PEDAS

1.4K 128 7
                                    

Hari ini Andin sibuk memasak di dapur. Ia sedang memasak ayam woku khas Manado. Entah mengapa ia sedang ingin makan makanan yang agak pedas. Iya. Akhir-akhir ini selera makan Andin cukup kuat dan seringkali ingin makan makanan yang agak pedas. Walaupun ia tau, suami tercintanya tidak terlalu suka makanan yang rasanya pedas. Namun aLdebaran juga tidak pernah bisa menolak untuk tidak makan masakan Andin karena masakan buatan Andin selalu enak dan cocok di lidah aLdebaran.

"Mbakkkk Andin…. Itu lomboknya buanyaaaaak buangeeeet Mbaaaak! Apa gak pedes banget itu nanti Mbak.. Mbak Andin gak salah?

"Heheheheee,,, iyaa Ki. Ini makanan khas Manado. Enaknya emang pedes gitu Ki. Tenang aja, nanti kamu coba yaaak! Aku masak buat seluruh anggota keluarga disini. Hihihihi"

"Hehehehe iyaa Mbak,, ngggg tapi… Mbak Andin tau kan Mas aL gak terlalu suka makanan yang pedes Mbak?"

"Tau kok Ki, tapi.. kali ini semoga aja Mas aL suka. Lagian dia udah belajar banyak makan makanan yang agak pedes-pedes gitu kan Ki?"

"Hehehe iya sih Mbak. Yaudah Mbak sini Kiki bantuin mau apa Mbak?"

"Tolong Ki, siapin blender, cuci ayamnya sama beberapa bahan yaak! Aku mau cek cara masaknya lagi. Mau make sure aja bahan-bahan lengkap dan siap dimasak".

"Oke Mbak, tunggu yaaa"

"Okeee Ki, makasih yaaaaa!"

Andin pun memasak dibantu oleh Kiki. Andin memasak dengan perasaan yang bahagia. Ia sudah tidak sabar nanti makanannya akan dicoba oleh suami tercintanya.

Makan siang pun telah tiba.
Makanan sudah tersaji di meja makan.
Siang ini, Andin hanya makan berdua saja oleh suami tercintanya.
Mama Rosa dan Reyna sedang keluar rumah karena Mama Rosa ada acara di Hotel yang terletak di pusat kota Jakarta. Reyna sengaja diajak karena di Hotel tersebut ada beberapa tempat bermain yang pasti Reyna suka.

Andin pun memanggil suaminya yang ada di ruang kerjanya setelah ia berganti baju.

"Mas,,,," Andin memanggil suami tercintanya saat membuka pintu ruang kerja aLdebaran dan ia pun menghampirinya.

"Sayang,,, makan siang yuukkk".

"Hmmmmff.. ohh kamu. Iya sebentar yaaa. Saya lagi liat kerjaan saya dulu sebentar".

"Kebiasaan deh Mas,, ini udah jam berapa. Jangan ditunda-tunda dong sayang.. harus jaga kesehatan. Ayoo makan….", Andin membujuk aLdebaran untuk makan siang.
1
"Tanggung Andin.."

"Mas… ini hari weekend. Kamu harusnya libur. Walapun aku tau, ini akhir bulan. Tapi kamu juga gak boleh gini terus Mas.. ayolah makan dulu yuuukk!", Andin mengelus bahu suaminya sambil membujuk.

"Hmmmmffff iyaa iyaa… KRUYUUUUKKK", Tiba-tiba ada bunyi dari arah perut aLdebaran.

"Naaahh kan… tuh alarm perutnya aja udah bunyi.. masih ngelak aja tadi".

"Iyaa, ini kan saya mau ikut kamu makan…."

"Yaudah yukkk,, jangan cemberut aaaahhhh" Andin menggandeng tangan suaminya menuju meja makan.

"Taraaaaaa… gimana Mas keliatannya? Makanan buatan aku menggoda perut keroncongan kamu gaaak?"

Andin dan aLdebaran pun duduk.

