Baiklah sebelum membaca
Vote dan komennya
Jangan dilupakan oke!+×+
Saat ini yara sedang berada di kamarnya, dia ngk perduliin HP nya yg sejak tadi berdering tanda ada notifikasi yg masuk itu.
Dirinya terlalu sibuk membaca novel saat ini.
"Adek"
"Bunda? " Sadar ada bunda disana yara langsung mengubah cara duduknya.
"Adek lagi ngapain?"
"Ara ngak ngapa ngapain bun, rebahan doang"
"Hmm.. Barusan bunda ngangkat telpon dari teman adek, katanya pengen bicara sma adek" Yara yg denger itu mengernyit binggung, maksut bunda siapa, tala? or jihan?
"Dia juga bilang sama bunda biar ngebujuk adek"
"Sebentar, temen ara yg mana nih bun?"
"Jihan, sayang. Kenapa? ada masalah hm?"
Yara ngerti kenapa jihan tiba tiba nelpon bunda, dan kenapa jihan ngomong gitu sama bunda, padahal tadi gerakan refleks dia ngundang kesalah pahaman yah?
ekspresinya saat di cafe tadi pasti membuat kedua orang tersebut bingung, sudahlah mengingat itu dirinya mendadak malu sendiri.
Apa apaan mukanya tadi kelihatan seperti orang yg cemburu skali padahal dia gaada maksut seperti itu, apalagi dengan dirinya yg langsung pergi begitu saja tanpa menyapa teman nya itu.
Yara juga gatau ada apa dengan dia saat itu, dirinya merasa aneh apalagi hatinya yg seperti gak menerima apa yg dia lihat saat itu. Makanya dia langsung berdiri dan pergi.
Dia kenapa coba? Jangan bilang dia mulai tertarik dengan sikakel sombong aka si prince ice itu.
Yara menggelengkan kepalanya membuat bunda menatapnya bingung.
"Enggak bun, paling Jihan salah paham doang"
"Oh gitu, yasudah nanti dibicarakan baik baik saja, jangan suka larut dalam suatu permasalahan, apalagi marahan sama temen mu sendiri entah itu karna masalah sepele atau apalah itu. Lebih parahnya hanya karna masalah cowo. Adek gaboleh gitu oke" Yara yg mendengar bunda ngomong panjang × lebar itu hanya mengangguk nganggukan kepalanya.
Lebih ke ngasih wejangan sih bunda nya itu.
"Iya bun"
"Adek besok mulai masuk sekolah kan?" Yara yg denger itu mangut mangut.
"Persiapin semuanya dari sekarang, supaya besok bunda sisah nganter adek skolah"
"Jinca?! Bunda yg nganter? Lagipula udah aku siapin semuanya kok, jadi sekarang bisa santai aja"
Bunda hanya tersenyum, yara emang gapernah berubah, anaknya ini emang selalu tepat waktu skali dan tdk suka menunda nunda waktu, sangat mirip dengan ayah nya skali.
Tak lama bunda keluar dan yara mulai melanjutkan waktu rebahan nya kembali, dirinya iseng membuka HP nya yg sedaritadi tdk diperdulikan nya itu.
Dan benar saja ada banyak notifikasi yg masuk ke HP nya itu entah dari aplikasi apalah itu lalu ada pesan Jihan yg memohon ke dirinya agar tidak marah ke dirinya itu.
***
"Ra, lo marah ya sama gue?" Yara yg baru saja masuk kelas itu udah di tempel aja sama Jihan saat ini."Ada apaan nih? Kok gue gatau?" Tanya tala, namun gk ada yg mengubris bicaranya sama skali.
Murid murid yg ada didalam hanya memperhatikan nya saja, lagipula belum ada guru mapel yg masuk saat ini.
"Ara.....jangan kemusuhan sama jihan yah! Kemarin salah paham doang sumpah. Ga ada apa apa diantara kami berdua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Feign Love || Park SungHoon
Fanfiction"Lo serius sama tu cewe?" "Ngk" "Lah bukannya keluarga kalian udah deket? "Trus?" "Sapa tau di jodohin" "Bisa dibatalin" "Kalo dinikahin gimana lo?" "Masih bisa cerai kan" ------------ Ah haiii Welcome to second story[𝔣𝔢𝔦𝔤𝔫 𝔩𝔬𝔳𝔢] Baca lalu...