10. Petak Umpet

719 14 2
                                    

"Malam, Om! Baru pulang?" sapa Jerry, begitu gue memasuki lobby apartemen Mega.

Gue mengernyit bingung. Pulang kemana? Ke pelukan pacarnya?

"Kata Mega, Om tinggal di sebelah unitnya." Jerry menjelaskan.

"Iya." dustaku, sambil tersenyum ramah.

Dia mengangguk. "Kalau begitu saya duluan, Om. Mari!"

Pria yang baik! Dia pun berlalu pergi. Entah apa yang telah dikatakan Mega, yang jelas dia berhasil membuat Jerry pulang. Dengan bersiul, gue naik ke lantai dimana unit Mega berada. Dan menemukan wanita itu dalam balutan gaun tidur.

"Rama...." serunya, sambil memelukku erat. "I miss you bad."

Sepertinya dua minggu kami memang tidak bertemu.

"I miss you too, baby."

Gue melumat bibir merahnya, menyudutkan tubuhnya ke tembok. Kedua tanganku bergerak naik turun di sepanjang pahanya. Menyentuh dan meremas.

Gue mengumpat. "You wet."

Dia menarik keluar jariku dan mengulumnya. Sambil menatap lekat mataku, ia berkata, "You make me wet."

🐰

Gue berbaring di sebelah Mega, memeluknya dengan satu tangan sembari mengatur napas. Sungguh menikmati percintaan barusan.

"I love you, Rama." ucapnya, yang menyandarkan kepala di atas dadaku.

"I love you too, Meg." jawabku, membuatnya tersenyum senang dengan mata sayu. "Kamu boleh tidur." imbuhku. Pasti dia mengantuk dan kelelahan, usai melayani dua pria berturut-turut.

"Temani aku, ya? Please...." pintanya. "Aku pingin tidur dipeluk kamu."

Besok gue kerja.

"Oke." jawabku.

"Aku sayang kamu, Ram." katanya, mengecup dadaku.

Gue balas mengecup kepalanya. "Me too."

"Sejak kenal kamu, aku selalu bayangin kamu tiap kali have sex dengan Jerry." kata Mega, beberapa saat kemudian.

Gue kira dia udah tidur!

"Oh.... Sebelum kenal aku, kamu bayangin siapa?" balasku.

Mega menepuk lenganku kesal. Gue cuma nyengir.

"Nggak bayangin siapa-siapa. Aku merem aja." jawabnya.

Kalau gue, cuma butuh ketertarikan fisik buat get laid sama sembarang wanita. Tapi, gue dengar cewek berbeda.

Gue jadi penasaran. "Kamu cinta sama Jerry?"

Mega menggeleng. "Pernah sayang."

"Sekarang udah enggak?" Gue mengernyit kening.

"Sekarang, aku cuma sayang sama kamu." jawabnya.

Gue tertegun. Mega ini baik, banget. Dari awal kami kenal, dia sama sekali belum pernah bikin gue muak. Believe me, cewek yang bikin gue betah, bisa dihitung jumlahnya pakai jari.

"Aku boleh minta lagi, nggak?" tanyaku, tiba-tiba.

Mega mendongak, terkejut. "Kamu belum puas?"

Dengan cepat gue menindih tubuhnya, kembali menyatukan diri. Menikmati kehangatan dan kelembutan yang melingkupiku. Mencumbu lehernya, yang tak lama mulai mengalunkan melody cinta. Dan mengerang kala aliran gairahnya membasahiku.

"Damn, Meg. More!"

"Kamu tuh nggak pernah puas!" balasnya gemas, dengan satu tangan terulur menyentuh pipiku.

Rama dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang