"Kamu tau aku, aku tidak bisa hidup
Tanpa mu
Bagiku hanyalah dirimu waktu berlalu jika diisi hanya bersamamu, aku mencintaimu
Terima kasih tolong peluk aku dengan hangat"~Davichi~
»»———>❃.✮:▹Feign love◃:✮.❃<———««
"B-bandara.. Siapa yang?"
"—Ngga ada waktu buat nanya itu"
Haruto mengeluarkan handphonenya entah sedang melihat apa.
"Shit! Bentar lagi pesawat nya take off. Kita harus kesana sekarang!"
"Gue ikut"
"Bunda ga ada!" Ucap jihan sedikit panik.
karna mereka baru saja dari rumah yara, sudah memanggil tapi ngga ada yang menyahut. Lagipula tanpa mengetuk juga mereka sudah tau rumah itu sedang kosong.
"Kayanya bunda ke bandara juga sama yara"
"Gue masih binggung ini siapa yang mau pergi? Gak mungkin yara kan? Pasti, ga mungkin banget kalo yara"
"Tal tapi kalo—"
"Engga ji! Gak mungkin yara pergi, kalopun dia pergi setidaknya dia pamitan dulu sama kita-kita,"
"—Tapi ngga, gue gamau itu terjadi! Gue gamau diantara kita ada yang kurang, terutama yara sohib gue dari orok. Cuma dia yang paling ngertiin gue ji, pokonya cuma yara dan dia gaboleh pergi gitu aja ninggalin kita"
tala mengusap airmatanya yang keluar, jihan yang air matanya memang mudah jatuh itu melihat tala menagis dirinya ikutan menangis.
"Jangan nangis dong tal.. Gue gak kaya lo yang jago nenangin orang lewat kata-kata" Jihan tersenyum.
Jungwon yang melihat itu menundukan kepalanya entah kenapa merasa sedih juga, sifat jungwon yang dikenal gitu-gitu juga perduli sama teman-temannya.
Dia juga gamau kehilangan satu teman yang dirinya udah kenal lama.Dia melihat tala yang menangis itu merasa nga biasa saja, karna diantara yara, jihan dan tala orang yang nyaris tidak pernah terlihat menangis itu ya tala.
Karna seperti kata jihan, jika diantara mereka ada yang menangis sudah tala yang datang untuk menenangkan lewat kata-kata nya yang membuat orang tenang.
***
"Ketemu gak kak?""Ga bisa nemu, terlalu ramai."
"Jay lagi ngecek di sana"
"Handphone yara masih tetap gak aktif"
"Hiks... Yara ga mungkin pergi kan?..." Jihan malah sudah nangis duluan.
Yang nyari yara bukan cuma tala dkk atau Sunghoon dkk doang, malah jay meminta bantuan dari papanya juga. Dan sekarang bukan hanya ada mereka tapi ada para bawahan papanya jay juga.
"Loh? Sunghoon dimana?"
"Kak Sunghoon bukannya tadi sama kita?" Semuanya malah kebingungan mencari Sunghoon yang sudah tidak ada.
Sunghoon entah merasa tidak tenang saat ini, dia merasa khawatir. Dan dirinya malah terpisah dari teman-temannya itu tapi dia juga ikut mencari yara.
Mereka sudah berusaha mencari yara sedari tadi, tapi tetap saja ngga ada yang melihatnya sama skali.
Sunghoon menduduki dirinya dikursi yang tersedia disitu, dengan kepala yang menunduk, dirinya sedang berusaha meredahkan kepalanya yang tiba-tiba sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feign Love || Park SungHoon
Fanfiction"Lo serius sama tu cewe?" "Ngk" "Lah bukannya keluarga kalian udah deket? "Trus?" "Sapa tau di jodohin" "Bisa dibatalin" "Kalo dinikahin gimana lo?" "Masih bisa cerai kan" ------------ Ah haiii Welcome to second story[𝔣𝔢𝔦𝔤𝔫 𝔩𝔬𝔳𝔢] Baca lalu...