Chapter 56 ~ Trial

482 13 5
                                    

⚠️Warning!! 18+️⚠️
Bagi pembaca yang belum cukup umur, disarankan agar skip. Mohon kebijakannya dalam membaca.

 Mohon kebijakannya dalam membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sesudah membasuh diri dan makan malam. Stephanie ingin melihat Ayesha lagi bersama Julie.

Mereka hendak menuju ruangan Ayesha. Namun, mendadak mereka berhadapan dengan pelayan yang sebelumnya mereka temui. Mau tidak mau, mereka berdua menghentikan langkahnya.

“Sudah mengganti perbannya?” tanya Stephanie berbasa-basi. Julie hanya memerhatikan.

“Ada yang ingin saya sampaikan. Tapi berjanjilah kalian jangan heboh,” cetus si pelayan. Membuat Stephanie dengan Julie saling melempar tatapan tak tahu.

“Ada apa?” tanya Julie.

“Nona Parveen sudah siuman,” jelas pelayan itu akhirnya.

Stephanie dan Julie tertegun serempak. Mereka makin antusias untuk mengunjungi Ayesha di kamarnya.

“Oke, terima kasih. Kami akan melihatnya kalau begitu. C'mon, Steph.” seru Julie tampak buru-buru. Julie dan Stephanie ingin melesat ke ruangan Ayesha, tapi pelayan itu mencegahnya.

Julie mulai jengkel, “Apa ada lagi?” tanyanya mencoba menahan diri.

“Jika ingin melihatnya, sebaiknya besok saja. Karena sekarang Nona Parveen sedang bersama Tuan Jav,” tutur pelayan itu.

****

Ayesha belum juga tidur kala jam digital di atas nakas saat ini menandakan pukul 11 malam. Rasa kantuk belum menyambangi mata gadis itu. Maklum, Ayesha baru saja terjaga dari tidurnya sejak gadis itu mengalami kecelakaan.

Ayesha masih bersandar di kepala ranjang sambil menatapi Jav tengah terlelap di sampingnya. Wajah Jav begitu damai ketika tidur, luka di dahinya tidak menghalangi sedikitpun ketampanan sejati miliknya.

Sejak kepala Jav yang secara mengejutkan tiba-tiba jatuh tepat di dadanya, membuat Ayesha hilang akal. Dia terus memikirkan adegan itu hingga bulu kuduknya dibuat meremang sendirian. Segera, Ayesha tidak akan polos lagi.

Jika saja otaknya berada dalam mode normal, Ayesha pasti memarahi lalu menendang Jav pergi tanpa pikir panjang. Tapi kini, otak Ayesha sedang sesat. Gadis itu berani sekali membiarkan laki-laki tidur bersamanya, di sisinya, berbagi ranjang dengannya.

Kasur di kamar ini terlalu luas jika hanya untuk tubuh Ayesha yang kecil. Pikir Ayesha.

No!” sontak terdengar suara di sela-sela tidur lelap Jav.

Dengan mata memejam, Jav bergerak menoleh ke kiri lalu kanan dengan cepat. Tidurnya kelihatan tidak tenang, seperti ada yang mengganggu.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang