RENCANA

1.4K 144 4
                                    

Andin mengambil headphone lalu ia menaruhnya di atas perutnya.
Ia memperdengarkan lagu beethoven ke Baby yang ada di perutnya.
Sambil ia menunggu aLdebaran keluar dari kamar mandi ia juga membaca buku tentang kehamilan.

"Lagi ngapain Ndin?"

"Ini Mas.. lagi tunggu kamu. Sambil dengerin lagu ke Baby…"

"Oohh… jangan keras-keras suaranya yaa!"

"Gak kok sayang, volumenya cukup buat Baby…"

"Oh yaa saya mau ngobrol sebentar sama kamu ya. Ada yang perlu kita bicarain Ndin…"

"Soal apa Mas?"
Andin menutup bukunya.

aLdebaran menghampiri Andin dan duduk di sampingnya.

"Jadi… tadi pas kamu ke kamar Reyna saya ngobrol sama Mama…"

"Oohh okee… terus Mas…?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sayang…. Apa kamu sama Andin ada rencana buat acara 4 bulanan?"

"Hmmmm aku belum tau Ma.. aku gak ngerti."

"Iyaa.. jadi gini. Tadi sore kan Mama ada ketemu sama temen Mama.. terus akhirnya ada bahas soal kehamilan gitu deh. Terus dia tanya soal acara 4 bulanan kehamilan Andin. Mama bilang nanti mau dibicarain dulu sama kamu…"

"Dulu waktu Mama hamil juga ada acara itu Ma?"

"Nah setelah bahas itu, Mama jadi inget. Oh iyaa dulu waktu Mama hamil kamu dan Roy Mama juga ngadain acara 4 bulanan juga."

"Jadi gimna Ma… nanti klo usia kandungan Andin 4 bulan kita adain acara 4 bulanan juga?"

"Yaa saran Mama sih gapapa kita ngadain acara 4 bulanan. Kita undang Ibu-ibu pengajian gitu aL. Intinya sih doa, dan Mama rasa yaa gapapa juga. Yaa kan?"

"Iyaa Ma… tapi aku boleh minta tolong Ma untuk atur smua?"

"Iyaa nanti Mama bantu atur ya, Mama tau kamu belum pengalaman. Nanti Mama biar dibantu temen-temen Mama buat cari info tentang Ibu-Ibu pengajiannya itu."

"Makasih yaa Ma…"
aLdebaran tersenyum.

"You're welcome honey, kamu tenang aja ya. Pasti Mama bantu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jadi gitu Ndin… menurut kamu gimana?"

"Gapapa Mas.. malah bagus kan. Ini juga jadi pengalaman pertama aku Mas…"
Andin menjadi teringat kejadian di masa lalu.

"Iyaa.. yaudah yang dulu gak usah diinget yaaa!"

"Aku sedih juga seneng Mas… sedihnya klo inget yang dulu… tapi seneng juga klo kehamilan aku yang sekarang ini aku bener-bener dikelilingin orang-orang yang sayang sama aku."
Andin mulai menangis.

"Tuh kan jadi nangis… udah yaa gak usah inget yang dulu…"
aLdebaran mengusap air mata Andin.

"Iyaa Mas…."

"Nanti.. insyaAllah Mama yang bantu atur soal ini. Kamu juga tanya-tanya aja sama Mama yaa.."

"Iyaa Mas…"

aLdebaran melepas headphone yang ada di perut Andin. Ia pun mulai mengajak bicara Baby.

"Anak Papa yang kuat dan hebat. Tumbuh dan berkembang menjadi anak baik ya Nak."
Lalu aLdebaran mencium perut Andin.

"Perasaan kamu gimana sih Mas sekarang ini?"

"Maksudnya?"

"Iyaa.. sekarang aku hamil. Kadang mood aku gak stabil. Kadang manja banget, suka ngeyel, atau apapun itu…"

"Saya bahagia sampai saya gak bisa bagaimana cara ungkapinnya."

