BAB 5

6.5K 333 1
                                    

Sebelum baca, vote dulu yuk^^

Typo tandai.





HAPPY READING







Di rumah sakit, ketiga gadis itu duduk sambil menunggu dokter yang memeriksa Laura di dalam.

"Gue gak nyangka kalo yang mau nge-bunuh Laura, itu Hans dan Darren tak lupa, Bastian" ujar Illy menatap ke depan.

"Apalagi gue, gue kira Darren itu orangnya baik tapi, gue salah" sahut Yuki penuh kekecewaan dengan senyum sinis.

"Udah, ntar gue cari tau kenapa mereka ngelakuin hal ini" ujar Ify yang berdiri di sampingnya.

"Iya, Fy" ucap Yuki.

"Eh? Gue Ly, bukan Fy" pungkas Illy saat mendengar Yuki menyebut nama Fy.

"Ify, ngomong kalo dia akan cari tau kenapa mereka ngelakuin hal ini" jelas Yuki agar sahabatnya paham.

"Oh, emang Ify di mana?" tanya Illy penasaran.

"Di samping gue" jawab Yuki seadanya membuat Illy mengangguk.

"Gimana keadaan Laura, Dok?" tanya Manda saat dokter keluar.

"Kalian siapanya pasien?" Tanya dokter balik.

"Kita..." ucap Illy mengantungkan ucapnya dan menatap dua sahabatnya. "kita teman sekolahnya" jawab Manda cepat.

"Oh. Pasien mengalami trauma berat dan pasien belum sadarkan diri," jelas dokter.

"Boleh kita jenguk pasien?" tanya Illy.

"Boleh, tapi jangan lama-lama biar pasien bisa istirahat, kalo gitu saya permisi dulu" ucap dokter kemudian pergi dari hadapan mereka.

Setelah dokter pergi, mereka masuk dan menatap Laura yang masih menutup matanya.

🐶🐶🐶

Mata indah milik seseorang itu terbuka karena pancaran sang Surya yang mengusik tidurnya. Badannya menggeliat di atas ranjang untuk merengangkan otot-otot yang terasa kaku. Matanya yang berwarna hitam pekat itu mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam Indra penglihatan. Bangun dari tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya setiap pagi. Setelah 10 menit, Bastian keluar dari kamar mandi dan bersiap-siap keluar dari kamarnya menuju ruang makan yang pasti sudah ada kedua sahabatnya.

Sebelum keluar, ia menarik tas ransel dan menyampirkan di bahu kekarnya itu, kemudian berjalan menuruni tangga.

"Lo gak sekolah, Ren?" Tanya Bastian saat tiba di meja makan.

"Bokap gue nyuruh gue ke kantornya" jawabnya santai.

"Oh"

"Jadi gak asik ah! Kalo lo gak sekolah" ujar Hans cemberut.

"Yaelah, hanya sehari aja gue gak sekolah" ucapnya.

"Tapi gue akan nambah bosan, lo tau 'kan kalo yang di muka gue ini tembok. Mana mungkin gue ngajak tembok ngomong. Pasti gak akan pernah terbalaskan" ujarnya sembari menatap Bastian yang asik memakan sandwich.

"Hahah! Itu lo tau, jadi sabar aja jangan kangen gue" ucap Darren.

"Idih! Siapa juga yang kangen? Lo" celetuk dengan bergidik jijik.

"Kampret lo!" Umpatnya sembari melempar Hans dengan buah anggur.

"Hahah!"

"Berangkat, gak?" tanya Bastian ke Hans ketika ia sudah selesai makan.

"Yuk! Bye bye, Darren"

"Hati-hati lo berdua" ujar Darren dan di kasih jempol oleh Hans.