"Yaa kita coba aja…", jawab aLdebaran santai.

"Ayam apa nih? Kok kayaknya enak banget, tapi kok cabe smua… pedes gaak yaa?"

"Nih Mas, nasinya. Cobain lauk yang aku buat ya Mas. Ini namanya ayam woku Mas, khas Manado. Hehehee"

"Iya boleh, saya mau itu"

aLdebaran mulai makan setelah sebelumnya berdoa.

"Gimana Mas? Enak gaaak?" Andin bertanya antusias.

"Hhuuuhhhh haaaahhhhh,, enak Ndin. Tapi… pedes bangeeeettt".

"Kepedesan yaa Mas… yaaah… maaf yaa Mas cabenya kebanyakan yaaa".

"Tapi ini enak,, saya suka. Huuuhhh haaaaahhh".

Andin yang melihat suami kepedesan pun merasa bersalah.

"Kamu kok gak makan? Hhhhhaaahhh"

"Mas,, mau tambah kecap biar gak terlalu pedes? Aku gak tega lho Mas liat kamu kepedesan gitu? Atau mau ganti aja makanannya sayang?"

aLdebaran pun berhenti makan dan minum segelas air. Rasa pedas dilidahnya perlahan menghilang.
Andin mengelap keringat yang muncul di kening suami tercintanya.

"Sampe kringetan banget Mas, udah aja makannya? Aku gakpapa kok Mas. Maaf yaa kamu jadi kepedesan gini", Andin merasa bersalah.

aLdebaran menggenggam tangan Andin.

"Kamu… gak usah khawatir. Ini makanan enak banget. Saya suka. Tapi emang pedes aja. Saya kan harus belajar, jadi saya gak masalah. Klo ekspresi saya begini ya wajar aja, namanya juga lagi makan makanan pedes kan. Udah yuk kamu ikut makan, temenin saya. Ini aja saya mau nambah".

"Aaaahhh Mas aL… kamu ini…. Aku seneng Mas kamu bilang gitu. Makasih yaa mas. Iya nih aku ikutan makan yaaaa" Andin mulai makan bersama suami tercintanya.

Selang beberapa menit, mereka pun selesai makan.

"Alhamdulillah…"

"Gimana Mas,, enak makannya sayang?"

"Enak banget, saya suka. Tapi yaa pedes aja. Makasih yaaa udah masakin makanan buat saya".

"Uuhhhh tumben banget Mas, hehehehe. Iyaa Mas sama-sama. Tapi emang gtau kenapa akhir-akhir ini aku lagi suka banget makan pedes Mas. Hehehee".

"Perasaan kamu aja kali, bukannya emang kamu suka makanan pedes gitu".

"Iyaa Mas, tapi ini beda. Lebih banyak pengennya gitu lhoo Mas".

"Hmmm yaa tapi gak usah terlalu sering ataupun kepedesan banget".

"Hehehee iya sayang. Yaudah kalo gitu, aku beresin ini dulu yaaa".

"Gak usah, biar Kiki aja. Kamu ikut saya aja".

"Ihhh,, mau kemana Mas? Masih siang lho Mas", goda Andin.

"Jangan aneh-aneh ya Andin. Saya mau minta saran kamu. Soalnya ada produk saya yang mau launching minggu depan. Saya mau minta pendapat kamu juga".

"Oohhh,, gitu…. Kirainn…. Hehehehe. Yaudah ayooo, tapi bentar yaa aku bilang Kiki biar beresin ini".

"Udah, nanti Kiki pasti kesini"

"Ih,, Mas aL gak sabaran deh".

"Apasih Andin, gak usah mancing-mancing ya"

"Apasih Mas,,, aku gak mancing-mancing. Yaudah ayoo ke ruang kerja kamu Mas".

"Iyaaa ayoooo"

Mereka bergandengan tangan menuju ruang kerja aLdebaran.


Met baca guyssssss!

Thankkssss😍😍😍😘😘😘😘😘

ANDIN DAN ALDEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang