BAB 35

2.4K 160 2
                                    

Sebelum baca, vote dulu yuk^^

Typo tandai.





HAPPY READING









Setelah acara pernikahan selesai, Manda dan kedua sahabatnya duduk di kursi para undangan. Mereka bertiga menikmati hidangan yang tersaji di atas meja.

Saat asik menikmati makanan mereka, ketiga cowok datang dan langsung membuat mereka berhenti makan dan menatap mereka dengan wajah datar.

Manda menatap Bastian tak suka sedang yang di tatap hanya tersenyum tipis. Kedua sahabatnya menatap Hans dan Darren dengan wajah datar.

"Kalian kok bisa ada disini?" Tanya Illy.

"Bisalah. Jangan lupakan kita bertiga ini siapa!" Jawab Hans dengan senyum mengejek.

Illy hanya memutar matanya lalu kembali menikmati makanan nya, begitu juga dengan Yuki. Manda? Dia terus menatap Bastian dengan tajam. Mereka berdua saling tatap menatap, bertarung siapa yang akan kalah dalam saling tatap-tatapan.

"Gak perih tuh mata? Gue tau kalian berdua cantik dan ganteng tapi bisa gak? Natap nya dengan kedip, takutnya ada debu yang masuk" celetuk Illy sambil meminum minuman nya.

Manda hanya mendengus tak suka lalu mengambil minuman nya dan meneguk dengan santai. Bastian hanya tersenyum tipis bahkan senyum nya sangat tipis.

Di tempat lain terdapat dua orang wanita yang sedang asik menikmati makanan mereka. Defi dan Mila. Mereka berdua duduk di bangku dekat dengan kolam berenang.

"Mbak Rini cantik banget, ya?" Puji Defi saat melihat Rini.

"Iya, orangnya baik lagi"

"Iya betul, tuan Raffa beruntung, ya. Dapatin mbak Rini. Pasangan tertop deh mereka berdua"

"Hehe! Iya"

"Kapan ya? Gue punya cowok. Bosan gue jomblo melulu" ujar Defi seraya meratapi nasibnya yang jomblo.

"Berdoa di sepertiga malam. Bahagiain orang tua lu dulu. Insyaallah, Allah akan kasih lu jodoh yang terbaik. Jangan lupa perbaiki diri lu, karena jodoh cerminan dari diri kita sendiri" tutur Mila bijak.

Defi tersenyum dan mengangguk. "Iya, lu emang sahabat terbaik gue. Makasih, ya? Udah selalu ada di saat gue butuh" ujar Defi lalu memeluk sahabatnya dengan sayang.

Mila ikut tersenyum dan membalas pelukan sahabat nya. "Gue juga, Def. Makasih selalu ada" tutur Mila lembut.

Saat berpelukkan, mereka tak menyadari bahwa Daffa sedang memperhatikan mereka dengan senyum di dekat pintu keluar.

"Gue mau ke nona Manda dulu, mungkin nona lagi butuh sesuatu" ujar Defi seraya melepaskan pelukan mereka dan menatap Mila.

"Kalo begitu gue ikut aja. Takut disini sendirian"

"Ya udah, ayo"

Saat mereka berdiri dari bangku, Daffa datang dengan wajah datarnya. Ia berdiri di depan dua wanita itu dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana. Menatap mereka dengan mata tajam.

"T-tuan? Tuan butuh sesuatu?" Tanya Defi takut sembari menunduk tak berani menatap wajah Daffa. Begitupun dengan Mila.

"Mila, ikut saya sebentar" pinta Daffa dingin terkesan tak terbantahkan lalu pergi dari hadapan mereka.

Defi menatap Mila lalu menyuruh sahabatnya untuk ikut tuan mereka. Mila hanya menarik nafas panjang dan mengangguk, kemudian ia pergi menyusul Daffa yang sudah cukup jauh. Kini tinggal Defi, ia melihat sahabatnya yang pergi dengan wajah menunduk.

My boyfriend is a psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang