***
"YARA!"Yara maupun jihan kompak menoleh dan membulatkan matanya ketika melihat siapa yang baru saja datang.
"HARUTO?"
"Uto, lo ngapain disini?"
"YARA MANA?"
"Ini gue to, lo kenapa coba?"
"Lo gapapa kan ra?"
"Gue—"
"-Lo ga di apa-apain kan sama si brengsek itu?!" Potong haruto, yang membuat yara terkejut stengah mati.
"Hah? M-maksudnya" Haruto megang pundaknya yara dengan kuat.
"Lo pikir gue gatau apa yang terjadi sama lo?! Gue tadi sempat ketemu sama lia, dan dia cerita sesuatu yang buat gue sempat gapercaya. Tapi Kak jay udah jelasin semuanya ra, pas gue sama temen-temen ke rumah pacar lo buat ngerayain ultahnya pacar brengsek lo itu. Makanya gue langsung lacak keberadaan lo, dan berakhir nemuin tempat ini disini"
Yara diam dan ga berani buat natap wajah haruto. lalu suasana pun menjadi hening seketika
"Lo—"
"-Sejak kapan lo tau tentang hal ini?"
"U-udah lama" Ucap yara agak terbata-bata.
"Truss kenapa lo gak cerita sama kita ra? Setidaknya kalo lo ngak mau cerita sama sahabat-sahabat lo sendiri, lo bisa kan langsung mutusin dia. Segitunya lo takut apa? Atau lo udah terlanjur cinta makanya biarin perasaan lo sendiri terluka?"
"Lo abis nangis? Nangisin dia?"
"-Gaguna tau gak, orang kaya lo ga pantes nangisin si bangsat kaya park Sunghoon"
"Bukan gue yang mau sialan! Airmata gue yang keluar sendiri, GUE JUGA GAMAU NANGISIN ORANG KAYA DIA!"
Sumpah demi apapun, yara gaberani buat natap wajahnya haruto. Haru terlihat ga seperti biasanya. Muka dan mata yang agak memerah, penampilan yang agak berantakan lalu pundak yara yang dicengkram agak kuat saat ini.
Yara menggeleng dengan mata yang udah berkaca-kaca, "h-haru, gue.... Gue gatau musti gimana, gue... G-gue binggung sama perasaan gue sendiri." Haruto yang denger itu melepas cengkraman tangannya dari pundaknya yara lalu mengacak rambut nya frustasi.
"Makanya lo cerita ayara, apa susahnya?"
"-Lo tau gak, gue sekarang merasa gagal jadi seorang sahabat. Padahal gue udah berjanji sama diri gue sendiri, bakalan jagain sahabat-sahabat gue nanti.."
"-Terutama lo Lee ayara." Yara yang denger itu udah gabisa nahan airmata nya lagi dan menangis saat itu juga.
Jihan? Jangan tanya Jihan, dirinya udah keduluan nangis dari tadi.
"Haruto, Yara, Jihan!" Dari sana, dateng tala, jungwon, niki dan daniel yang berlar dengan tergesa-gesa kaya di kejar sama seseorang.
"Loh? Ini kenapa pada mewek semua?" Tanya niki dateng-dateng lalu jungwon yang berada disebelahnya itu langsung menyikut dirinya.
"Diam goblok, lo udah tau kenapa musti tanya lagi"
"Apa sih? Tadi gue ketiduran sumpah," Jungwon yang mendengar itu menatap tajam niki.
"Serius uwon tayang~" Ucap niki dengan nada bercanda membuat jungwon menyikut dirinya.
"Diem bege!"
"Psttt.. lo berdua pada liat taki gak?" Tanya tala stengah berbisik, karna dirinya hanya melihat ada Daniel, niki, jungwon disini. Soalnya mereka satu mobil, sedangkan taki gaada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feign Love || Park SungHoon
Fanfiction"Lo serius sama tu cewe?" "Ngk" "Lah bukannya keluarga kalian udah deket? "Trus?" "Sapa tau di jodohin" "Bisa dibatalin" "Kalo dinikahin gimana lo?" "Masih bisa cerai kan" ------------ Ah haiii Welcome to second story[𝔣𝔢𝔦𝔤𝔫 𝔩𝔬𝔳𝔢] Baca lalu...