Hallo☺️
HAPPY READING 💜
Sudah hampir setengah jam Jovan menunggu kedatangan Feby, tapi Feby masih belum datang juga.
"Si Feby bangsat kemana sih?" Gerutu Jovan seraya melihat jam tangannya.
Setelah satu jam menunggu akhirnya Feby datang juga, lagi-lagi Jovan merasa muak saat melihat wajah Feby. Feby berjalan dengan wajah menahan kesalnya, bagaimana tidak? Lagi asik-asik tidur malah di ganggu.
Feby sudah berdiri di hadapan Jovan dan seketika itu, ia berbicara saat Jovan mulai berbicara.
"Ah! Gue muak lihat wajah lo!"
"Gue muak lihat wajah lo!"Ucap mereka barengan, sebenarnya itu bukan ketidak sengajaan tapi Feby benar-benar sengaja mengikuti gaya bicara Jovan.
"Noh bener kan, pasti lo bakal bilang begitu! Udah ketebak bro!" Ucap Feby membuat Jovan memalingkan wajahnya.
"Gak jelas!"
"Gak jelas!"Ucap mereka barengan lagi.
"Tuh kan!" Ucap Feby merasa puas.
"Cepetan duduk!" Ketus Jovan.
"Ck! Lo mau apa nyuruh gue kesini?" Tanya Feby tanpa basa-basi.
"Udah tahu gue lagi tidur malah di spam telpon!" Lanjut Feby.
"Lo yang seenaknya nyimpen buku tugas di tas gue! Emang gue cowok apaan? Bawa-bawa buku haram kayak gitu?" Tanya Jovan tak kalah ngegas.
"Buku haram ndasmu! Itu tugas lo!" Ucap.
"Itu juga tugas lo!" Seru Jovan.
"Terserah lo deh! Yang penting gue mau tidur." Ucap Feby langsung duduk dan membenamkan wajahnya di tangannya.
"Itu tugas lo!" Ucap Jovan seraya melemparkan buku tugas itu ke atas kepala Feby, lalu ia beralih memainkan ponselnya tanpa berbicara sedikit pun.
Feby berdecak kesal "Ck! Ini tugas kita berdua! Jadi yang ngerjainnya kita dong, bukan gue doang!" Ucap Feby kepada Jovan.
"Kita? Lo aja kali." Ucap Jovan masih fokus dengan ponselnya.
"Gue di hukum juga gara-gara lo! Jadi ini tugas kita!" Ucap Feby sekali lagi tapi tidak di respon oleh Jovan.
"Oke! Gue ngerjain halaman pertama dan kedua, dan lo ngerjain halaman ketiga dan ke empat," Ucap Feby final, lagi-lagi tidak dapat respon dari Feby.
"Nurdin? Deal kagak? Kalau lo terus kayak gini gue mau kabur aja! Gak penting juga gue disini," Ucap Feby kesal karena di cuekin oleh Jovan.
Jovan hanya mengangguk sebagai jawaban, Jovan masih fokus melihat file dokumen milik ayahnya, apalagi saat melihat file tentang siswa yang menerima beasiswa, Jovan sangat bersemangat melihat itu.
Feby tidak berniat untuk melanjutkan perdebatan, ia lebih fokus untuk mengerjakan tugasnya agar ia bisa cepat-cepat pulang. Tak butuh waktu lama, Feby sudah menyelesaikan satu halaman
"Contoh nih gue! Baru sepuluh menit aja gue udah ngerjain satu halaman! Gak kayak lo ngebucin si Tania Mulu udah gitu Mustain gue lagi!" Ucap Feby kepada Jovan, tapi lagi-lagi Jovan tidak meresponnya.
"Terus?" Tanya Jovan acuh.
"Bisa di simpen dulu gak hp nya? Risih gue lihatnya!" Ucap Feby.
Jovan hanya diam sebagai jawaban, mendengar atau melihat wajah Feby sudah membuatnya muak, padahal tadi sebelum ketemu Feby, Jovan sangat bersemangat untuk menjahili Feby tapi sekarang melihat wajahnya saja sudah membuat dirinya tidak tahan.
"Oke kalau ini mau lo." Gumam Feby seraya membawa ponsel Jovan dari genggamannya. melihat itu Jovan langsung marah ketika ponselnya di bawa oleh Febym
"Balikin hp gue bangsat!" Maki Jovan mencoba membawa ponselnya dari genggaman Feby.
"Gak semudah itu jancuk! Lo udah cuekin gue! Lo udah sok cool di hadapan gue! Dan gue udah gak tahan lihat lo yang berlagak sok itu" Ucap Feby seraya berdiri dari duduknya.
"Ngadep sini bro!" Ucap Feby dengan sengaja mengotak-atik ponsel Jovan dan membuka aplikasi kamera setelah itu ia mengarahkan kameranya tepat di depan wajah Jovan.
"Good, lo udah cosplay jadi Jang Jung woo versi dangdut nih." Ucap Feby saat melihat hasil gambar muka zonk Jovan yang berhasil ia abadikan.
Jovan semakin di buat marah karena tingkah Feby, ia berdiri dari duduknya dan segara menyerang Feby, tapi ia kalah telak karena Feby sudah lebih dulu kabur.
"Kita lihat si Jovan chattingan sama siapa aja siih?" Goda Feby membuka WhatsApp milik Jovan.
Jovan sangat takut jika Feby benar-benar membuka chattingan nya, ia langsung berlari dan memeluk Feby dari belakang agar Feby kesusahan saat membuka aplikasi WhatsApp nya.
"Oke gue salah! Gue salah! Gue minta maaf, lo jangan buka WhatsApp gue!" Ucap Jovan tersirat ketakutan.
"YAKK! LEPASIN JANCUK! LO JANGAN PELUK GUE, BISA-BISA GUE KETULARAN NAJIS NANTI! LO ITU COSPLAY JANG JUNG WOO, GAK SUDI GUE DI SENTUH LO!" Teriak Feby mencoba melepaskan diri dari pelukan Jovan.
"Lo harus janji dulu, lo jangan buka WhatsApp gue!" Ucap Jovan masih memeluk Feby, Feby semakin berpikir kalau Jovan menyimpan rahasia besar atau mungkin Jovan memiliki gebetan lain selain Tania?
"AISH! LEPASIN DULU GUE NYA!" Teriak Feby semakin mengencang.
"LO JUGA HARUS JANJI DULU!" Jawab Jovan tak kalah kencang.
"LO JANGAN TERIAK DI KUPING GUE!" Balas feby berteriak.
"Congor lo kagak bisa di jaga banget dah! Teriak-teriak mulu." Kesal Jovan.
"Ya makanya lepasin gue." Ucap Feby dengan nada pelan.
"Gak! Sebelum lo balikin hp gue, gue gak akan lepasin lo." Ucap Jovan semakin memeluk erat Feby.
(kepentingan penerbit;)
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK YOUNG
Teen FictionBeberapa bagian sudah di hapus untuk kepentingan penerbit. Udah follow akun saya belum bro? 🔴banyak typo belum pernah di revisi Jadi mohon di maklum Bagiamana jika jadinya gadis bar-bar dan memiliki jiwa bobrok bertransmigrasi ke tubuh gadis Sma ya...