Hallo🤗
Happy reading 💜
Setelah terbebas dari Benua, kini Feby kembali di hadapkan dengan Jovan yang terus-terusan mengoceh untuk mengerjakan tugas dari pak Jaya. Bukannya Feby tidak mau, tapi percuma saja ada Jovan di sana karena ujung-ujungnya Feby yang ngerjain tugasnya sendirian.
"Ini giliran lo jancuk! Kemarin gue udah ngerjain empat halaman, sekarang giliran lo nanti kalau lo udah selesai baru giliran gue lagi!" Ucap Feby sangat kesal kepada Jovan seraya melemparkan buku tugas kepada Jovan.
Jovan menggeleng laknat sebagai jawaban "Ini tugas kita, jadi jangan ngerjain sendiri-sendiri." Ucap Jovan santai.
"Gue udah ngerjain cuma lo doang yang belum ngerjain." Ucap Feby menatap kesal Jovan.
Entah kenapa dengan Jovan sekarang, tapi sekarang ia benar-benar bingung antara gugup dan kesal kepada Feby.
"Lo kan anak beasiswa, jadi ajarin dulu gue cara ngerjainnya gim.." Ucapan Jovan terpotong saat ia melihat Feby menatapnya.
"Yah itu maksud gue." Ucap Jovan menjadi salah tingkah saat di tatap Feby.
"Gitu gimana?" Tanya Feby melihat bingung Jovan.
"YA ITU CA..CARA NGERJAIN NYA, LO NGERTI GAK SIH? BODOH LO?" Jawab Jovan berteriak, Feby semakin menatap bingung kepada Jovan.
"Kenapa lo berteriak? Gue kan gak lagi ngajak ribut?" Tanya Feby masih menatap Jovan.
Jovan langsung mendadak salah tingkah, ia tidak tahu harus apa sekarang. Entahlah Jovan sendiri juga bingung kenapa dirinya jadi seperti ini di hadapan Feby, saat bersama Tania dulu ia tidak pernah merasakan hal seperti ini tapi kenapa rasanya berbeda saat bersama Feby?
"Lo lihat ini!" Ucap Feby menunjukan buku tugas tepat di depan wajah Jovan.
"Lihat di atasnya, itu contoh soal lo tinggal ganti angkanya aja!" Lanjut Feby menjelaskan, setelah itu ia menampar wajah Jovan menggunakan buku tugas itu.
"Oh maaf, gue pikir tadi ada nyamuk di wajah lo." Ucap Feby tanpa merasa bersalah.
Rasa salting yang Jovan rasakan tadi mendadak hilang setelah Feby menamparnya, ia menatap tajam Feby tanpa berniat membalas perlakuannya ataupun membalas perkataannya.
Jovan tidak menghiraukan perkataan Feby, ia lebih memilih memainkan ponselnya daripada mengerjakan soal yang menurutnya sangat tidak bermanfaat.
"Tuh kan! Ini nih yang gue gak mau, lo itu terlalu kecanduan hp! Tadi lo maksa gue buat ngerjain tugas setelah gue turuti lo malah kayak bangsat gini!" Gerutu Feby kesal melihat Jovan yang terus-terusan bermain ponsel.
"Siapa?" Tanya Jovan masih fokus melihat ponselnya.
"Lo!" Jawab Feby tidak santai.
"Yang tanya?" Ucap Jovan mampu membuat Feby terdiam, Feby serasa di prank oleh Jovan.
"Serius loh, hari ini lo benar-benar ngeselin!" Ucap Feby mencoba menahan kesalnya.
"Bodo!" Jawab Jovan masih santai.
Feby benar-benar sudah kewalahan melihat sikap Jovan, Feby berharap cara terakhir ini bisa membuat Jovan sadar, Feby menyodorkan buku tugas yang berisi soal-soal matematika kepada Jovan, Jovan hanya melirik sekilas lalu setelah itu ia kembali lagi fokus kepada ponselnya.
"Sekali ini aja lo jangan buat darah gue naik! Kalau lo masih begini gue bakal pergi!" Ucap Feby berharap Jovan mendapatkan hidayah.
Jovan melirik Feby, Jovan meletakan ponselnya secara kasar setelah itu ia mengambil buku tugas yang tadi di berikan Feby. Akhirnya Feby merasa menang di babak ini, sembari menunggu Jovan mengerjakan soalnya, Feby ingin tidur dulu sebentar bahkan ia sudah hampir lima kali menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK YOUNG
Teen FictionBeberapa bagian sudah di hapus untuk kepentingan penerbit. Udah follow akun saya belum bro? 🔴banyak typo belum pernah di revisi Jadi mohon di maklum Bagiamana jika jadinya gadis bar-bar dan memiliki jiwa bobrok bertransmigrasi ke tubuh gadis Sma ya...