Happy Reading!❤️
-----Ayesha, kau tamat hari ini!
_______Jav setia memperhatikan Ayesha sembari membagikan seringai jahil sebagai senjatanya. Sedangkan Ayesha di depan, berusaha mengontrol emosinya dengan kerap menghembuskan napas panjang.
"Maaf, sepertinya ada sedikit gangguan," ucap Ayesha melihat sekelilingnya.
Ayesha mendekat, lalu menarik tangan Jav untuk mengajaknya bicara di luar.
"Ikut aku!" sahut Ayesha menarik tangan Jav. Jav menatap Ayesha bingung. Namun Jav tidak juga bangun dari kursinya.
"Kau mau ikut, atau kubuat kakimu berjalan pincang lagi?" kata Ayesha. Dia mencubit pinggang Jav, sekaligus melototi laki-laki itu.
Jav akhirnya bisa diajak keluar.
Sementara itu, mereka berdua masih menjadi pusat perhatian seluruh orang yang ada di dalam kelas. Termasuk Mr. Jhones dan teman Ayesha.
Mr. Jhones terdiam sejenak berusaha memaklumi mereka kali ini. Untunglah Mr. Jhones mudah memahaminya. Karena Mr. Jhones tidak biasanya begitu.
"Baiklah, sepertinya kita lanjutkan presentasinya tanpa Ayesha. Biarkan dia mengurus masalahnya dulu." tutur Mr. Jhones sambil mengulum senyumnya.
Setelah itu, presentasi kembali dilanjutkan tanpa Ayesha.
****
Ayesha menarik Jav keluar dari kelas dan membawanya ke rooftop kampusnya di lantai paling atas.
"Katakan! Dan jangan coba main-main lagi." Ayesha melepas tangan Jav kasar.
Jav tersenyum miring, sementara Ayesha menatap dingin padanya.
"Bukankah sudah kukatakan tadi? Perlu kuulangi?" sahut Jav.
Ayesha mengepalkan tangannya. "Javier Austin!" Ayesha berteriak. Membuat Jav terkesiap.
Oh sungguh ia sudah benar-benar lelah dengan perbuatan Jav yang kekanakan. Andaikan membunuh orang itu halal, Ayesha mungkin tidak akan segan-segan meninjunya hingga lelaki itu kehilangan banyak darah dan tidak bernapas lagi.
"Kau ingin aku mengatakan apa lagi?" balas Jav. Kini kilatan jahil telah muncul di matanya. Astaga, Jav tidak punya rasa bersalah atau apa?
Ayesha menarik napas dan mengeluarkannya perlahan.
"Dengar ya Jav, entah apa yang salah dengan dirimu dan juga otakmu. Tapi, bisakah kau lihat-lihat dulu jika ingin menggangguku?"
Seluruh tubuhnya seakan telah mendidih menghadapi setiap tingkah konyol yang dilakukan Jav padanya. Ia sungguh tidak mengerti dengan pemikiran laki-laki di depannya.
"Aku tahu kampus ini milik perusahaan ayahmu, dan artinya kampus ini milikmu. Tapi, bisakah kau jangan seenaknya padaku?" Ayesha melanjutkan ucapannya. Jav masih diam menatap Ayesha.
"Kau tidak lihat barusan aku sedang apa? Kau tidak lihat tadi itu mata kuliah siapa? Kau mau tanggung jawab setelah apa yang kau lakukan? Dan apa kau sadar dengan ucapanmu barusan?" Ayesha akhirnya meluapkan emosinya menyerbu Jav dengan pertanyaannya bertubi-tubi.
Marah, kesal, serta malu kini telah menguasai diri Ayesha. Ia tidak mengerti kenapa Jav melakukan ini semua padanya. Untungnya kali ini Ayesha kuat, ia tidak menangis seperti sebelumnya.
Sebenarnya apa maksud dia melakukan itu? Apa ini lucu? Atau memang membuat orang lain menderita adalah hobinya? Entahlah, Ayesha tidak mengerti. Kepalanya sudah pening sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know Him
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'. Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen. Bermula dari tiga...