"Walaupun kadang aku nyebelin Mas?"

"Yaa smua itu kan proses Ndin, saya cuma bisa sabar aja. Lagian kamu masih wajar kok."

Andin hanya menganggukkan kepalanya.

"Saya cuma gak mau kamu itu mikir aneh-aneh. Saya mau… kamu itu sekarang senang. Menikmati kebahagiaan kamu…"

"Iyaa Mas…"

Tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.

"Yaudah sekarang waktunya istirahat yaaa.."

aLdebaran sudah siap merebahkan dirinya namun ditahan oleh Andin.

"Kenapa lagi Andin…."

"Kamu cinta aku kan Mas?"

"Kenapa tiba-tiba tanya gitu?"

"Yaa gapapa Mas… mau tanya aja…"

"Udah yuk istirahat yaaaa…"

aLdebaran merebahkan badannya.
Namun Andin masih duduk dan menunggu jawaban aLdebaran.

"Ndin…"

"Iyaa…!"
Jawab Andin agak kesal.

"Ayoo tidur… kok malah duduk."

"Kamu tidur duluan aja Mas…"
Andin bersandar di tempat tidur dan mengelus perutnya.

"Hmmmmmmfff, kamu kenapa siiiihhh?"

"Gapapa…"

"Kenapa… coba bilang sama saya…"
aLdebaran kembali duduk dan mendekati Andin.

"Gapapa Mas…. Udah kamu katanya mau tidur. Tidur aja duluan…"
Andin sedikit ngambek dan menghindar.

Bukannya menjawab dan tidur, aLdebaran malah memeluk Andin.
Andin pun berusaha melepas pelukan aLdebaran.

"Ngapain sih Mas?"

"Udah.. jangan ngambek dong…"

"Siapa yang ngambek.. aku cuma belum ngantuk.."

"Dengerin saya yaaa…"

"Apaa?"
Andin menatap wajah suami tercintanya.

"Saya, sangat mencintai kamu. Jadi… gak perlu kamu tanya-tanya lagi.. saya cinta kamu apa gak.. pasti jawabannya gak akan berubah…!"

Andin hanya diam dan tetap menatap tajam aLdebaran.

"Sekarang kita tidur yaa… gak boleh ngambek.. gak boleh sedih.. gak boleh mikir aneh-aneh…"
aLdebaran mengelus kepala Andin dengan penuh kasih sayang.

"Maafin aku yaa Mas… suka tiba-tiba ngomong yang aneh-aneh…"

"Iyaa.. udah gak usah minta maaf…"

"Kamu masih sabar kan Mas ngadepin aku?"

"Iyaa… masih sabar. Baru 3 bulan belum bulan-bulan selanjutnya kaaaannn!"

"Iihhhh tuh kan.. Mas aL…!"
Andin merengek manja.

"Hahahaa.. iyaa iyaa saya becanda. Ayo ayo kita tidur yaaa…"
aLdebaran melepas pelukannya dan merapikan bantal yang akan mereka pakai.

Andin menatap suaminya yang sudah memejamkan mata.
Tangan mereka saling bertautan.

"I love you Mas…."

"I love you too Ndin…"

Andin pun segera memejamkan mata, menyusul suami tercintanya yang mulai tertidur lelap.

.
.
.
.
.
.
.

~~~~ Mas… selalu sama aku ya. Slalu pegang tangan aku, manjain aku, peluk aku, cium aku, hapus air mata aku, aku cuma mau kamu Mas yang lakuin ini smua. Bahagiaku, punya kamu Mas…….










Selamaaat Hari Jumat guyssss!

Smoga kalian masih sehat yaaaa!

🥰🥰🥰😍😍😍

Met baca ceritaku guysss!
Smoga syukaaaa dan thankkssssomuch all🥰🥰🥰🤩😍😍😍

ANDIN DAN ALDEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang