Chapter 58 ~ Misstep

302 9 0
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Sudut bibir Jav tampak terangkat. Kalimat Ayesha yang menyatakan dirinya bersedia untuk cerita, membuatnya tersenyum begitu lebar.

Ayesha mencari posisi duduk yang nyaman. Setelah itu, gadis itu mulai flashback mengulang kembali memorinya ke hari itu.

Selepas Jav meminta izin untuk mengangkat panggilan telepon, Ayesha lanjut main sendirian. Salju, papan dan tongkat ski merupakan kolaborasi sempurna untuk dimanfaatkan kala sedang liburan di tempat seperti ini. Jav tidak salah pilih kegiatan, ski seakan candu bagi mereka yang baru pertama kali melakukan kegiatan tersebut layaknya Ayesha.

Ayesha bersiap ingin meluncur. Ketika gadis itu mengayunkan tongkat ski, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri. Orang itu menahan pergerakan Ayesha yang akan meluncur. Sehingga sekarang Ayesha harus menghentikan keinginannya.

Excuse me?” ucap Ayesha ketika menoleh. Bingung bercampur marah pada orang asing itu karena berani-beraninya mengganggu.

Sorry, aku hanya sedang mencari teman bermain. Maukah kau bermain denganku? Kelihatannya kau sendirian dan kebetulan aku pun begitu,” tuturnya tampak ramah.

Ayesha menyelidiki laki-laki yang tak jelas asalnya dari mana itu. Yupp, dia laki-laki. Gerakan matanya bergerak memindai, memperhatikan penampilan laki-laki tersebut dari atas hingga bawah. Sayangnya, Ayesha tak dapat memastikan bagian tubuh yang paling penting jika bertemu orang asing. Ayesha kesulitan memastikan wajahnya. Penyelidikan Ayesha tentang bagaimana rupa wajah laki-laki itu terhalang kacamata ski yang terlalu besar dan kacanya tampak gelap.

“Aku?” tanya Ayesha seraya menunjuk dirinya. Bingung kenapa orang asing itu menjatuhkan pilihan padanya.

Ya, kau mau? Jika mau, akan aku tunjukkan spot favorit di arena ski ini untuk berfoto plus aku yang jadi fotografer nya, bagaimana?” tiba-tiba saja orang itu melontar tawaran. Ayesha terdiam, memikirkan ucapan orang asing tersebut.

Ayesha menggabungkan semua prasangka yang diperoleh. Jika diamati dari suara dan postur tubuh, seperti pria yang tak terlalu tua.

Really? Di mana itu?” tanya Ayesha berpura-pura tertarik.

Di ujung sana, ada hutan pohon cemara yang pemandangannya luar biasa,” seru orang itu seraya menunjuk ke depan. Sekali lagi, Ayesha pura-pura tertarik.

Apa kau bisa memberiku gambaran bagaimana tempatnya?” Ayesha kembali bertanya, berniat memancing orang itu.

Aku tidak bisa memberitahu detailnya. Kalau kau penasaran, lebih baik ikut denganku dan kita lihat bersama-sama. Ayo!” titah laki-laki asing itu, sekarang terkesan memaksa. Tanpa kenal rasa malu, orang itu menyentuh bahu Ayesha, berusaha merangkulnya.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang