Retrograde & Fact

530 54 4
                                    


*・༓☾ENHY—☽༓・*

Semua sudah berada di rumah sakit saat ini. Mendengar kabar sunghoon yang kecelakaan beberapa waktu lalu membuat semuanya langsung kesini. Sunghoon sudah kehilangan banyak darah sejak dibawah kesini itu memang benar bahkan mamanya sunghoon sudah pernah pingsan tadi karna mendengar kabar buruk itu, dialah yang paling syok dan terpukul.

Keheningan malam ditemani hujan yang turun tidak terlalu deras menambah suasana yang menyedihkan seakan tau keadaan sunghoon saat ini. Semuanya menatap iba melihat mamanya sunghoon yang sudah kelelahan menangis dengan wajah yang terlihat pucat.

Tidak jauh berbeda keadaannya dengan yara, dirinya juga menangis tapi tidak ingin diperlihatkan, menangis tertahan ternyata menyakitkan. Hanya mendoakan sunghoon yang dirinya bisa sekarang.

Sunghoon kecelakaan itu karna dirinya. Seharusnya dia tolak saja ketika akan diantar pulang tadi. Padahal dirinya tau sendiri sunghoon baru saja diobati dan perlu beristirahat diri malah dia terima permintaan sunghoon yang akan mengantarnya itu.

Intinya Yara ada kaitan nya dengan apa yang terjadi sekarang, itu semua karna dirinya.

"Ra, hey! jangan salahin diri lo terus, apa yang terjadi sekarang semua karna takdir ra bukan karna lo. Semua sudah ditentukan sama yang diatas dan apa yang menimpa kak sunghoon itu murni kecelakaan,"

"Yang harus lo lakukan sekarang adalah berdo'a, semoga semuanya baik-baik aja. Apapun yang kita dengar setelah ini, baik buruknya kabar tentang kak sunghoon tetap itu gak ada hubungannya sama lo"

"Gue bukan mendoakan yang engga-engga pada intinya kita berdo'a aja, semoga kak sunghoon baik-baik aja didalam." Ucap tala yang sedari tadi berusaha menenangkan yara.

Yara menganguk dengan tangannya yang digenggam jihan. Dalam hati dirinya bersyukur diberi orang-orang baik disekitarnya seperti dua orang disampingnya saat ini, membuat yara sedikit tenang dan menerima keadaan namun doa yang dirapalkan tidak terlepas sedari tadi.

Tiba-tiba pintu ruangan sunghoon terbuka, lalu ada laki-laki paruh baya dengan jas putih lengkap dengan stetoskop keluar dari dalam sana.

Mama maupun papanya sunghoon langsung berdiri menghampiri dokter yang menangani sunghoon itu bahkan semua yang ada disitu juga ikut berdiri ingin mendengar bagaimana keadaan sunghoon.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?"

"......"

"Anak bapak dan ibu baik-baik saja, meskipun dia kehilangan banyak darah bersyukur tidak membuat pasien sampai koma,"

Semua yang ada disitu menghela napas legah, setidaknya sunghoon akan baik-baik saja hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi itu semua berkat doa semua juga.

"Tapi...."

Yara menutup matanya. Dari raut wajah dokter ini yara sudah bisa menebak apa yang terjadi. Diam-diam mengigit kukunya berharap gaada kabar yang lain, meskipun ada semoga ringan dan gak mengancam nyawa.












"Ada kemungkinan ketika terjadinya kecelakaan, pasien mengalami benturan yang cukup keras pada bagian kepala sehingga membuat pasien kehilangan sebagian ingatan nya"

"Sebenarnya, itu adalah kabar buruknya"

"Bersyukur tidak sampai merengut nyawa, tapi apa yang dialami sunghoon sekarang tidak terlalu berat, amnesia nya cukup ringan, namun tetaplah berdoa semoga keadaan pasien cepat membaik"

Miris, benar-benar miris apa yang terjadi pada sunghoon sangat miris. Semua menatap tidak percaya pada dokter yang baru saja berbicara itu. Sunghoon... Amnesia?

Feign Love || Park SungHoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang