AYESHA :
Mobil Ayesha berhenti di depan gerbang Seattle University. Seperti biasa, Ayesha memastikan dulu barang-barang kuliahnya telah terbawa. Setelah itu, Ayesha menatap Ayahnya yang duduk di kursi depan bersama Mr. Harvey.
“Kalau begitu, aku masuk, bye daddy,” ucap Ayesha sebelum dirinya turun. Ayahnya menoleh ke kursi belakang, lalu mengangguk sambil tersenyum, “Masuklah,”
“Okay,” kata Ayesha, lalu mata Ayesha berubah menjadi melihat Mr. Harvey, tiba-tiba Ayesha merasa ingin menggoda sopir keluarganya itu sedikit.
“Ah! Mr. Harvey, jika kau melihat ada yang mencurigakan atau sesuatu yang janggal dari Ayahku, laporkan saja padaku,” ancam Ayesha menatap sopirnya dari kaca spion kecil yang menggantung di depan.
Mr. Harvey tertawa rendah, ia hanya balas menatap pantulan diri Ayesha sambil mengangguk juga.
George membuang napas, lalu ia menggeleng, “Honey, please,” mohon George, seolah menegaskan putrinya agar segera turun dan masuk saja tanpa berisik.
Ayesha mengulum senyumnya, ia merasa mengerti maksud sang Ayah. Akhirnya Ayesha menyandang tas nya, kemudian membuka pintu mobil dan turun meninggalkan mereka berdua.
****
Jav menatap Hillary di depan pintu, lalu menatap dosennya dengan tatapan sama sekali tidak menyangka. Untuk beberapa saat, Jav belum bisa membaca situasi ini, tapi disisi lain, dia tau Hillary akan melakukan apa saja demi memenuhi keinginannya. Apalagi hanya untuk menjadi mahasiswi di kampus yang sama dengan Jav, ia yakin ini terlalu mudah bagi Hillary.
“Kenapa kau bisa ada di sini? Apa yang kau lakukan?” tanya Jav menatap Hillary tidak suka. Oke, Jav bodoh sekali malah menanyakan pertanyaan basi semacam itu.
Hillary mendekati mereka berdua. Sekarang Hillary berdiri hanya berjarak dua langkah di dekat Jav.
Hillary tersenyum, tapi bukan untuk Jav, melainkan untuk Mr. Owen yang memperhatikan mereka seperti penuh pertanyaan di kepalanya.
“Terima kasih sudah membantu saya agar bisa menempuh studi di sini, Mr. Owen,” tutur Hillary tersenyum ramah, lesung pipi kecil di bawah ujung bibirnya seketika tercetak tipis.
Mr. Owen langsung merespon sikap sopan Hillary, kemudian Hillary menengok untuk menatap Jav di sampingnya, lalu berucap.
“Jadi, apa hari ini aku sudah bisa ikut kelas, Sir?” ujar Hillary sambil menatap Jav datar, lebih seperti menyindir lelaki di sebelahnya dengan besar kepala.
“Hari ini sudah bisa, berkas mu telah disetujui oleh chancellor. Kebetulan saya sedang memeriksaa berkas mu tadi, dan itu telah ditandatangani semua,” tutur Mr. Owen, setelah mengatakan itu, beliau berdiri dan berjalan menghampiri Hillary.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know Him
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'. Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen. Bermula dari tiga...