•••
Sinar mentari pagi mulai menembus masuk jendela kamar Ayesha. Pagi ini ia harus bersiap seperti biasa untuk berangkat kuliah.
Entah kenapa dirinya seperti kehilangan semangat kuliah hari ini. Jangankan pergi kuliah, hanya sekedar bangkit dari kasurnya pun ia rasa sangat berat. Ditambah lagi fakta bahwa ketika di kampus nanti, dirinya akan berhadapan lagi dengan lelaki menyebalkan itu.
"Ayesha, darlingg, ayo turun sayang. Sarapan sudah siap," panggil Alshey--Ibunya. Alshey memanggil putrinya untuk sarapan dari lantai satu.
Tidak biasanya putrinya telat bangun seperti ini.
"I'm coming mommy, wait a minute,"
Telah ada ibu, ayah, serta adiknya mengisi kursi meja makan. Mereka tampak menikmati sarapannya, hingga tak ada suara apapun yang terdengar. Terkecuali suara dentingan dari sendok dan garpu yang berirama.
Ayesha telah bergabung. Disaat orang tua serta adiknya nampak enjoy dengan sarapannya, Ayesha justru terlihat kehilangan selera makannya. Ia hanya mengaduk-aduk dan menatap makanan di depannya.
Ayahnya menyadari sikap putrinya terlebih dahulu. Sang ayah menahan kunyahan nya sembari memerhatikan putrinya yang hanya memainkan makanannya tidak bersemangat.
"Any problem, honey?" tanya ayahnya langsung. Suaranya berhasil memecah keheningan yang terjadi di meja makan.
Ayesha terkesiap mendengar pertanyaan ayahnya. "No, dad. I'm fine," ucap Ayesha sambil menunjukkan deretan giginya.
Satu alis ayahnya seketika terangkat. "Kalau begitu habiskan sarapanmu. Kenapa kau kelihatan seperti memikirkan sesuatu?"
Oh ayahnya memang paling peka dalam memperhatikan setiap gerak-gerik putrinya.
Sungguh. Ayesha paling malas ketika ayahnya sudah memperhatikan dirinya. Pasalnya, ayahnya itu benar-benar sensitif. Apalagi Ayesha sebagai anak sulung yang sudah beranjak dewasa.
Jika ayahnya sudah mencampuri urusannya, dirinya bisa-bisa akan terlambat lagi atau bahkan bisa saja tidak jadi berangkat. Karena tak jarang ayahnya akan bersikap seperti seekor induk harimau yang sedang menjaga anaknya. Makanya Ayesha malas dan lebih memilih menghindar untuk sementara.
Ayesha melihat jam tangannya lalu berdiri.
"Dad, i'm sorry. Kita lanjutkan nanti saja, aku sudah terlambat. Bye daddy...bye mommy," ucap Ayesha berusaha menjauhi orang tuanya.
Ayesha mengambil sepotong roti di meja serta mengambil tasnya. Kemudian ia meninggalkan keluarganya yang belum selesai sarapan itu begitu saja.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know Him
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'. Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen. Bermula dari tiga...