Hallo🤗
Happy reading 💜
Esok harinya..
Di sebuah kamar minimalis yang cukup megah, seorang wanita menatap datar kearah luar jendela, baginya hari ini bagaikan neraka apalagi saat mendengar kakeknya mengoceh tentang Harvard. Dan hari ini juga ia tidak masuk sekolah karena malas.
"Kalau saja dulu gue gak beritahu si tua bangka itu mungkin sekarang gue bisa hidup damai dan gue gak bakalan kehilangan sahabat gue." Gumam Lauda tersenyum pahit.
Permasalahan di mulai saat Lauda mengadukan Feby yang merebut Vano kepada kakeknya, ya! Semua masalah berawal dari hal itu. Dulu Natno baik-baik saja sama Feby, tidak ada konflik ataupun dendam malahan dulu Natno menganggap Feby adalah cucunya sendiri, namun semua itu berubah saat Lauda memberitahukan kalau Feby mengkhianatinya.
Kala kita mendengar cerita, kita pasti akan memihak kepada sudut pandang siapa yang kita dengar, namun nyatanya kesalahan pahaman dapat berujung permusuhan.
"Sorry Feb! Dulu gue kesel banget sama lo jadi gue laporin lo sama kakek gue, gue gak tahu kalau akhirnya bakal gini, tapi gue masih gak percaya kalau lo gak suka sama Vano! Bersiaplah untuk hari ini Feby! Gue bakal buat lo mengakui semuanya!" Ucap Lauda kini wajahnya sudah berubah menjadi muram.
"Sepertinya sekarang pawang lo udah banyak? Jovan, Benua dan terakhir Venus? Woah! Lo bener-bener beruntung." Gumamnya lagi sambil melipat tangannya di dada.
•••
Dari tadi Feby hanya berbaring di uks karena ia merasa tidak enak badan, Feby hanya seorang diri di uks karena sudah dua hari ini Hani tidak masuk sekolah, alasannya karena Hani lagi pulang kampung sama keluarganya.
"Sepertinya Dewi kesehatan lagi cuti di tubuh gue, buktinya gue sekarang sakit." Gumam Feby menatap kesal langit-langit ruangan uks.
"Ahhk! Kenapa badan gue panas dingin?" Gumam Feby langsung menyelimuti seluruh tubuhnya agar terasa hangat.
Tak terasa Feby sekarang sudah banyak berkeringat bahkan pakaiannya juga sudah terasa basah.
Karena tak kuat menahan rasa sakit, akhirnya Feby tertidur dengan keadaan masih tidak menentu.
Ceklek..
Pintu uks terbuka menampilkan sesosok pria yang tengah masuk kedalam sambil membawa sebuah kresek berisi makanan. Dengan langkah pelan Jovan melangkah kearah kursi yang berada di dekat ranjang Feby.
"Kayaknya lo beneran sakit?" Gumam Jovan sambil menyentuh kening Feby menggunakan tangannya.
"Woi! Jancuk! Jancuk Feby?" Ucap Jovan mencoba membangunkan Feby, tapi nihil usahanya sia-sia Feby tidak terbangun meskipun ia sudah menepuk-nepuk pipinya.
"Ck! Mana lo panas banget lagi." Gumam Jovan mulai merasa cemas melihat keadaan Feby.
"Lo udah minum obat belum sih?" Tanya Jovan seraya duduk di kursi yang ada di belakangnya.
Jovan menyentuh kening Feby lagi. "Gue yakin lo pasti belum minum obat." Ucapnya sedikit tidak kalem.
"Feb, Feb! Lo kayak limbad aja sok-sokan gak minum obat! Lo itu manusia biasa lo gak bisa niru tokoh Avengers!" Gerutu Jovan lagi namun bedanya sekarang ia mengelus rambut Feby.
"Harusnya kemarin gue gak ajak lo ngerjian tugas, pasti sekarang lo gak bakalan sakit."
"Tapi ada satu hal yang buat gue ragu, lo kan lagi tidur? Kalau gue simpen bubur ini di sini pasti bubur ini bakal dingin gak bakal enak kalau di makan, dan gue juga takut kalau buburnya di ambil orang jadi gue memutuskan untuk membawanya lagi." Ucap Jovan merasa ingin tertawa sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK YOUNG
Teen FictionBeberapa bagian sudah di hapus untuk kepentingan penerbit. Udah follow akun saya belum bro? 🔴banyak typo belum pernah di revisi Jadi mohon di maklum Bagiamana jika jadinya gadis bar-bar dan memiliki jiwa bobrok bertransmigrasi ke tubuh gadis Sma ya...