BAB 39

2.3K 149 5
                                    

Sebelum baca, vote dulu yuk^^

Typo tandai.

HAPPY READING



Manda berdiri di depan kaca besar yang memperlihatkan jalanan yang begitu padat. Ia menatap kebawah dengan wajah datar. Asisten nya ijin pulang karena mengantar ibu nya ke rumah sakit. Sedang sekretaris nya sedang berada di kantor kakaknya. Ngomong-ngomong soal sekretaris, ia ingin sekali bertukar sekretaris saja. Kakaknya selalu saja menyuruh Mila ke kantornya atau pergi ke luar kota untuk mengurus proyek. Terus apa gunanya ia punya sekretaris? Manda di buat pusing. Ia tidak marah jika sekretaris nya mengurus perusahan kakaknya. Toh perusahan itu juga miliknya.

Sudah sebulan, kakaknya itu meminta Mila untuk ikut mengurus proyek di luar kota. Manda tidak keberatan karena ia juga tidak terlalu sibuk. Soal perusahan nya juga, kekasih nya selalu membantu nya. Jangan lupa asisten nya itu, selain mengurus keperluan Manda. Defi juga seringkali membantu pekerjaan kantor atasan nya.

"Kamu sedang memikirkan apa? Sayang" bisik Bastian di telinga Manda membuat sang empu kaget.

Manda berbalik badan dan menatap wajah kekasihnya. "Kenapa kamu suka sekali buat ku kaget?" Tanya Manda lalu mengecup pipi Bastian sekilas.

"Maaf. Kamu banyak pikiran akhir-akhir ini. Memikirkan apa?" Tanya Bastian lembut sembari menata rambut tunangannya yang mulai nakal menutupi wajah cantik Manda.

"Iya? Aku hanya bingung sama kakak Daffa dan Mila" jawab Manda membuat Bastian tersenyum.

"Aku hanya penasaran sama mereka berdua, apa mereka ada hubungan? Kalo ada, kenapa gak langsung aja jadian? Aku lihat Mila juga seperti di gosting sama kakak ku. Kalo itu sampai terjadi, aku bakal buat kak Daffa merasa kehilangan" tutur Manda dengan geram.

"Hey,... Kok jadi kamu yang marah-marah gini? Dengar, ya? Sayang. Kakak kamu mungkin belum tau sama perasaannya untuk mengungkapkan perasaan itu. Kamu harus bantu dong, bukan nya menyalahkan kak Daffa seperti ini"

"Aku udah bantu, tapi kak Daffa nya aja yang gak peka atau gimana. Aku kalo jadi Mila, udah ninggalin cowok kaya gitu"

"Heheh!"

"Kok kamu malah ketawa sih?"

"Aku lucu liat kamu marah kaya gini. Itu tandanya kamu perhatian sama Mila"

"Obat kamu abis, ya? Kok kamu kaya beda hari ini. Gak kaya biasanya." Tanya Manda menatap Bastian curiga.

"Emang aku kenapa?" Tanya Bastian balik.

"Kamu yang aku tahu. Gak ada belas kasih, dan bodoh amat. Tapi ini kamu kaya beda"

"Aku juga gak tau. Udah makan? Kalo belum, yuk makan! Aku lapar. Pengen makan kamu tapi ntar kalo udah sah." ujar Bastian lalu menarik tangan Manda ke sofa.

Mendengar hal itu Manda langsung menampol lengan kekasihnya dan duduk di samping Bastian. Di atas meja sudah terdapat berbagai macam jenis makanan. Hal itu membuat Manda tak sabar untuk menghabiskan semua makanan itu.

"Kaya nya ibu dari anak-anakku sedang lapar. Aku bawain ini gak sia-sia, ya?" Tutur Bastian dengan kekehan di akhir kalimat saat melihat wajah binar calon istri nya.

"Nih" sambung Bastian seraya menyondorkan makanan ke calon istrinya. Manda mengambil makanan itu dan langsung melahapnya dengan tenang.

Bastian menatap kekasihnya dengan senyum. Ia suka melihat wajah bahagia kekasih nya, hal itu membuat ia ikut bahagia.

Manda yang asik makan menatap calon suami nya dengan mengunyah makanan di dalam mulutnya. "Kamu gak makan? Kata nya lapar" tanya Manda seraya menyondorkan makanan di tangan nya.

My boyfriend is a psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang