Chapter 44 ~ D-day [2]

124 6 2
                                    

Playlist : Hailee Steinfeld - Capital Letters.

Playlist : Hailee Steinfeld - Capital Letters

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SURPRISE!!

Mendengar pekikkan kuat sekaligus melihat ada beberapa orang lain di halaman rumahnya membuat gadis itu seketika speechless. Ayesha tak percaya dengan apa yang dirinya lihat saat ini. Terutama, saat manik matanya mendapati sosok Mia yang turut hadir.

Mengetahui teman-temannya kini bersamanya, Ayesha mulai bergerak. Ia berlari kemudian memeluk Mia.

“Oh God! Miaa! Kukira kau tidak pergi,” sahut Ayesha menyalurkan rasa gembiranya sembari mendekap sahabatnya itu.

Mereka berdua loncat kegirangan sambil berpelukan layaknya teletubbies sampai tidak sadar jika mereka semua harus segera berangkat sekarang juga.

Tingkah Ayesha membuat para lelaki memijit kening. Walau sudah biasa, pemandangan itu juga membuat Stephanie, Julie, dan Alice menggeleng gemas.

Mia terkekeh, ia menatap temannya yang lain lalu berusaha melepaskan tubuhnya.

“Hahaha, aku ikut, tenang saja. Hei, kita harus berangkat sekarang.” tutur Mia halus. Ucapannya itu berfungsi, karena Ayesha sontak mengakhiri pelukan mereka.

“Jadi? Bagaimana rasanya liburan tanpa tahu tujuannya, sis?” kelakar Stephanie, gadis itu melipat tangannya di dada.

Shut up, bitch! Akan kubalas kau nanti!”

Stephanie menjulurkan lidahnya.

Ayesha melayangkan bogeman ke udara.

Elliot refleks bereaksi ketika dirinya menyaksikan dua gadis itu bertingkah konyol. Lelaki itu mulai mencium bau-bau akan ada perang pagi-pagi jika dibiarkan. Elliot lantas mendekatkan bibirnya ke telinga Jav seperti hendak membisikkan sesuatu.

“Jika ingin melanjutkan liburan ini, sebaiknya gendong salah satu.” bisik Elliot memberi usul, tanpa mengalihkan tatapannya dari dua gadis tersebut.

Jav menyikut pinggang Elliot agar menjaga tutur katanya. Namun, merasa tak mau ambil pusing, Elliot nekat menginterupsi. Dia pikir biar ia sendiri yang turun tangan.

Elliot menepuk tangan, sontak perhatian dua gadis itu teralihkan dengan mulus.

“Berhubung sudah semakin siang, kita harus cepat.” tegas Elliot seraya memeriksa arloji di tangan kirinya, “Steph dan Mia ikut mobilku. Alice dan Julie, dengan Axel. Okay, let's go!” ucap Elliot bergelora.

Ayesha merasa ada yang janggal. Memang sudah wataknya yang pembantah, ia pun menyanggah.

“Oh ya? Lalu bagaimana denganku?”

“Kau ikut denganku, my queen.” sambung Jav frontal. Ia mengambil bahu Ayesha dengan satu tangan atletis miliknya tanpa permisi.

Bola mata Ayesha membelalak, “Apa?! Tidak, terima kasih. Aku bersama Alice saja.” tolaknya. Ayesha mencampakkan lengan Jav dan hendak menghampiri Alice yang baru ingin masuk mobil.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang