Happy Reading!❤️
(Instagram : Masyithohyosi)
-----“Oke, kita sambung yang tadi.” kata Elliot, tepat ketika dosen mereka telah meninggalkan ruangan. Dia bersungguh-sungguh, seolah tidak ingin ada kata-kata asing yang bercampur pada pembahasannya dulu. Bahkan untuk sekadar guyonan.
“Jadi, kau ingin menolaknya, lalu?”
“Aku benar-benar akan menolak, tapi terjadi kendala lain.” sahut Jav sama seriusnya dengan Elliot.
“Kendala? Apa itu? Astaga Jav, cepat beritahu semuanya dalam sekali tarikan napas saja!” protes Elliot. Oh Elliot tidak ingin digantung lagi untuk kedua kalinya.
Jav tersenyum kecut. Membahas ini bersama temannya, membuat sekelebat bayangan akan sosok Hillary beserta kalimat Ayahnya itu tiba-tiba memasuki kepalanya. Jav hingga saat ini masih tidak habis pikir dengan Ayahnya. Sang Ayah dengan gamblangnya mampu mengatakan itu pada putranya sendiri. Tidak bisakah Jav hanya melakukan apa yang disukai hatinya saja?
“Ada kendala. Dan kendala itu adalah kedatangan Hillary ke mansion. You know guys? Dia datang dengan maksud ingin meminta persetujuan Ayahku untuk menjadikannya mahasiswi baru di sini,”
“Itu saja clue dariku, sisanya kalian bisa tebak sendiri.”
“Wait... Apa? Hillary siapa maksudmu?” sanggah Elliot, dia belum menangkap maksud ucapan Jav.
“Is Hillary Roosevelt?” tanya Axel setelah dirinya terdiam untuk menimang-nimang kemungkinan maksud perkataan Jav.
Alih-alih memberikan jawaban, Jav mengangkat bahunya seraya menghempaskan tubuhnya bersandar pada kursi kelas. Jav tidak langsung bersuara untuk menanggapi ya atau tidak pertanyaan dari temannya. Biar mereka yang menyadarinya saja sendiri.
Elliot dengan Axel kompak memasang raut wajah penasarannya. Gosh! Jadi, apa jawaban yang sebenarnya?
“Benar yang dikatakan Axel, Jav?” ujar Elliot. Dia semakin dalam menghakimi Jav dengan tatapannya, “Jika kau bungkam, maka aku anggap jawabannya iya.”
“Memang kalian ada dugaan cadangan selain dia?” kata Jav sinis.
“Ternyata benar? HILLARY YANG ITU?!” pekik mereka berdua.
Jav mengangguk. Lalu dia mengambil sebuah permen karet dari dalam saku bagian depan celananya. Karena terjebak pada pemikiran dan obrolan yang mungkin akan mengganggu mood-nya, Jav butuh sesuatu yang manis-manis untuk menetralkan dirinya. Sebelum berangkat ke kampus, Jav menyempatkan mampir ke toko permen dulu untuk mengantisipasi jika terkena mood swing.
“Kau yakin Hillary Roosevelt yang itu? Benar benar benar yakin?” tutur Elliot seolah memojokkan Jav.
“Nada bicaramu kenapa berulang-ulang begitu?” sahut Jav sambil membuka bungkus permen itu, lalu memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know Him
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'. Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen. Bermula dari tiga...