Besok harinya.
Selayaknya rutinitas sebelum memulai hari, Ayesha sarapan bersama keluarga. Tapi seolah sudah jadi kebiasaan juga, semua anggota keluarganya tak bersuara ketika makan.
Posisi Ayesha duduk berdampingan dengan Ayora yang sudah mengenakan seragam sekolah, sementara di hadapan gadis itu, Ayesha berhadapan oleh orangtuanya.
Ayesha sesekali mencuri-curi pandang melirik orangtuanya saat makan. Melihat ibu dan ayahnya dari dekat begini, Ayesha jadi teringat omongan Nancy semalam.
Ayesha berdeham, lalu memanggil sang Ayah.
“Dad,” panggil Ayesha. George yang sedang makan sambil menggulir layar iPad langsung merespon putrinya.
“Hmm?” gumam George tanpa menatap Ayesha. George terus memerhatikan iPad, membuat Ayesha jengkel.
Merasa sangat ingin tahu dan malas basa-basi, Ayesha tidak berkata macam-macam. Tanpa berpikir apapun lagi, Ayesha bertanya.
“Tell me about Los Angeles,” tutur Ayesha tanpa ragu lagi. Ayahnya tidak teralihkan, dia terus melihat tablet nya.
“Los Angeles kenapa, honey?” tanya George dengan santainya. Sedangkan Ayesha di depannya tambah gemas. Astaga, alangkah mudahnya jika yang dihadapinya ini adalah Jav.
Ayesha berdecak, dia meletakkan garpu dan pisau di piringnya, lalu kembali menanyakan sang Ayah.
“Oh jangan pura-pura tidak tahu, dad. Aku sudah tahu semuanya.” sahut Ayesha tegas. Di situ Ayesha juga dapat melihat ibunya terkejut.
“A-Ayesha, darling. Jangan ganggu daddy, sayang,” pungkas Alshey. Kali ini, ibunya yang coba mengambil hati putrinya.
“Biar mommy saja yang memberitahumu,” tambahnya. Mendengar itu, Ayesha beralih, sekarang dia menatap sang ibu.
Alshey menghela napas lalu menghembuskan perlahan, “Sebelumnya, maafkan mommy karena tidak langsung memberitahu kalian, terutama kau.” sesal Alshey, ia menunjuk Ayesha melalui tatapannya.
“Begini sayang, daddy akan ke Los Angeles dalam waktu dekat. Daddy-mu bilang pada mommy kalau calon investor yang saat itu kami temui di acara pernikahan, setuju akan berinvestasi di perusahaan Ayahmu,” jelas Alshey. Kening Ayesha berkerut mendengar penjelasan ibunya.
“Karena kabar ini, si calon investor mengundang Ayahmu. Ayahmu diminta datang ke acara yang diselenggarakannya, sekalian penandatanganan kontrak juga di sana,” lanjut ibunya menjelaskan detailnya.
Setelah menyimak penjelasan Alshey, entah kenapa Ayesha merasa ada yang janggal. Penjelasan ibunya itu seperti terhubung dengan ucapan seseorang. Untuk beberapa lama, Ayesha berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know Him
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'. Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen. Bermula dari tiga...