Jieun sedang merapikan barang2nya di loker yang disediakan di cafe ini. Cafe sudah tutup setengah jam yg lalu. Seakan tenaganya sudah habis dengan tangisannya tadi sore, kini dirinya hanya duduk termenung depan loker. Rasanya tidak sanggup lagi berjalan pulang ke flatnya, bahkan untuk melakukan aktifitas besok pun dia sudah tidak bisa membayangkannya.
Pikirannya benar2 berkecamuk, moodnya hancur, bahkan hatinya jauh lebih hancur. Saat ini, dia hanya ingin pulang ke Busan dan memeluk kedua orangtuanya. Mengingat itu, Jieun kembali terisak. Dia sangat rindu orangtuanya, Busan, dan masa lalunya.
Jungkook mendapati Jieun sedang menangis lagi. Dia hanya terus memperhatikan wanita itu di depannya dengan jarak yg cukup jauh.
"Ayo pulang. Biar ku antar." ujar Jungkook.
Jieun cepat2 menghapus air matanya, dan berdiri meraih tasnya serta menutup kembali pintu lokernya.
"Tidak perlu. Aku sendiri saja." ucap Jieun pelan.
"Biar ku antar Noona. Tidak masalah kan." Jungkook tetap memaksa.
"Aku bilang tidak perlu!!" bentak Jieun tiba2. Dia menatap dengan tatapan kesal namun bercampur dengan sedih. Matanya yg merah sangat jelas terlihat.
Kemudian, Jieun melangkahkan kakinya keluar meninggalkan Jungkook yg masih terdiam. Selama perjalanan pulang, dia hanya terus menunduk dan sesekali menangis kembali mengingat semua perkataan Hana padanya. Diapun kembali mengingat bagaimana dirinya dulu ketika baru beberapa tahun di Seoul.
Memang dia baru menyadarinya, betapa memuakkannya dulu. Berlaga seperti wanita dengan uang yang banyak, berlaga bahwa dirinya memang senang dengan berpesta seperti teman2nya. Tapi itu semua dia lakukan agar dia bisa memiliki banyak teman, dan juga menikmati kehidupan yg dia pikir itu lah kehidupan yg bahagia.
Dirinya benar2 merasa bodoh.
Dengan langkah gontai, Jieun menaiki tiap anak tangga untuk bisa sampai di kamarnya. Ketika dia baru saja akan sampai, dia baru menyadari ada sosok yg sudah menunggunya di depan pintu kamar flatnya. Dia adalah Woo Shik.
Dari tatapannya, Jieun bisa memastikan bahwa Woo Shik sudah tahu soal dirinya bekerja di cafe, dan mungkin cerita lainnya yg disampaikan oleh Hana atau Min Soo.
"Kau baru pulang?" tanya Woo Shik datar namun terlihat jelas di matanya, sebuah kemarahan.
Jieun tidak menjawabnya. Dia hanya terus melihat pria itu. Dia tidak tau apa yg akan terjadi pada dirinya bersama pria ini.
"Kemarilah." ucap Woo Shik lagi kali ini seperti nada lelah. Jieun hanya menuruti perintahnya. Walau sebenarnya dia hanya ingin berlari menjauh dari pria ini.
"Ayo masuk." ucapnya lagi. Jieun benar2 tidak ingin ada pembicaraan apapun. Walau memang tidak bisa dipungkiri, dia juga ingin menanyakan kebenaran dari semua perkataan Hana tentang komentarnya kepada dirinya.
"Kenapa? Kau ingin membahasnya disini?" ucap Woo Shik kali ini benar2 tidak bersahabat.
"Aku sangat lelah. Tidak bisakah kita membahasnya besok?" ucap Jieun yg memberanikan diri menolak apa yg dia minta.
"Kau lelah? Apa yg kau lakukan sampai kau lelah? Ah~ Kau bekerja di cafe itu. Apa yg kau kerjakan? Apa temanmu dari Busan itu ada disana? Siapa namanya? Jungkook?" ucap Woo Shik sinis dengan guratan senyum jahatnya.
Jieun terkejut dengan perkataan Woo Shik karena mengetahui bahwa Jungkook juga bekerja disana. Dia sudah mengira bahwa Hana akan menceritkan padanya, tapi seharusnya Hana tidak tau mengenai Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful (Believe in Your Heart)
FanfictionTerpaut usia yang sangat jauh bukanlah masalah. Namun bagi wanita ini adalah masalah, terlebih usianya yg lebih tau dari pria yg sangat dia kenal sejak duduk di Sekolah Dasar. Beda usia 5 tahun membuat Park Jieun merasa tidak mungkin bisa menjalin...