COKELAT

1.4K 119 6
                                    

"Mas, menurut kamu. Bagusan warna biru, putih, hijau, hitam, kuning, merah atau pink?"

"Dalam hal apa dulu Ndin?"

"Kamu cuma disuruh milih Mas, ga boleh tanya balik…."

"Hmmm… klo saya sih sukanya hijau, tapi klo disuruh pilih beberapa warna ya saya suka putih, hitam, merah juga oke"

"Terus, klo diantara warna-warna itu yang paling kamu suka warna apa?"

"Ya… tetap hijau".

"Gak mau pilih warna lain Mas?"

"Andin,, sebenernya kamu nih suruh saya milih apa sih?"

"Ih,,, kamu kok emosi sih Mas? Aku kan cuma tanya. Yaudah klo kamu marah. Aku gak akan tanya lagi", Andin beranjak dari tempat tidur dan menuju pintu kamar.

"Lho,, kok malah ngambek. Andin pelan-pelan jalannya ya. Kamu mau kemana?" aLdebaran bingung dengan sikap Andin yang tiba-tiba marah kepadanya.

Andin keluar kamar dengan tergesa-gesa.
Ia menuju dapur dan mengambil air.

"Mas aL tuh, ditanya gitu aja emosi. Emang aku salah tanya soal warna".

Andin duduk di kursi yang ada di dapur. Ia mengambil gelas dan menuang air. Ia segera minum dan meredakan amarahnya secara perlahan.

"Tenang Andin tenang yaa, ayo.. sekarang kamu mau apa…"

Akhirnya Andin pun menuju ke arah kulkas. Ia mengambil cokelat kesukaannya.

"Emang udah paling bener, lagi emosi gini makan cokelat!"

Disisi lain di kamar,,

"Andin kok lama banget yaa, dia kenapa ya kok sensitif banget. Apa gara-gara bawaan hamil yaa?"

"Gw susul aja kali ya, tapi dia kemana yaa?"

Akhirnya aLdebaran keluar kamar. Ia berniat mencari Andin.
aLdebaran menuju ruang tamu, tidak ada Andin disana.
aLdebaran menuju ruang makan, tidak ada juga.

"Andin kemana yaa? Gw cek di dapur deh".

"Mas aL tuh ya, cuma ditanya gitu aja dia emosi. Apa salahnya sih jawab aja, ga perlu kan pke emosi. Gak tau apa aku lagi hamil pasti kan pengennya dimanja, diperhatiin, diturutin kemauannya. Hmmmmmf", Andin menggerutu dalam hati sambil terus memakan cokelat.

Ternyata setelah aLdebaran menyusul ke dapur, ia melihat sosok istri tercintanya disana.
Ia merasa lega dan segera menghampiri istrinya tersebut.

"Hei… Andin… kamu disini?" aLdebaran menyapa Andin sambil mengusap lembut pundak Andin.

"Hmmmmm", Andin menjawab aLdebaran sambil mengemut cokelat yang ada di mulutnya.

"Kamu ngapain disini Ndin?", aLdebaran berkata dengan nada lembut.

"Nih…", sambil menunjuk ke arah cokelat yang ada di hadapannya.

"Andin marah lagi sama gw. Tahan aLdebaran tahan… istri lo lagi hamil gak boleh emosi…"

"Kamu kok ga jawab pertanyaan saya, ngomong dong Ndin. Kamu tuh kenapa kok marah? Saya ditinggal sendirian di kamar.. hmmmm?"

"Aku haus, terus pengen makan cokelat. Yaudah aku duduk dulu disini", Andin masih berbicara dengan nada kesal.

"Yaudah saya temenin yaa, boleh saya temenin?"

"Duduk aja, aku masi mau makan cokelat tapi. Kamu mau?"

"Gak usah, saya temenin kamu aja".

aLdebaran pun duduk di hadapan Andin. Ia memperhatikan Andin yang sedang makan cokelat dengan lahap.

ANDIN DAN ALDEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang