"Sama-sama, pak Alex" Daffa ikut berjabat tangan dan setelahnya pak Alex keluar bersama sekretaris nya.

Kini tinggal Daffa dan Mila. Daffa menatap Mila. "Kita pulang" ujar Daffa lalu berjalan keluar dari restoran.

Mila menarik nafas panjang dan berjalan keluar menyusul Daffa. Ia masuk ke dalam mobil dan mobil pun mulai melaju.

Suasana hening di dalam mobil membuat Mila mengantuk. Ia tidak suka kesunyian, jika dia yang membawa mobil, ia akan menyalakan radio lalu menyetel lagu. Namun kali ini tidak bisa karena ada atasan nya, yaitu Daffa Alvaro William.

Daffa yang menyetir melirik Mila sekilas. Ia tau bahwa perempuan di samping nya sedang menahan ngantuk.

"Tidur saja jika kamu mengantuk" ujar Daffa dingin.

Mila yang hampir menutup mata menatap Daffa. "Hah? T-tuan sedang berbicara dengan saya?" Tanyanya dengan mata yang berkedip-kedip menahan ngantuk.

Daffa tersenyum tipis melihat tingkahnya. "Tidur saja jika kamu ngantuk" ulang nya lalu mulai fokus ke depan.

"S-saya gak ngantuk, tuan" ujarnya membuat Daffa diam. Tak lama Daffa kembali menatap Mila yang ternyata sudah tertidur.

"Saya gak ngantuk. Tapi tiba-tiba molor" ejek Daffa lalu tersenyum tipis. Ia menepikan mobil sebentar lalu memperbaiki posisi tidur Mila. Ia mengambil selimut di belakang jok penumpang dan memainkan nya ke tubuh Mila.

Sebelum kembali mengemudi, ia mengecup pucuk kepala Mila dengan lembut. "Selamat tidur my little girl" bisik Daffa lalu kembali mengemudi.

🐰🐰🐰

Manda masuk ke dalam rumah di jam 9 malam. Ia berjalan naik menuju kamar nya namun saat melewati ruang keluarga, Daffa memangil nya.

"Dek, darimana saja kamu? Kok jam segini baru pulang?" Tanya Daffa yang duduk di sofa sembari menonton TV.

Manda menatap kakaknya lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di samping kakaknya, ia tak lagi naik ke atas kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di sofa berasal kan paha Daffa sebagai bantal.

Daffa melihat mata Manda yang tertutup seraya mengusap rambut adiknya dengan sayang. "Kamu kenapa? Lelah seharian kerja?" Tanya Daffa lembut.

Manda menarik nafas panjang dan menggeleng. "Aku hanya kangen, kak Raffa" jawab Manda pelan.

"Telefon saja dia"

"Aku gak mau ganggu mereka. Mereka kan lagi buat ponakan buat aku" cicit Manda dengan senyum.

"Kamu ini" tutur Daffa seraya mencubit hidung adiknya.

"Ish! Kakak, sakit" ringis Manda dan menggosok hidup nya memerah.

My boyfriend is a psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang