Happy Reading!❤️
-----Flashback on :
Jav keluar kelas bersama dua temannya setelah jam perkuliahan selesai. Mereka berniat pergi ke kantin untuk membeli camilan atau sekadar nongkrong yang sudah seperti rutinitasnya di kampus. Ketika mereka berjalan di koridor, entah apa yang merasukinya, Jav tiba-tiba ingin ke kantin tetapi melewati kelas Ayesha terlebih dahulu. Hingga tanpa sadar, ia telah menuntun temannya ke arah yang berbeda.
Elliot berhenti. "Wait, kenapa kita lewat sini? Bukankah kantin ke arah sana?" tanya Elliot bingung. Ia menunjuk arah sebaliknya.
"Kalau aku ingin lewat sini, kau mau apa?" ucap Jav menantang.
"Tidak ada. Hanya saja lewat sana akan lebih cepat sampai, kan?" Elliot menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mereka kembali melanjutkan langkahnya.
Awalnya mereka berjalan beriringan, namun setelah beberapa langkah, Jav tidak melihat Axel berjalan di sebelahnya. Menyadari hal itu, Jav kontan menoleh ke belakang untuk mencari di mana temannya satu lagi. Tepat setelah menoleh sempurna, Jav terkejut saat melihat temannya itu sedang bermain game di sana. Hal itu membuat Axel tertinggal beberapa langkah di belakang.
Sewaktu mereka berdua mengalami perdebatan kecil, Axel hanya berfokus pada ponsel di genggamannya saja. Pandangan Axel tertunduk seolah menciptakan dunianya sendiri. Jav yang menyadarinya lebih dulu, langsung menepuk bahu Elliot dan memberi kode agar lelaki itu juga melihat kelakuan temannya di belakang mereka. Elliot langsung menoleh. Setelah Elliot melihatnya, mereka saling melontarkan tatapan jahil. Sepertinya memberi Axel pelajaran sedikit, akan menyenangkan.
Mereka lantas berbisik untuk menyusun rencana mengerjai Axel. Tak lama, rencana telah terancang. Jav berbalik badan lalu mengambil ponselnya, sedangkan Elliot berusaha mengalihkan perhatian Axel agar tidak tahu rencana apa yang telah mereka susun.
Elliot merangkul bahu Axel dan mengajak temannya itu berjalan terlebih dahulu ke arah lain. Tepat setelah mereka berdua menjauh, Elliot menoleh ke belakang. Ia memberi kode pada Jav yang tengah menunggu sinyal agar dapat melakukan aksinya. Oke! Sekarang waktunya! Tanpa berpikir panjang, Jav segera melancarkan aksinya dengan menekan nomor telpon temannya itu.
Mata Axel membulat sempurna mengetahui dirinya yang sedang fokus menembaki musuh-musuhnya di dalam game, tiba-tiba game over. Permainannya sontak terhenti begitu saja.
"Shit! Javier Austin. I will kill you!" Axel mengumpat ketika dirinya kalah akibat perbuatan usil temannya sendiri.
Tawa Jav seketika pecah dan menggema ke seluruh koridor kampusnya. Elliot yang berada di samping Axel juga ikut menertawakan kebodohan temannya yang menurutnya sangat mudah mereka jahili. Axel memalingkan wajahnya datar. Begitu dia melihat Elliot di sebelahnya sangat ikhlas tertawa, langsung menjitak kepalanya. Bonus lingkaran sebelah tangan Axel ke leher Elliot. Dia memitingnya seperti adegan smackdown.
"Kemari kau! Akan kubunuh kau seperti karakter game." sahut Axel geram. Ia semakin mengeratkan pitingannya di leher Elliot dengan bantuan tangan yang satu lagi.
"Uhuukk... H-heii... heiii.. baiklah, maafkan aku, HAHAHA, uhuuukk," balas Elliot sambil tertawa dan terbatuk-batuk.
Sementara satu orang lagi hanya menyaksikan. Melihat temannya bergulat, membuat Jav tertawa sambil menggeleng. Beruntung mereka tidak saling memakan satu sama lain.
Puas menertawai, tawa Jav perlahan mereda. Ia kembali teringat dengan niat awalnya yang ingin mampir ke kelas Ayesha sebelum menuju kantin.
Jav mengamati sekitar. Saat temannya sedang meyelesaikan urusannya, Jav meninggalkan mereka dan menghampiri kelas Ayesha seorang diri. Kini pandangan Jav tertuju pada kelas Ayesha yang telah berada di depannya. Selagi temannya tidak melihat, Jav secara diam-diam langsung masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know Him
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'. Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen. Bermula dari tiga...