Happy Reading!❤️
-------"Jav? Is that you?"
______Ayesha terkejut mendengar suara lawan bicaranya di telpon saat ini. Ia berusaha menenangkan pikirannya terlebih dahulu sebelum menghadapi lelaki di seberang sana.
"Ternyata benar kau." ucap Jav tersenyum penuh kemenangan.
"Lagi-lagi kau! Tau dari mana nomor telponku? Kau tidak mendapatkannya dari hasil memata-mataiku seperti penguntit, kan?" tanya Ayesha asal menebak. Ayesha benar-benar tidak mengerti dengan Jav, kenapa ia terus-terusan mengganggunya seperti ini bahkan diwaktu istirahatnya.
"Apakah tidak ada hal baik tentangku di otakmu? Semua tentangku di otakmu selalu berbau kriminal." balas Jav. Dirinya benar-benar tidak habis pikir dengan gadis yang satu ini. Ia selalu saja berpikiran buruk tentangnya, padahal Jav sama sekali tidak bermaksud jahat seperti yang ada di pikirannya.
"Berhenti berputar-putar Jav! Jawab pertanyaanku barusan!" Sahut Ayesha meninggikan nada bicaranya hingga tubuh Jav refleks bergidik ngeri mendengarnya.
Ujung bibir Jav langsung terangkat tertarik. Segala pikiran jahil terlintas di benaknya. Benar dugaan Ayesha, Jav sepertinya punya hobi baru kali ini. Bukan hobi bermain sepakbola, basket, atau hobi-hobi lelaki seperti pada umumnya.
Hobinya adalah meng.gang.gu!
"Jika aku tidak ingin memberitahumu? Kira-kira apa yang terjadi? Oh aku tau, kau jelas semakin berpikiran yang tidak-tidak tentangku. Mungkin mau akan menganggapku mafia." Sindir Jav.
Ayesha sangat malas berdebat dengan Jav saat ini. Waktu sudah pukul 9 malam, dirinya juga sudah terlalu lelah untuk meladeni Jav yang tidak ada habisnya menggoda Ayesha malam-malam begini.
Ditambah besok ia ada kelas pagi, dan harus istirahat lebih awal agar tidak terlambat.
"Kau ingin jawab atau kututup telpon nya?!" Ketus Ayesha akhirnya. Oke, dia benar-benar lelah.
Jav terdiam sambil berpikir sebentar. Dia mencari alasan terbaik untuk mengelabui Ayesha. Ia tidak ingin gadis itu tahu dari mana dirinya mendapat nomor Ayesha. Jika Ayesha tahu kalau dirinya memang secara diam-diam mencari tahu sesuatu tentang gadis itu seperti penguntit, ia akan semakin mengejeknya atau... marah, mungkin?
Jav tidak ingin itu terjadi. Maka ia memutuskan untuk mengeluarkan keahlian berbohongnya. Semoga Ayesha cukup bodoh untuk ia tipu.
"Jadi, kau ingin tahu dari mana aku dapat nomormu?"
"Javier Austin!" Pekik Ayesha. Tanpa sadar ia membentak Jav. Akibat kehilangan kesabaran menghadapi Jav pada sambungan telepon mereka.
"Hahaha... Baiklah, aku mendapat nomormu dari-"
Tok.. tok.. tok..
Kalimat Jav sontak terjeda dengan adanya suara ketukan yang terdengar dari pintu kamar Ayesha tiba-tiba.
"Sssstt.. diam!" sahut Ayesha memberi isyarat agar Javier tidak melanjutkan perkataannya sebentar. Ia meletakkan jari telunjuk di depan bibir, kemudian menutup permukaan ponsel dengan tangannya agar percakapan mereka tak terdengar.
Dari seberang telepon, terdengar suara Jav terkekeh pelan. Jav tersenyum. Walaupun Jav tidak melihatnya, tapi Jav yakin kalau gadis itu sedang panik sekarang.
"Kau belum tidur, darling?"
Sangat mudah bagi Ayesha menebak siapa pemilik suara tersebut. Itu adalah Alshey Willson--ibunya.
"No mommy, i haven't sleep." Jawab Ayesha dari dalam. Dirinya bernapas lega karena yang mengetuk pintu kamarnya bukan ayahnya. Jika itu ayahnya, Ayesha bisa malu untuk part kedua karena tertangkap basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know Him
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'. Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen. Bermula dari tiga...