“Apartemenmu bagus.”Jung-won mendongak untuk menatap Jae-bi yang sedang berkeliling. Mereka sedang berada di apartemen Jung-won untuk makan malam bersama. Jung-won memang tak pandai memasak, jadi mereka memutuskan untuk memesan ayam goreng.
Sembari menunggu pesanan, Jung-won menyuguhkan buah persik. Ia ingat dengan jelas bagaimana Jae-bi tampak ragu ketika diajak ke tempat ini. Jung-won memaklumi. Bagaimanapun juga, ia masih orang asing bagi gadis itu. Namun, tak ada yang membuatnya lebih senang hari ini selain anggukan gadis itu dan di sinilah mereka berada.
Sejak pertama masuk ke apartemennya, gadis itu sudah berdecak kagum. Mau tak mau, lubang hidung Jung-won jadi mengembang saking bangganya. Tempat tinggalnya ini adalah apartemen dua kamar yang satu kamar lainnya disulap menjadi tempat kerja.
Jung-won tak pandai menata ruangan. Jadi ia menyewa seorang penata ruang untuk mendesain seluruh interior apartemen dan Jung-won puas dengan hasilnya. Apartemen ini didesain dengan gaya minimalis. Didominasi warna hitam, putih, dan biru tua yang terkesan maskulin. Ketika pertama kali melihat apartemennya sendiri pun, Jung-won terkagum-kagum. Mungkin itulah yang Jae-bi rasakan sekarang.
“Terima kasih.”
Jung-won menyusul Jae-bi yang saat ini sedang memandangi foto-foto yang dipajangnya di dekat televisi.
“Kau punya saudara kembar?”
“Tidak.”
“Oh, lalu wanita di foto itu?" Jae-bi menunjuk foto yang dimaksud. Sebuah foto seorang wanita yang sangat mirip dengan Jung-won tengah merangkulnya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan lainnya menggendong seekor anjing kecil.
“Itu Choi Eun-ri, kakak perempuanku. Usia kami terpaut tiga tahun. Orang bilang, aku adalah versi lelaki darinya.” Jung-won mendengkus sekali sebelum melanjutkan, “Kami sering disebut kembar.”
Jae-bi mengangguk sekali lagi. “Kalian memang seperti kembar. Padahal jika dipikir-pikir, jarang ada kembar beda kelamin yang identik.”
Jung-won memperhatikan mata gadis itu beralih pada foto lain yang dipajang di ruang tengah. Sebuah foto yang diambil saat perayaan ulang tahun ibu Jung-won. Tapi di foto itu tidak ada yang tersenyum. Empat orang di sana menunjukkan ekspresi kaget karena kue ulang tahun yang dipegang Jung-won melayang jatuh.
“Sepertinya keluargamu sangat menyenangkan.”
Jung-won tersenyum. “Ya. Tapi, kadang-kadang mereka juga sangat menyebalkan.” Jung-won menghela napas kemudian mengalihkan subjek pembicaraan. “Bagaimana denganmu?”
“Apa?”
“Keluargamu. Bagaimana mereka?”
Sejenak Jung-won bisa melihat Jae-bi sedikit melamun sebelum senyumnya terbit.
“Aku punya banyak keluarga yang sangat menyenangkan. Bibi dan Paman Song, Seung-jo Oppa, Hyun-dae Oppa, Ah-ra Eonni ....”
“Kau tahu maksudku bukan itu, Nona Han.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH [Tamat]
RomanceHan Jae-bi bersumpah bahwa hari ini adalah hari tersial dalam hidupnya. Bagaimana tidak? Hari ini ia sudah jatuh dua kali, menimbulkan satu luka di tungkai kanan, satu memar di dahi, satu peringatan keras karena terlambat, dan setumpuk omelan karena...