🐺🐺🐺

Seorang gadis berjalan santai di koridor sekolah yang udah sepi tanpa ada penghuni sama sekali. Gadis yang berambut cokelat itu berjalan santai dengan seragam di keluarkan dan tas yang di sampirkan di bahunya. Wajah yang amat cantik jelita yang di olesi sedikit bedak bayi serta bibir merah alami yang di olesi sedikit litpbab itu. Dapat membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona oleh kecantikan alami nya.

Semua orang tidak tau bahwa sekolah yang mereka tempati ini adalah sekolah milik daddynya dan bagi Amanda Naura William, tidak terlalu ambil pusing karena ia tidak peduli dengan hal ini.

"Berhenti!" suara bariton seorang guru itu membuat langkah Manda berhenti tanpa berbalik ke sumber suara. Manda tersenyum sinis dan mulai berjalan lagi tapi, lagi-lagi suara itu membuat ia berhenti.

"Berhenti! Dan balik badan kamu!" pinta guru itu tegas tapi tak membuat Manda berbalik ke hadapannya.

"Manda! Saya bilang balik badan kamu!" tegasnya sekali lagi.

"Gue gak mau" tolak Manda datar.

"Dasar murid bandel, ikut saya ke ruang BK cepat!"

Guru itu adalah pak Bambang, salah satu guru BK yang setiap pagi menghukum Manda jika gadis itu ketahuan terlambat. Jangan harap gadis itu melaksanakan hukuman tersebut. Boro-boro melaksanakan hukuman, ia malah nangkir di kantin sampai jam istirahat.

Pak Bambang berjalan duluan dan diikuti Manda dari belakang dengan malas. Saat sampai di ruang BK, Manda duduk sembari mengangkat kedua kaki nya ke atas meja.

Ini bukan hanya sekali tapi setiap hari dan pak Bambang udah biasa dengan kelakuan salah satu muridnya ini. Tak lama salah satu siswa masuk dengan Bu Ida. Siapa lagi kalo bukan, Bastian. Si tukang bikin onar yang suka berkelahi di dalam kelas, ia tak akan berbuat ulah jika tak ada yang mengusik nya.

"Kenapa lagi dia?" tanya pak Bambang tajam.

"Berkelahi bersama, Bagas" jawab Bu Ida.

"Bastian. Apa kamu gak bisa setiap hari gak pukul teman kelas kamu? Saya pusing hadapi kalian setiap hari!" tanya pak Bambang yang udah emosi dengan tingkah muridnya itu.

"Mereka ngusik saya duluan" sahutnya santai.

"Ya biarin aja, Bastian. Itu saudara kamu di kelas jadi kalian harus akur, bukan berkelahi kaya gini. Terus Bagas di mana?" Tanya pak Bambang garang dan menatap Bu Ida.

"Di UKS pak, pingsan" jawab Bu Ida.

Manda yang sedari tadi diam hanya, memainkan ponselnya tanpa memperdulikan mereka bertiga.

"Dia bukan saudara saya, apalagi teman pak" celetuk Bastian datar. Membuat pak Bambang dan Bu Ida berdecak kesal.

"Saya akan hukum kalian berdua. Manda letakkan ponsel kamu!" bentak pak Bambang yang melihat Manda dengan asik memainkan ponselnya. Tapi malah Manda tak perduli, ia masih tetap dengan ponselnya. Membuat pak Bambang menghela nafasnya kasar sedangkan Bu Ida, menatapnya diam karena mereka semua tau kalo Manda ini suka berbuat seenaknya saja. Di tegur takut di pecat, namun hanya pak Bambang yang bisa menegurnya.

"Kalian berdua bersihkan semua toilet dari lantai satu sampai empat. Cepat! Awas kalo gak bersih saya akan kasih hukuman lagi ke kalian" ancam pak Bambang.



















TBC

Vote and komen!!!
Next part!!!
Share juga ke teman-teman kalian^^

Follow akun wp MAMI.

IG: @fanireal_
@amandanauraW._
@bastiangabriel_Januar















Thanks for reading 🧡

My boyfriend is a psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang