Chapter 24 ~ A Short Message

202 9 0
                                    

Hai guys, maaf ya lama updatenya. Aku ada rencana mau kasih kalian double update, makanya lama wkwk.

Happy Reading.
-----

Jav menatap tajam punggung Hillary yang meninggalkannya begitu saja. Jav belum beranjak satu senti pun dari tempatnya berdiri.

"Ckk, wanita gila itu!" Jav berdecak meremehkan. Lalu pandangan Jav beralih kepada minuman kaleng di atas meja yang kini tersisa satu.

"Bagus. Sekarang minuman ini tinggal satu." ucap Jav miris sambil memberikan senyum miring andalan nya.

"Aku baru tahu kalau orang kaya untuk beli minuman kaleng saja tidak mampu," tambah Jav. Lelaki itu terkekeh geli. Kemudian Jav mengambil minuman tersebut.

Jav memperhatikan minuman di tangannya. Ia teringat kembali dengan temannya. Jav merasa harus memberitahu mereka tentang ini semua. Jav juga harus memberitahu kalau minuman nya telah raib akibat dirinya berhadapan dengan Hillary. Akhirnya Jav memutuskan memberitahunya via telpon. Karena hari sudah menjelang malam, kemungkinan besar mereka sudah pulang, kan?

Tanpa menunggu lama, Jav mengambil ponselnya untuk menghubungi teman nya. Hanya perlu beberapa saat, temannya sudah mengangkat panggilan Jav.

"Hei, Elliot! Ini aku," sahut Jav.

Elliot tidak merespon. Elliot di seberang sana hanya diam. Jav seketika bingung, membuat lelaki itu berbicara lagi.

"Emm.. Elliot?" tanya Jav grogi. Elliot masih diam. Hanya deru napas milik Elliot dari seberang sana yang dapat telinga Jav dengar.

Mengetahui temannya hanya diam, Jav mengangguk seolah mengerti. Jav yakin pasti saat ini Elliot marah. Oh astaga, kapan semua masalahnya selesai? Tidak bisakah Jav pulang dalam keadaan tenang?

Karena temannya enggan menjawab, Jav menghela napas. Kemudian Jav berkata lagi.

"Baiklah, tadinya aku ingin-"

"Bro! Lebih baik kau cepat pulang." seru Elliot menginterupsi kalimat Jav.

Jav terkejut. Salah satu alis sempurna milik Jav terangkat.

"Kalian... Sudah pulang?" tanya Jav bingung.

"Menurutmu? Kau kira aku dan Axel akan senang hati menunggumu yang tidak jelas kapan datangnya sampai tengah malam hanya demi sebuah minuman, begitu?" ujar Elliot panjang lebar. Elliot seperti menahan kekesalan lewat kalimatnya.

Jav terkekeh geli. Entah kenapa kalimat Elliot terdengar seperti seorang kekasih yang sedang merajuk.

"Hahaha, i'm sorry, bro." ucap Jav menyesal.

"Kau benar, hari ini sangat melelahkan. Aku harus segera pulang." balas Jav masih terkekeh. Ia mengusap tengkuknya seolah sudah sangat lelah.

"Ya sudah, cepat lah kau pulang. Aku dan Axel sudah pulang lebih dulu," tutur Elliot.

"Kalian tega meninggalkanku? Teman macam apa kalian," goda Jav dengan nada kesal yang dibuat buat.

"Oh ya? Memangnya siapa yang kau anggap tega? Astaga, aku mencarimu kemana mana tanpa minum air setetes pun." sahut Elliot dramatis. Jav yang mendengarnya berubah terbahak.

"HAHAHA, baiklah, maafkan aku," balas Jav sambil memegangi perutnya akibat tertawa. Sedangkan Elliot di seberang sana hanya menggeleng dan menghela napasnya.

"Sudah cepat kau pulang, sebelum aku semakin kesal dan ingin menukar tulang hidungmu dengan tulang ayam." seru Elliot.

"Wohooo, easy dude, oke ku tutup telponnya." ucap Jav. Tanpa menunggu jawaban Elliot, Jav langsung memutus panggilan mereka.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang