11. Sang fakboy ☠

10.8K 1.2K 85
                                    

Hallo👋

Happy reading 💜

•••

Sekarang Feby tengah termerenung di kamarnya sambil memikirkan perkataan Hani saat di sekolah.

***

“Setelah itu Jovan membenci Feby dan besoknya ada berita kalau Feby menyerang Tania seorang yang tengah dekat dengan Jovan.” Jawab Hani menjelaskan.

“Tunggu.”

“Maksud lo, Tania yang sekelas sama gue?” tanya Feby

“Hm, Tania Putri yang peringkat satu di kelas kakak.” Jawab Hani.

“Hadueh Hani Hani gue udah bilang jangan sebut gue kakak panggil aja lo.” Ucap Feby kesal, Hani hanya tersenyum kikuk setelah mendengar cibiran Feby.

"Lupa, udah kebiasaan nyebut kakak." Ucap Hani.

“Eh, tapi kenapa Feby melakukan itu?” Lanjut Feby bertanya.

“Katanya sih dia cemburu karena jovan memilih Tania.” Jawab Hani.

***

Gue kira alasan gue bertransmigrasi untuk mempersenang diri, lah ini? Malah mempersulit diri.” Gerutu Feby kesal.

“Masa sih si Feby ngelakuin yang kayak begituan? Gue pikir sih nggak mungkin deh!” Gumam Feby sambil melihat keluar jendela.

Tak lama setelah Feby bergumam seperti itu, tiba-tiba ada mobil yang membawa motor berhenti di depan rumah Feby.

“KAK! ADA YANG NYARI NIH."

"KAK CEPET  KE SINI."

“Asik motor fakboy datang.” Ucap Feby senang setelah itu ia memakai sweater oversize nya dan berlari keluar dari kamarnya.

Di rumah hanya ada Devin dan Feby karena Gina dan Heri belum pulang bekerja, dari tadi Devin sudah meneriaki nama Feby karena Devin pikir kalau seseorang yang ada di depan rumahnya adalah tamu kakaknya.

Feby keluar dari rumahnya dan langsung menghampiri seorang yang berada di dekat mobil.

“Ini motor saya pak? Kok warna nya nggak sesuai ya?” Tanya Feby memastikan.

“Iya, ini motor kamu..tidak sesuai gimana maksudnya? ” Tanya pria itu penasaran.

“Saya pesen warna biru tapi yang dateng malah hitam-coklat? Tapi gak papa lah ini juga bagus kok mirip bocah gaul.” Jawab Feby tidak mempersalahkan motornya.

“Kalau begitu saya minta maaf atas kesalahannya, dan ini..tolong tanda tangan sebagai tanda sudah di terima.” Ucap pria itu sopan seraya menyerahkan sebuah kertas kepadanya Feby.

Devin hanya mengintip di kaca rumahnya, ia sangat penasaran dengan apa yang di lakukan kakaknya, kakaknya terlihat seperti sedang menandatangani kertas.

“Apa yang kak Feby lakukan? Apa dia membeli motor?” Gumam Devin serasa ada kebahagiaan di hatinya.

“Kalau kak Feby beli motor berarti gue bisa minjem dong? Asik gue bisa caper ke cewek dengan motor Vespa itu." Gumam Devin semakin bersemangat.

Pria itu menurunkan motornya dan memberikan surat-surat kepada Feby dan juga memberikan kuncinya kepada Feby.

“Kalau begitu saya pamit dulu.” Ucap pria itu sopan.

"Gak mampir dulu pak?" Kata Feby.

“Gak usah dek ini sudah cukup kok.” Jawab pria itu.

“Kalau gitu Terima kasih banyak pak.”  Ucap  Feby sopan.

BACK YOUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang